Maryam Al Asturlabi: Teladan Ilmuwan Islam Masa Kini
Oleh: Rahmadinda Siregar
(Mahasiswi SKI UIN SUKA JOGJA)
Berbicara sebuah peran tentu melibatkan status, yang mau tidak mau akan membentuk sebuah konsep (mafahim) seseorang mengenai tujuan dari terlibatnya dia dalam sebuah aktivitas. Begitu pula dengan kiprah ideal seorang muslimah dengan identitasnya sebagai seorang pengemban dakwah Islamiyah. Keistimewaan dan kemuliaan Muslimah tentu tidak hanya ketika dia berbalut busana syar’i atau menjaga akhlak, akan tetapi dia juga mampu berkontribusi demi tegaknya peradaban Islam kembali.
Maryam Al-Ijliya atau Maryam Al-Asturlabi adalah seorang Muslimah yang hidup di sekitar abad 10 atau 944 M di Aleppo, Suriah. Ayahnya adalah sorang pembuat astrolobe terkenal di Baghdad. Penemuan yang dihasilkan oleh Maryam Al asturlabi dalam dunia astronomi sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia pada umumnya dan umat Islam khususnya. Astrolobe adalah alat yang digunakan untuk memperkirakan ketinggian bintang-bintang di ufuk, dan menentukan waktu. Astrolobe merupakan perangkat rumit yang digunakan sebagai penunjuk arah dan waktu.
Perhatian para ilmuwan Muslim begitu besar terhadap dunia astronomi. Sebab, menurut kaum Muslimin ilmu astronomi ini bagian dari ilmu yang erat dengan syiar keagamaan mereka. Di mana kebutuhan untuk mempelajarinya menjadi fardu kifayah guna menetukan waktu waktu sholat sesuai kondisi letak geografis, penentuan arah kiblat, gerakan bulan untuk menetukan awal Ramadhan, haji dan perubahan musim.
Maryam Al Asturlabi banyak berguru dari ayahnya. Ia melakukan pekerjaan itu di sebuah desa bernama Aleppo, Suriah saat ini yang masih bergejolak. Pembuatan Astrolobe ini menjadi design GPS yang saat ini kita gunakan.
Hadirnya sosok Muslimah penemu astrolobe ini, cukuplah menjadi bukti kesuksesan peradaban Islam memberi perhatian besar terhadap wanita. Islam tidak memandang wanita sebagai warga ‘kelas kedua’, yang hanya diposisikan sebagai pemuas hawa nafsu para lelaki. Namun, Islam yang berasal dari Allah SWT memandang wanita sebagai ciptaan yang mulia dan terjaga. Islam senantiasa mendorong setiap Muslim dan Muslimah untuk berlomba-lomba dalam menimba ilmu.
Maryam Al Asturlabi sangat layak untuk dijadikan sebagai teladan bagi para Muslimah di abad ‘Milenial’ saat ini. Kegigihan, dan keunikan bakat yang dia miliki patut untuk ditumbuhkembangan di tengah-tengah kehidupan umat Islam. Meskipun Maryam Al Asturlabi merupakan kasus langka yang tidak banyak sumber informasi dan literatur yang menceritakan tentangnya.
Pencapaian umat Islam sebenarnya adalah hadirnya peradaban Islam yang tetap memelihara teori ilmu sebelumnya dan melurusan kesalahan. Mereka yang mengubah ilmu tersebut dari sebatas teori menjadi eskperimen ilmiah. Semangat kreativitas umat Islam dalam menorehan karya-karyanya selalu disertai dengan kesadaran hubungan pada Allah (idrak silatubillah), bahwa segala aktivitas yang mereka lakukan semata-mata tertuju pada kemaslahatan umat. Sayangnya, saat ini ketika umat Islam tidak lagi hidup dibawah naungan Peradaban Islam semangat keilmuwan itu menurun dan stagnan. Meski banyak dari kalangan umat Islam yang peduli dengan dunia pendidikan, tetapi itu ditujuakn untuk mencari ‘manfaat’ diri sendiri. Inilah tradisi ilmu yang sifatnya materialis, bahkan tak jarang potensi kreativitas itu dimanfaatakn oleh Negara-Negara Barat.
Wahai para Muslimah, Kita adalah generasi masa depan umat ini. Generasi yang dilahirkan sebagai khairu ummah. Maka, berkaryalah untuk kebangkitan umat, dan kemuliaanya. Meski di tengah keterpurukan zaman yang begitu parah, kita harus tetap ‘sadar’ dan ‘siap’ untuk menjadi pelopor perubahan. Dengan senantiasa menjadikan Islam sebagai pandangan hidup dan jalan hidup. Tetap optimis dalam meraih cita-cita peradaban mulia. [VM]
Posting Komentar untuk "Maryam Al Asturlabi: Teladan Ilmuwan Islam Masa Kini"