Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kita di Era Anti-Klimaks Dominasi Kapitalisme


Oleh : Ainun Dawaun Nufus (MHTI Kab. Kediri)

Dr. Jacques Diouf, Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) berkata: “Bahwasannya jumlah orang yang menderita kelaparan di seluruh dunia tahun ini mecapai 1 miliar orang, yakni seperenam dari populasi penduduk dunia, itu semua terjadi karena krisis ekonomi global dan meningkatnya harga-harga makanan tertentu (pokok)”.

Diouf menjelaskan: “Bahwa krisis kelaparan yang mematikan, yang sekarang menimpa seperenam umat manusia, akan menimbulkan ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan di dunia. Jadi harus membentuk konsensus yang komprehensif terkait tindakan aktif dan cepat untuk mengakhiri bencana kelaparan di muka bumi, dan mengambil tindakan yang menjamin tercapainya tujuan tersebut. ”

Sesungguhnya yang harus dipahami oleh Dr. Jacques Diouf dan teman-temannya adalah bahwa krisis kelaparan ini mustahil dilenyapkan kecuali dengan meleyapkan sistem kapitalis itu sendiri. Sedanga apa yang diminta oleh Diouf bahwa “penting melakukan tindakan aktif dan cepat untuk mengakhiri bencana kelaparan di muka bumi” tidak akan mendapatkan restu dari Amerika dan negara-negara penjajah. Sebab, sifat kerakusan para kapitalis itulah yang mendorong para penjajah untuk bekerja demi mengakuisisi semua kekayaan dan mencegah negara-negara miskin memilikinya. Inilah sebenarnya yang terus meningkatkan jumlah orang yang kelaparan di dunia.

Bukti atas hal tersebut adalah bahwa setiap tahun meningkat jutaan lebih jumlah orang-orang yang berubah dari hidup dalam kemiskinan menjadi hidup dalam kelaparan. Ini akibat dominasi kapitalisme yang dipertahankan musuh-musuh Islam.

Khilafah, wahai kaum Muslim. Mari tegakkan khilafah, maka kita pasti akan meraih kemuliaan. Kembalikanlah Khilafah, maka pasti kondisi kita beruntung. Jika tidak, maka kita masih jatuh tersungkur hingga ke dalam jurang kelaparan dan kesengsaraan yang paling dalam, dan kita akan menyesal hingga tidak ada waktu kecuali habis untuk penyesalan.

Tiap harapan yang berhasil kita raih, selalu berujung pada kesedihan, kecuali amal perbuatan yang didedikasikan untuk Allah, karena dalam segala hal akan berujung pada kebahagiaan, baik cepat atau lambat. Dalam waktu cepat, pelakunya tidak banyak punya obsesi yang menjadi obsesi banyak orang. Sementara dalam waktu yang akan datang, ia mendapatkan surga-Nya.

Telah bercerita kepada kami Abu Khaitsamah, ia berkata: Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Yazid bin Hunais, ia berkata: Aku mendengar Wahib bin al-Ward bin Abu al-Ward, mantan budak (maula) Bani Makhzum berkata:

“Seorang ulama bertemu dengan seorang ulama yang lebih tinggi ilmunya. Lalu, ia berkata: ‘Yarhamukallah, semoga Allah merahmatimu. Mana di antara amalku yang perlu aku sembunyikan?’ Ulama—yang lebih tinggi ilmunya—itu menjawab: ‘Amal sehingga orang mengira kamu bahwa kamu tidak melakukan kebaikan apapun selain melaksanakan perkara-perkara wajib.’ Ia berkata lagi: ‘Yarhamukallah, semoga Allah merahmatimu. Mana di antara amalku yang perlu aku tampakkan?’ Ulama—yang lebih tinggi ilmunya—itu menjawab: ‘Aktivitas amar makruf nahyi munkar, mengajak orang berbuat baik dan mencegah orang berbuat munkar. Sebab, itu—merupakan tujuan—agama Allah, yang karenanya Allah mengutus para Nabi untuk menyampaikan hal itu kepada para hamba-Nya. Sungguh para fuqaha (para ahli fiqih) telah bersepakat atas sabda Rasulullah SAW: ‘Jadikan aku sebagai pembawa berkah dimanapun aku berada.’ Ia berkata: ‘Apa berkah yang dimaksudkannya itu?’ Ulama—yang lebih tinggi ilmunya—itu menjawab: ‘Aktivitas amar makruf nahyi munkar, mengajak orang berbuat baik dan mencegah orang berbuat munkar, dimanapun berada’.”

Al-Fudhail bin Iyadh berkata, Anda meminta surga kepada-Nya, sementara Anda menghadap-Nya dengan membawa sesuatu yang Dia benci. Aku tidak melihat orang yang begitu minim memperhatikan dirinya, ketimbang Anda. Ma’ruf al-Karkhi berkata, tanda kebencian Allah Azza wa Jalla kepada hamba-Nya adalah ketika Dia melihatnya sibuk dengan perkara yang tidak ada gunanya. ( Imam an-Nawawi, Bustanu al-‘Arifin, hal. 129.) 

Kini telah jelas setiap mukmin berkeinginan untuk menyelamatkan diri dari sistem-sistem yang rusak, yang upaya ini telah membuat sesak dada kaum kuffar, yaitu sistem-sistem yang telah gagal memberikan solusi terhadap berbagai problem yang terbentang di depan mereka. 

Kepada umat Islam dan para pemilik nushroh, janganlah kalian membiarkan keluarga kalian berada di bawah fatamorgana kasih sayang Amerika dan sekutunya, serta para antek-anteknya yang telah merendahkan harkat dan martabat masyarakat hanya untuk kepentingan kaum kafir penjajah. Maka, tanggung jawab kita sekarang, wahai mukhlisin yang memiliki kekuatan dan pengaruh hendaklah memberikan pertolongan kepada para pengemban dakwah untuk memimpin masyarakat menuju jalan yang benar dengan tegaknya negara Khilafah. [VM]

Posting Komentar untuk "Kita di Era Anti-Klimaks Dominasi Kapitalisme"

close