Indonesia Terbelenggu Asing
Oleh : Novinatasya Marines
Mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional
-UPN Veteran Jawa Timur Surabaya-
Hubungan yang terjalin antara Indonesia dengan China dirasa cukup unik, mengapa? Karena di satu sisi, Indonesia merupakan Negara dengan politik bebas-aktif. Tetapi juga terkadang dirasa terlalu ‘intens’ dalam berhubungan dengan Negara dari Asia Timur ini. Dalam berbagai perjanjian investasi antara Indonesia – China yang dilakukan di Indonesia, dapat terlihat indikasi kuat bahwa China tidak hanya semata melakukan investasi, akan tetapi juga mengambil posisi dominan dalam hubungan bilateral tersebut, yang dapat membuat kerugian bagi Indonesia dengan berbagai perjanjian tersebut. Dalam satu aspek. contoh riilnya adalah persyaratan yang diberikan China jika mereka melakukan investasi ke Indonesia maka pekerja yang membangun infrastruktur di Indonesia tersebut ialah harus dari Negeri Tirai bambu itu sendiri. Dalam aspek ini, lantas apakah hal tersebut dirasa cukup adil untuk Indonesia ? Jelas tidak. Karena adanya kesepakatan ini maka rawan membuat adanya permasalahan sosial, yang disebabkan terciptanya ketidakseimbangan proyeksi antara penyerapan pekerja lokal dengan kedatangan pekerja asal China tersebut. Dalam aspek ini, pekerja asli pribumi merasa tersaingi dengan adanya hal ini.
Indonesia patut belajar dari pengalaman Negara-negara Afrika ketika menerima bantuan intensif dari China. China memang membangun infrastruktur di banyak Negara Afrika. Namun itu tidak tanpa imbalan. China meninginkan pasokan energi dari Negara-negara Afrika. Selain itu, China mengekspor tenaga kerja yang massif ke negara-negara di Afrika. Akibatnya tercipta kecembuuruan social di Negara Afrika antara pekerja lokal terhadap pekerja asing asal China. Beberapa Negara mulai merasa bahwa hal ini bukan memberikan keuntungan akan tetapi secara tidak sadar justru malah merugikan Negara tersebut.
Realita kedekatan Indonesia dengan China saat ini dirasa cukup kontras dengan pengalaman sejarah hubungan Indonesia dengan Negara komunis ini pada masa beberapa waktu lalu. Jika dilihat dari fakta historis, hubungan Indonesia-China diwarnai dengan sikap kecurigaan. Pada masa Soeharto, China dicurigai terlibat dalam usaha percobaan kudeta yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965. Hal tersebut terungkap dalam pernyataan resmi Menteri Luar Negeri Indonesia, Adam Malik, bahwa China telah turut mencampuri urusan domestik dalam negeri Indonesia serta memberikan pelatihan kepada warga negara Indonesia di China untuk melakukan huru-hara di dalam negeri Indonesia. Selain itu pemerintah China juga melakukan kecaman-kecaman terhadap Indonesia, serta melakukan propaganda anti-Indonesia di China, dan secara resmi berakhir dengan pembekuan hubungan diplomatik dengan China oleh Indonesia pada 30 November 1967.
Namun karena sifat pragmatis, maka secara perlahan, setelah melalui beberapa dekade, pemerintah Indonesia memutuskan untuk memperbaiki hubungan kembali dengan China pada masa sekarang. Pada akhir 1980 hingga 1990-an, pemerintah rezim Soeharto memandang bahwa China adalah kekuatan ekonomi yang besar. Karena itu sejak awal dekade 1990-an Indonesia melakukan upaya perbaikan hubungan dengan China. Di satu sisi, China juga memiliki kepentingan yang serupa. Dimana China yang ingin mendominasi perekonomian dunia dan ingin menyaingi Negara adidaya Amerika, mulai memikirkan cara agar mereka bisa mengembangkan pasarnya di Negara ASEAN, sedangkan Indonesia masuk didalamnya. Maka secara tidak sadar, hubungan diplomatik Indonesia – China dirasa mulai normal kembali bahkan sangat intens dengan Indonesia.
Untuk saat ini entah mengapa beberapa anggota pemerintah merasa masih belum sadar akan ancaman kerugian dalam kerjasama yang mereka jalin dengan China. Kerjasama ini dalam jangka panjang berpotensi kuat merugikan bagi Indonesia. Menurut China, mungkin Indonesia dirasa cukup aman jika dijadikan tempat investasi infrastruktur dikarenakan Indonesia lebih mudah untuk ‘dikendalikan secara tidak sadar’ oleh China. Dari berbagai literatur, dapat disimpulkan bahwa lama kelamaan justru Indonesia nantinya akan mengalami kerugian ekonomi yang besar terkait dengan adanya investasi berupa infrastruktur oleh China. Mengapa? Karena sebenarnya China lebih mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibanding Indonesia. Pertama, tenaga kerja banyak berasal dari China. Kedua, Indonesia masih harus membayar hutang dari pembangunan infrastruktur yang dilakukan China. Ketiga, kemudian infrastruktur milik China tersebut juga menghasilkan keuntungan yang juga akan diberikan pada China sendiri.
Mungkin hanya beberapa lapisan masyarakat yang merasa sadar akan adanya hal terselubung yang diinginkan China dalam melakukan investasi infrastruktur di Indonesia. Selain dari segi ekonomi, kerugian yang dialami Indonesia akibat hal ini ialah, makin berkurangnya sumber daya alam di Indonesia dikarenakan pembangunan tersebut ada yang dibangun untuk menggali sumber daya alam Indonesia yang nantinya bisa di produksi kembali , hal ini juga pada akhirnya bisa disebut bahwa hal ini milik China meski pada dasarnya mereka hanya menumpang tempat di Indonesia dan mengeruk sumber dayanya. Hal-hal tersebut membuat beberapa masyarakat berpikir, bagaimana peran pemerintah Indonesia dalam hal ini? mengapa mereka tidak menindaklanjuti hal ini? tingkat pengangguran di Indonesia tidak sedikit, mengapa mereka seolah biasa saja menanggapi hal ini.
Hubungan diplomatik yang diharapkan oleh suatu Negara dengan Negara lain adalah hubungan yang saling menuntungkan karena adanya pencapaian kepentingan nasional antar kedua Negara. Namun dalam hal kondisi dimana dirasa satu Negara tersebut justru lebih aktif dan mendominasi dalam kerja sama tersebut, maka patut menjadi alarm bagi Negara mitra kerjasama tersebut. Terlebih dalam kasus Indonesia-China, kita ketahui adanya potensi kuat dari China untuk mendominasi kawasan Asia Tenggara serta adanya keinginan China untuk mengimbangi Amerika Serikat sebagai negara super power. [VM]
- Sukma, Rizal, 1994. “Hubungan Indonesia-Cina: Jalan Panjang Menuju Normalisasi”, dalam Bantarto Bandoro [ed], Hubungan Luar Negeri Indonesia Selama Orde Baru, Jakarta, CSIS, hlm. 54 diakses pada 16 Juni 2016
- http://www.dw.com/id/jokowi-fokus-kerjasama-ekonomi-dengan-jepang-dan-cina/a-18336364 diakses pada 16 Juni 2016
- http://www.kemenperin.go.id/artikel/453/RI-RRC-Sepakati-Kerjasama-Penelitian-dan-Pengembangan-Industri diakses pada 16 Juni 2016
- http://koran.bisnis.com/read/20160226/250/522983/hubungan-indonesia-china-saatnya-meningkatkan-pemahaman-dua-arah diakses pada 17 Juni 2016
Posting Komentar untuk "Indonesia Terbelenggu Asing "