‪#‎GEOSPARITUAL‬-03 TRIANGULATION

Oleh : Prof. Fahmi Amhar

Salah satu teknik paling dasar yang wajib dipelajari setiap mahasiswa geodesi adalah menentukan posisi sebuah titik berdasarkan titik-titik lain yang telah terdefinisi posisinya. Metodenya ada yang disebut potongan ke depan dan potongan ke belakang, yakni dengan mengukur sudut. Minimal diperlukan dua titik terdefinisi untuk menentukan posisi sebuah titik baru.

Kalau titik yang harus ditentukan banyak, maka akan terjadi rangkaian pengukuran segitiga yang disebut triangulasi.

Metode mendasar ini belakangan terpakai juga ketika alat pengukur jarak elektronik ditemukan. Triangulasi berkembang menjadi trilaterasi. Metode ini bahkan efektif ketika satelit GNSS (GPS) ditemukan. Posisi sebuah titik di manapun diukur berdasarkan posisinya terhadap satelit yang sebenarnya juga sedang bergerak.

Ternyata, dalam kehidupan, posisi kita di dunia juga harus selalu ditentukan berdasarkan cara yang hampir sama. Kita harus bertanya tentang posisi kita di hadapan Allah, yakni sejauh mana kita taat kepada Allah (hablum minallah) dan posisi kita di hadapan manusia, yakni sejauh mana kita membawa manfaat kepada manusia (hablum minan naas).

“Tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat: 56)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).

Kalau dua ukuran itu tidak klop, jangan-jangan ada yang salah dalam kita memaknai hablum minallah maupun hablum minannaas. Karena setiap perintah dan larangan Allah pasti memberikan manfaat bagi manusia.

Ada orang yang merasa paling baik karena selalu beribadah, sholat, membaca Qur'an, atau puasa. Tetapi ketika dia tidak memberi manfaat bagi keluarganya atau tetangganya, hakekatnya dia bukan orang yang baik. Ada pula orang yang merasa paling baik karena banyak bersedekah, membangun panti yatim, atau menolong orang miskin, namun ketika dia belum mau menutup aurat dengan sempurna ataupun sholat lima waktu, maka hakekatnya dia belum menjadi orang yang baik. [VM]

Berbagi :