TAK Gentar dengan Para PENDENGKI, Kisah Syabab Hizbut Tahrir ini Patut Diteladani !

ilustrasi- Syabab Hizbut Tahrir
Diantara orang-orang yang awal-awal bergabung di barisan Hizb adalah sejumlah besar dari para ustadz yang mengajar di sekolah-sekolah keilmuan, dari kalangan ulama terkenal dan para qadhi syar’i.  Diantara mereka juga sejumlah besar dari para mahasiswa tingkat pertama dan kedua.  Amir Hizb sekarang Syeikh ‘Atha Abu ar-Rasytah bergabung dengan Hizb dan beliau mahasiswa tingkat pertama ketika Beliau tinggal di camp para pegungsi di dekat al-Khalil. ... Diantara anggota Hizb yang terkenal pada masa awal adalah tukang roti yang tidak bisa baca tulis, penjahit, pedagang, pegawai, tentara, insinyur, dokter, pengacara, qadhi syar’i, khathib, guru, mahasiswa, perajin perhiasan, tukang daging, sopir truk, pedagang pakaian, pedagang buah, tukang kayu, pemecah batu, dan pegawai biasa/rendahan. Hizb bertolak mengetuk pintu masyarakat dengan formasi yang menggabungkan semua kelompok masyarakat. Patut untuk diperhatikan bahwa para perajin, pegawai, dan pemilik workshop (bengkel kerja seperti penjahit, tukang roti, tukang daging, tukang kayu dsb) memiliki pengaruh besar dalam penyebaran dan mengajak pada dakwah.  Aktivitas Hizb tidak hanya terbatas dikalangan terpelajar saja meskipun dibarisan Hizb terdapat banyak orang terpelajar.  Dan tidak berlebihan saya katakan bahwa diantara orang biasa diantara para pegawai dan perajin itu aktivitas mereka dalam mengemban dakwah memiliki pengaruh lebih penting dan signifikan dari rekan-rekan mereka yang terpelajar dan pengajar.

Satu hal yang sangat jelas bagi semua orang yaitu kemampuan para pegawai biasa dan sebagian mereka bahkan tidak bisa baca tulis itu, dengan kesan ketidakterpelajaran, mereka bahkan mampu berdiskusi dengan para syeikh dan orang-orang terpelajar dalam kajian-kajian ilmiah di masjid.  Para pegawai itu bahkan mampu membantah para syeikh dan orang-orang terpelajar itu baik dalam masalah hukum syara’, masalah pemikiran dan masalah-masalah analisis politik.  Hal itu menimbulkan kemarahan sebagian syeikh zalim kepada Hizb lalu mereka berdiri memerangi Hizb dan berupaya dengan segala sarana yang mungkin untuk menjauhkan orang-orang agar tidak bergabung dengan Hizb.

Sebagai contoh, diantara pengemban dakwah di al-Khalil seorang pekerja biasa dan usianya masih muda, ia seorang ummi (tidak bisa baca tulis).  Ia dipanggil Yasin Mahmud al-Junaidi.  Salah seorang terpelajar di kota itu ingin menghina Yasin di depan teman-temannya.  Lalu orang itu menyampaikan ucapan selamat dengan mengatakan : “selamat datang wahai politisi...”  Maka pekerja itu (Yasin) meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri orang terpelajar yang menjadi direktur sekolah itu dengan penuh sopan santun, lalu ia berkata : “Ustadz, Anda telah memanggilku dengan sebutan politisi.  Jika anda berkenan tolong beritahu saya apa itu politik ?  Lalu orang itu menggelengkan kepala dan turbusnya yang berwarna merah seraya menjawab : “politik wahai anakku, saya tidak mengetahuinya, saya tidak tahu begitu juga kamu, karena yang mengetahuinya adalah orang-orang tertentu”.  Maka Yasin menggeleng-gelengkan kepala, mengingkari dan menjawab ustadz itu dengan jawaban yang jelas : “tidak ya Ustadz, jangan Anda rendahkan saya setingkat Anda.  Jika Anda tidak tahu, saya  tidak seperti itu.  Tolong Anda dengarkan, akan saya beritahukan kepada Anda.  Ya Ustadz, politik adalah pemeliharaan urusan umat di dalam negeri maupun di luar negeri.  Dan saya bangga bahwa saya seorang politisi yang ada di barisan Hizbut Tahrir.”  Maka Ustadz terpelajar itupun terdiam di hadapan seseorang yang sepintas tidak mungkin melakukan hal itu. ...[VM]

Dikisahkan oleh Syaikh Thalib ‘AwadaLlâh dalam Bukunya Memoar Kisah 'Kekasih-kekasih Allah'

Posting Komentar untuk "TAK Gentar dengan Para PENDENGKI, Kisah Syabab Hizbut Tahrir ini Patut Diteladani !"