Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjadi TREND SETTER? Way Not


Oleh : Endah Sulistiowati, SP. 
MHTI Kediri (Pemerhati Pendidikan)

Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda : “ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah di bawah naunganNya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu;(1) pemimpin yang adil, (2) pemuda yang senantiasa beribadah kepada Alloh semasa hidupnya, (3) orang yang senantiasa terpaut hatinya dengan masjid, (4) dua orang yang saling mencintai karena Alloh, keduanya berkumpul dan berpisah karena Alloh,(5) seorang lelaki yang diajak perempuan cantik dan berkedudukan untuk berzina tetapi dia berkata, “aku takut kepada Alloh”, (6) orang yang memberi sedekah tetapi dia merahasiakannya seolah-olahtangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya, (7) dan seorang yang mengingat Alloh di waktu sunyi sehingga bercucuran air matanya.” (Mutafaq’alaih).

Uforia MOS (Masa Orientasi Siswa), sudah berlalu, masing-masing siswa sudah mulai mengikuti pelajaran tahun ajaran baru dengan tenang. Ada satu hal yang cukup menggelitik yang bisa disikapi dari sekedar rutinitas belajar bagi para siswa baru utamanya yang menginjakkan kaki di SLTP/SLTA. Kata orang, masa-masa disekolah adalah masa-masa yang paling menyenangkan dan membahagiakan. Berangkat sekolah, bertemu teman, belajar bersama, bermain dan bercanda. Bahkan, kadang perubahan drastis bisa muncul disini, misalkan : dulu yang biasanya pendiam dan pemalu, berubah menjadi ganas dan beringas, atau yang dulu selalu nomer wahid berubah menjadi nomer buncit. Semua bisa saja berubah seiring dengan bergantinya waktu bisa positif bisa juga negatif dan parahnya hampir semua perubahan negatif itu karena pergaulan.

Sekarang memang jamannya android, semua bisa diakses hanya dengan menggesekkan jari dengan mudah dan murah. Media sosial pun berkembang pesat (facebook, whatsapp, line, talk, instagram, telegram, twitter dll), semua tinggal pilih mana yang disuka tidak ada yang membatasi. Di media sosialpun kita boleh berkicau dengan riangnya, dari masalah sepele sampai yang serius. Ada juga yang tiap bergerak pasang status, bahkan sholat pun bisa jadi status (misal: tiga rokaat dulu ya – ini yang mau sholat magrib -, hati ini terasa sejuk bisa menemui_Mu di sepertiga malam, dll). Namun apa cukup dengan yang demikian menjadi anak sekolahan itu? Perlu kita ingat dan sadari bahwa tiap hari 24 jam malaikat Roqib dan Atid mengikuti kita mencatat semua aktivitas kita dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi.

Tidak ada yang menjamin bahwa kita hidup sampai tua, banyak juga yang mati ketika usia masih muda, bahkan ada yang meninggal katika masih balita. Memang, hari esok pasti datang, tapi tidak menjamin kita bisa melihat hari esok. Jadi jargon hidup - “kecil disuka, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga” - itu tidak ada dasarnya, masuk surga pun ada syaratnya. Semua waktu yang kita lalui akan dimintai pertanggung jawaban oleh Alloh.  

Sehingga apa yang harus kita lakukan agar bisa menjadikan hidup kita ini penuh makna. Pertama, memelihara kesadaran hubungan dengan Alloh. Maksudnya kita harus selalu ingat bahwa tiap apa yang kita lakukan setelah kita baligh maka semua akan dicatat sama malaikat dan akan dimintai pertanggung jawaban oleh Alloh di hari penghitungan amal. Kedua, mengendalikan pemikiran dan perbuatan sesuai dengan pemahaman Islam. Sehingga disini, kita harus tahu perbuatan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan sesuai dengan aturan Alloh, contoh : pacaran itu diharamkan oleh Islam maka kita pun juga tidak melakukannya, menutup aurat itu wajib bagi wanita maka kita pun harus menutup aurat. Berbagai aturan-aturan Alloh itu bisa kita tahu kalau kita mau mengkaji Islam lebih dalam, sehingga kita tidak menjadi generasi yang ‘au ah gelap’. Ketiga, merasa menjadi bagian dari umat Islam. Artinya, Islam itu tidak terkotak-kotak menjadi Islam Indonesia, Islam Malaysia, Islam Palestina dll. Jadi menjadi bagian dari umat Islam itu, kita sadar bahwa sebenarnya Islam itu satu, kitabnya satu, nabinya satu, kiblatnya pun satu. Sehingga kita bisa merasakan penderitaan saudara kita yang berada di belahan bumi yang lain, dan juga kebahagiaan di bagian yang lain pula. 

Langkah berikutnya saatnya beraksi, menjadikan diri kita sebagai “pusat perhatian”, dengan kata lain jangan menjadikan diri kita itu sebagai cerminan yang eksklusif, nanti teman dan orang disekitar kita menjadi takut, benci bahkan phobi dengan Islam karena diri kita. Menjadi pusat perhatian atau lebih kerennya menjadi “trend setter” bagi orang-orang disekitar kita, tempat bertanya bagi teman, dan sebagai sumber rujukan, yang lebih bagus lagi kalau kita bisa menjadi yang selalu nomer satu, baik dalam hal nilai pelajaran, sains, akhlak,bahkan ilmu agama. Teman dan orang-orang sekitar kita tidak enggan dan malu untuk bertanya kepada kita, bahkan mereka percaya dengan kita, sebagaimana Rasulullah yang mendapatkan julukan Al-Amin dari penduduk Qurays. Caranya bagaimana? 1. Selalu up date informasi, kita tahu berbagai film yang lagi in bukan berarti kita adalah penikmat film, kita tahu berbagai gosip selebritis bukan juga kita ini biang gosip kan, kita tahu info ter up date persepak bolaan juga bukan berarti kita penggila bola,semua informasi saat ini sangat mudah kita dapatkan, ya dari pada pasang status yang tidak penting kita bisa searching berbagai macam informasi sebagai bekal untuk membuka sebuah percakapan. 2. Selalu bersikap proaktif. Artinya kita tidak berpangku tangan atau menunggu diri kita diminta bantuan, tapi bukan berarti kita ini kepo. Jadi tahu kapan harus bertindak apa yang diperlukan oleh lingkungan disekitar kita. 3. Selalu mau belajar, ini yang penting kalau status kita adalah pelajar ataupun mahasiswa. Mulai belajar bahan ajar disekolah, belajar ilmu agama, ataupun belajar dari pengalaman orang lain. Terakhir semoga kita bisa menjadi trend setter bukan menjadi follower dan menjadi pemuda yang senantiasa beribadah kepada Alloh semasa hidupnya sehingga kita bisa dinaungi oleh Alloh di yaumul akhir. Wallahu alam bishowab. [VM]

Posting Komentar untuk "Menjadi TREND SETTER? Way Not"

close