Jangan Menyerah
Oleh : Ainun Dawaun Nufus – Muslimah HTI Kediri
Ini nasehat kepada siapa saja yang takut kesusahan di dunia: bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya masalah rezeki itu ada di tangan Allah. Ini adalah nasehat kepada siapa saja yang takut terhadap tindakan orang-orang zalim: ketahuilah bahwa masalah ajal/kematian itu ada ditangan Allah. Ini adalah nasehat kepada saudara-saudara kami yang takut: Padahal Allahlah yang berhak untuk kamu takuti jika kamu benar-benar orang yang beriman (QS at-Taubah [9]: 13).
Jadi, Allahlah yang berhak ditakuti. Karena itu, kita mengatakan yang haq. Perkataan yang haq tidak akan mengurangi apa-apa, juga tidak mendatangkan upah layaknya pekerjaan; melainkan akan mendatangkan pahala dan surga-Nya.
Ini juga nasehat kepada saudara kami para mubaligh dan mubalighoh: sesungguhnya saudara-saudari bertanggung jawab mengangkat posisi umat; hendaklah saudara berjuang membangkitkan umat sehingga kembali mulia dan terhormat seperti pada masa Khulafaur-Rasyidin. Mereka yang menjawab, “Kami takut,” maka kami berkata sebagaimana sabda Rasul saw., “Cukuplah Allah sebagai penolong kami.”
Keistimewaan beriman kepada Allah, serta takut terhadap kekuatan dan balasan-Nya, akan menjernihkan hati, menghilangkan karat-karat yang menempel, serta mengisinya dengan kemuliaan, keberanian dan keteguhan, seperti keberanian orang-orang terbaik-kami menyebutkan mereka di sini bukan untuk membatasi-yaitu Sufyan ats-Tsauri, Abu Hanifah, Imam an-Nawawi, Ibnu Qayyim al-Jawziyyah, Ibnu Taimiyah, Syaikh Abdul Aziz al-Badri, Syaikhul Islam Musthafa Shabri, Sayyid Quthub, Abdul Qadir Awdah, dan masih banyak yang lainnya. Semoga Allah senantiasa merahmati dan memberkati mereka semua, serta orang-orang yang seperti mereka dalam aktivitas dan keberaniannya.
Mereka dan orang-orang yang sepertinya sesudahnya merupakan cermin kehormatan umat, serta cermin kebanggaan dan kejantanannya. Mereka semua menolak untuk hidup sebagai pengecut. Mereka lebih memilih mati, penjara atau pergi daripada hidup terhina di antara para penguasa tiran. Sehingga atas dasar ini, wajib memahami masalah takut, dan menggunakan dengan cara yang benar.
Mereka bersabar dengan segala resiko yang menghadang aktivitas menolong agama-Nya ini. Sabar melawan hawa nafsu lebih sulit daripada sabar menghadapi pertempuran dan lebih besar pahalanya. Pemberani yang maju ke medan pertempuran, ia sedang mengunyah nikmatnya kemenangan dengan gerahamnya. Sehingga apabila telah ada pertempuran sengit, maka jiwanya bersemangat dan bergelora. Sementara orang mukmin yang berperang melawan hawa nafsu, ia sedang menelan pahitnya larangan (meninggalkan perkara-perkara haram).
Sehingga apabila ia bersih kukuh pada kesabaran, maka jiwanya berpaling dan menangis. Pemberani yang berperang melawan musuh-musuhnya-maka itu dilakukan bisa saja-karena riya’ (hipokrit), sum’ah (gila hormat), fanatisme dan berharap ridha Allah. Namun, orang mukmin itu tidak berperang melawan hawa nafsunya, kecuali karena ketaatan dan semata-mata berharap ridha Allah.
Dengan demikian, sesuai dengan konsep pembebasan dari belenggu dunia dan perangkap nafsu ini, maka seseorang benar-benar terbebas dari beban berat ketergantungan dan ketundukan kepada selain Allah. Sehingga keterikatan dan ketergantungannya di dunia setelah itu hanyalah kepada syariah Allah dan kedaulatannya. Di dunia ini tidak akan pernah menyerah dan tunduk kepada selain Allah. Tentu orang yang seperti ini berbeda dengan kelompok orang yang hina, yaitu orang-orang yang diperbudak dunia, tertipu dan terpedaya oleh kemewahan dan perhiasan dunia. Akibatnya, mereka begitu tunduk dan patuh dengan dorongan syahwat dunia. Akibatnya ia benar-benar telah kehilangan potensi-potensi kewibawaan, keperkasaan dan kemuliannya. Sehingga dengan ini semua ia tetap menjadi tawanan yang hidupnya senantiasa diselimuti kehinaan.
Marilah kita bertakwa kepada Allah dan mencari posisi ash-shâdiqûn dan al-mukhlishûn sehingga Allah akan memuliakan mereka dengan pertolongan-Nya di dunia dan akhirat. Siapa saja yang ingin mendapatkan predikat mulia di dunia dan di akhirat harus berdiri di pihak umat dan berdiri di samping orang-orang yang berjuang dan mukhlis, bukan berdiri di samping penguasa yang akan lenyap kekayaannya dan akan hancur kekuasaan dan negaranya atas izin Allah SWT. [VM]
Posting Komentar untuk "Jangan Menyerah"