Kesaksian Syeikh Ikrimah terkait 47 Tahun Pembakaran Masjid al Aqsha
Peristiwa pembakaran Masjid Al Aqsha tahun 1969 |
Bertepatan dengan hari Ahas, 21 Agustus 2016, peringatan 47 tahun kejahatan Zionis membakar Masjid Al-Aqsha di Palestina.
Pembakaran Masjid Al-Aqsa yang terjadi pada tanggal 21 Agustus 1969 menyebabkan mimbar kuno Shalahuddin Al-Ayyubi terbakar habis. Dinasti Bani Hasyim penguasa Kerajaan Yordania menggantinya dengan mimbar baru yang dikerjakan di Yordania. Kasus ini juga mendorong berdirinya Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang saat ini beranggotakan 57 negara.
Laman Pusat Informasi Palestina (PIC), baru-baru ini mengeluarkan laporan khusus terkait 47 tahun Zionis melakukan serangkaian kejahatan terhadap Masjid milik umat Islam sedunia itu, terutama kejahatan berupa yahudisasi yang dilakukanya sejak mereka menjajah wilayah Al-Quds tahun 1967 yang lalu.
Di bawah ini adalah kesaksian Syeikh Ikrimah Shabri, Dr Ikrimah Shabari, ketua Majelis Tinggi Islam di kota Al-Quds ini.
“Saat itu aku masih menggunakan pakaian yang masih penuh dengan asap dan debu akibat kebakaran yang menimpa al-Aqsha. Aku tidak dapat melupakan saat-saat yang memilukan. Aku menjadi saksi bagaimana lidah api membakar Masjid Al-Aqsha 47 tahun silam,” sebagaimana dikutip PIC.
“Allah menakdikan saya termasuk salah satu dari jama’ah yang berupaya memadamkan kebakaran Masjid Al-Aqsha tahun 1969 lampau. Perlu saya sebutkan kebakaran tersebut pernah dan masih terjadi. Ini merupakan alarem bagi kaum muslimin bahwa Al-Aqsha masih dalam bahaya.
Sebagaimana yang lainya saya juga merasa terpukul dengan kejadian ini. Saya tinggal dekat dengan Masjid Al-Aqsha, saat saya mendengar suara adzan dan ketika berita kebakaran masjid ini menyebar. Beberapa saat kemudian ratusan orang bersegera menuju Al-Aqsha dengan membawa air dan tanah untuk memadamkan api dan dengan berbagai alat sederhana untuk memadamkan kebakaran. Sebagian yang lainya bertakbir dan bertahlil dan yang lainya hanya bisa menangis.
Saat Jemaah shalat selesai menunaikan shalat Shubuh dan dhuha di dalam Masjid Al-Aqsha. Mereka kembali ke rumahnya masing-masing. Namun sekitar jam 6:45 menit, Michael Denis Rohan kembali menyerang masjid, ditasnya berisi bahan-bahan peledak kemudian merak menuangkanya di sejumlah plosok masjid Kiblati, sesaat sebelum lidah api menghabisi mimbar masjid.
Sekitar jam 7 kami kembali ke Masjid Al-Aqsha, kemudian membentuk rantai manusia untuk memindahkan tanah dan air untum memadamkan air, selain untuk menjamin tidak terjadi lagi kebakaran. Ia menjelaskan, api menyala di bagian timur, atap kuno bagian lama yang terbuat dar kayu dan bamboo sudah menyala dengan cepat. Adapun bagian barat, atapnya terbuat dari semen.
Pihak tentara Zionis mulai membuat opini umum dengan mengatakan, kebakaran akibat aliran listrik. Sebelumnya bahkan mereka menahan datangnya mobil pemadam kebakaran dari sejumlah kota di Tepi Barat. Upaya pemadaman api dilakukan dengan tangan hingga jam 12 siang. Kemudian datanglah mobil pemadam kebakaran dan meneruskanya hingga jam 4 sore. Sejumlah mobil pemadam kebakaran datang dari berbagai kota seperti Al-Quds. Al-Birah, Ramallah, Bet Jala, Betlehem, Bet Sahur dan Hebron.
Kami sangat sedih dan dulu kami katakan Al-Aqsha dalam bahaya dan hari ini juga kami katakan, Al-Aqsha dalam kondisi sangat berbahaya!
Tanggung jawab ini semua adalah Zionis dan pemerintahanya. Pihak gereja mendukung kelompok radikalis Zionis. Mereka minta agar Al-Aqsha dihancurkan dan segera dibangun kuil dibawah reruntuhanya.
Syeikh Ikrimah Shabri |
Pada saat ini wajib hukumnya bagi kaum muslimin dan Arab untuk bekerja melindungi Masjid Al-Aqsha.”
Ia juga menyerukan Negara-negara Arab dan Islam menyatukan upayanya terhadap Al-Aqsha. Pemerintah Zionis telah merancanakan dan mengatur semua penodaan ini, dengan keputusan resmi dari pemerintah.
Disebutkan, Israel berani menganggu Masjid Al-Aqsha dan Al-Quds karena kondisi bangsa Arab dan regional membantunya untuk merealisasikan rencananya tersebut, baik secara langsung maupun tidak. Pasukan Zionis berusaha menguasai Al-Aqsha dengan menghalangi jamaah shalat dan para penjaganya memasuki masjid.
Shabri menegaskan, pentingnya mengikut sertakan warga Al-Quds dan wilayah jajahan dalam penjagaan masjid Al-Aqsha. Sementara dunia Arab dan Islam bertanggung jawab melindungi Al-Aqsha, bukan hanya bagi warga Al-.Quds.”[VM]
Sumber : Hidayatullah
Posting Komentar untuk "Kesaksian Syeikh Ikrimah terkait 47 Tahun Pembakaran Masjid al Aqsha"