Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puluhan Ribu Pengungsi Terkapar, Penguasa Arab Sibuk Melempar Dadu


Oleh : Umar Syarifudin 
(Lajnah Siyasiyah DPD HTI Kota Kediri)

Sebanyak 64.000 warga Suriah saat ini terdampar di wilayah perbatasan dengan Yordania. Puluhan ribu warga Suriah lain yang mengungsi terus berdatangan ke beberapa kawasan perbatasan.  Dilansir dari gulftoday, Jumat (6/5), hingga Kamis ada 59.000 pengungsi yang datang ke Rokbane. Sebanyak 5.000 pengungsi lain berkumpul di Handalat yang berada di sebelah barat Rokbane.  Terus berdatangannya para pengungsi disebabkan peningkatan pertempuran di Aleppo. Sekitar 280 warga sipil tewas akibat pertempuran yang terjadi beberapa pekan terakhir.

Tragisnya lagi, serangan udara terjadi di sebuah kamp pengungsi Al-Camouna yang terletak di Suriah utara, dekat Sarmana Provinsi Idlib, yang berbatasan langsung dengan Turki itu diserang pada Kamis (5/5) sore waktu setempat. Atas serangan tersebut puluhan pengungsi tewas dan terluka. Kendati rincian jumlah korban yang tewas dan terluka belum diketahui.

Penyebab konflik yang mendorong mengalirnya pengungsilah yang paling bertanggung jawab. Itu berarti negara-negara Barat dengan kebijakan kolonialismenya. Penjajahan Barat di Afganistan, yang menyebabkan konflik yang berkepanjangan, telah menyebabkan derita penduduk negeri itu.

Bashar Assad tahu persis politik bumi hangus yang dilakukan rezimnya tak akan direspon Barat dengan serius hingga membuat kekuasannya jatuh. Inilah yang membuat Bashar demikian berani dengan tindakan brutalnya. Bashar juga tahu, para penguasa negeri Islam lainnya seperti Saudi, Negara Teluk, Mesir dan Turki tidak benar-benar serius untuk menjatuhkan kekuasaannya. Bashar tahu, para penguasa itu hanya beretorika. Bashar paham, negara-negara Barat tidak menyoal secara serius kehadiran pasukan Iran dan partai pendukungnya dari Libanon, bantuan Rusia. Alasannya untuk mempertahankan rezim Assad.

Amerika paham bahwa anteknya sedang kritis dan ia tidak ingin anteknya itu jatuh. Jika anteknya itu jatuh maka Amerika ingin penggantinya juga mengikuti Amerika. Untuk itu Amerika menggunakan Turki dan Iran. Amerika menetapkan road map untuk mempertahankan Bashar Asad di kursi kekuasaan dan agar Asad mensupervisi peralihan ke demokrasi secara damai dan aman seperti yang disebutkan oleh surat kabar the Guardian Inggris. Untuk itu Amerika ingin menekan oposisi agar mau melakukan dialog dengan rezim.

Persoalan pengungsi Suriah bukanlah semata bagaimana mengurus mereka dengan baik. Yang terpenting adalah menghentikan akar persoalannya, yaitu keberadaan para penguasa negeri Islam yang represif yang menjadi kaki tangan kepentingan penjajahan Barat, termasuk menghentikan berbagai bentuk intervensi negara-negara imperialis Barat yang rakus di Dunia Islam. Kebijakan negara-negara Teluk yang kaya-raya seperti Saudi, Kuwait dan Qatar tidak bersahabat menerima pengungsi menunjukkan para penguasa itu hanya beretorika terhadap nasib umat yang telah diturunkan al Qur’an padanya.

Jelas, rezim Suriah tidak memiliki niat kepada rakyatnya sendiri kecuali makar dan kejahatan. Rezim Suriah telah membulatkan tekad untuk menundukkan kaum muslimin. Karena itu jangan beri mereka kesempatan untuk melakukan hal itu. Negara-negara Barat  pihak paling bertanggung jawab. Berbagai konflik yang terjadi di negeri Islam tidak bisa dilepaskan dari kebijakan imperialisme negara-negara Barat. Penjajahan Barat di di Afghanistan, telah menyeret rakyat negara itu dalam penderitaan. Hal ini diperparah dengan dukungan negara-negara Barat terhadap penguasa-penguasa bengis di negeri-negeri konflik, yang tidak segan-segan membantai rakyatnya sendiri. Seperti yang terjadi di Suriah.

Tragedi yang menimpa pengungsi yang sebagian besar Muslim ini, semakin menunjukkan, begitu butuhnya umat Islam akan pelindung umat. Ketiadaan khilafah telah membuat umat kehilangan pemimpin dan pelindung mereka, akibatnya nasib umat Islam sungguh menyedihkan harus melarikan diri dari negerinya sendiri.

Tidak ada selain Islam yang menjaga darah kaum muslim dan non muslim di Suriah. Hal itu persis sama seperti dahulu pada masa Khalid bin al-Walid ketika kaum Nasharani Homs berdiri di pihak tentara kaum muslim melawan tentara Romawi yang seagama dengan mereka.  Negeri Syam diberkahi dengan kitab Allah SWT dan dijanjikan dengan hadits-hadits Rasulullah saw. Dengan Islam tentara dan masyarakat wajib saling menjaga darah sebagian terhadap sebagian yang lain. Dengan Islam pula masyarakat wajib menghadapi rezim. Dengan Islam juga lah ahlul quwah dari militer wajib memberikan nushrah kepada kelompok mukhlis yang berjuang untuk tegaknya Darul Islam dengan menegakkan Khilafah Rasyidah. [VM]

Posting Komentar untuk "Puluhan Ribu Pengungsi Terkapar, Penguasa Arab Sibuk Melempar Dadu"

close