Menyingkap Hubungan Turki – Israel
Oleh : Umar Syarifudin – Syabab HTI
(Pengamat Politik Internasional)
Turki berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan Israel terutama setelah tegangnya hubungan antara Turki dengan banyak negara tetangga. Para pejabat tinggi Israel mengumumkan pada pertengahan Desember tahun 2015, bahwa Israel dan Turki telah mencapai kesepahaman untuk menormalkan hubungan mereka setelah perundingan rahasia yang dilangsungkan di Swiss. Kedua negara yang sebelumnya adalah sekutu dekat itu, secara diam-diam sudah memperbaiki hubungan perdagangan dan wisata setelah para pemimpin kedua negara melakukan pembicaraan telepon pada 2013.
Selanjutnya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa Turki membutuhkan “Israel”, sebaliknya “Israel” juga membutuhkan Turki di Timur Tengah. Untuk itu, Erdogan menyerukan normalisasi lebih lanjut hubungan antara kedua negara, yang telah tegang sejak 2010. Presiden Turki, dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh surat kabar terkemuka Turki, edisi Sabtu lalu, mengatakan bahwa “Israel sangat membutuhkan sebuah negara seperti Turki di kawasan ini. Dan kami juga harus menerima kenyataan bahwa kita juga membutuhkan Israel. Sungguh, ini adalah realitas di kawasan tersebut.”
Senada dengan upaya normalisasi yang dilakukan Presiden Turki, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim menyatakan parlemen Turki setuju untuk melakukan rekonsiliasi dengan Israel, Ahad (20/8). Rekonsiliasi ini akan mengakhiri ketegangan di antara kedua negara sejak enam tahun terakhir. Hubungan kedua negara tersebut hancur sejak kapal perang Israel menembak kapal Turki karena memaksa masuk blokade Israel di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas. Penembakan tersebut menewaskan 10 orang Turki. Israel telah meminta maaf atas serangan tersebut. Mereka juga telah setuju untuk membayar 20 juta dolar AS atas pernyataan duka cita dan kompensasi atas korban luka.
Kedua negara menunjuk duta besar mereka masing-masing untuk menyetujui perjanjian yang menguntungkan dari gas Mediterania. Kesepakatan yang ditandatangani pada 28 Juni lalu ini menjadi perjanjian langka di Timur Tengah. Selain itu juga meningkatkan ketakutan atas resiko keamanan. Dua minggu setelah perjanjian tersebut ditandatangani Turki mengalami kudeta. (republika.co.id 21/8)
dalam lima tahun terakhir Perdagangan yang berkembang antara Israel dan Turki, yang bernilai lebih dari dua kali lipat, menurut Statistik Turki Institute, yang dikonfirmasi oleh para pejabat Israel, adalah bernilai $ 5.6 miliar. Sekitar setengah dari barang-barang ekspor dari Israel masuk ke Turki, dan setengah lainnya, barang-barang Turki, seperti mobil, masuk ke Israel.
“Perekonomian Turki dan Israel saling melengkapi dan hubungan dagang keduanya berkembang,” kata juru bicara kementerian luar negeri Israel Emmanuel Nachshon kepada The Media Line. “Itu kabar baik. Sayangnya hubungan politik tidak baik, dan ini merupakan konsekuensi dari serangan keras oleh pimpinan Turki terhadap Israel. ”
Sudah dikenal Erdogan memiliki ikatan dengan Amerika dan mengimplementasikan rencana-rencana Amerika di dalam dan luar Turki. Amerika menilai Erdogan termasuk orang kuatnya yang mengokohkan pengaruhnya di Turki sejak ia memegang tampuk pemerintahan. Sebelum itu pengaruh Inggris dominan di Turki melalui militer selama dekade-dekade sebelumnya sejak Mustafa Kemal menghapus Khilafah menuruti permintaan Inggris, musuh sengit Islam dan kaum Muslimin, dalam konferensi Lausane dengan kompensasi Mustafa dijadikan presiden Turki. Namun setelah Erdogan memegang tampuk pemerintahan, pengaruh Inggris melemah dan meredup dari pentas politik. Pengaruh Amerika menjadi tampak nyata di jabatan presiden dan perdana menteri. Karena itu, pernyataan verbal dari Erdogan kepada dubes AS tidak memiliki realita praktis. Pernyataan seperti itu dipahami oleh Amerika dan oleh orang yang mengucapkan bahwa tidak ada pengaruhnya.
Terkait Israel sendiri, bila merunut perjalanan sejarah, hal ini tidak mengherankan. Pasalnya, Inggrislah yang membidani lahirnya Israel, serta Amerika Serikatlah yang membesarkan dan menjaga Israel hingga kini. Tidak hanya itu. AS juga mengirim persenjataan canggih untuk mendukung serangan Israel. Sejumlah pejabat AS mengungkapkan bahwa sejak pemerintahan Bush, AS memutuskan untuk mengirimkan bom-bom berpresisi tinggi untuk membantu Israel menghadapi serangan roket dari Hamas.
Siapapun yang memperhatikan sikap Presiden Turki ini, maka ia menemukan kenyataan Presiden Turki ini tidak berbeda dari para penguasa Muslim lainnya dalam hal ketundukannya pada Barat, serta pengkhianatannya terhadap umat Islam dan berbagai masalahnya. Namun ada beberapa kaum Muslim yang tidak sadar di antara mereka yang mencintai Islam yang tertipu oleh Erdogan dan partainya yang mengusung slogan-slogan Islam. Agama bagi Presiden Turki adalah urusan pribadi, seperti yang pernah ia katakan ketika ia menyeru rakyat Mesir setelah revolusi tahun 2011 untuk menerapkan sekulerisme, di mana ia mengatakan: “Individu rakyat tetap Muslim, meski negara sekuler”.
Erdogan, Turki dan partainya berjalan melalui pendekatan yang sama, dan bekerja untuk menguatkan sekulerisme dan demokrasi di Turki. Padahal semua tahu bahwa sekulerisme di Turki sebelum berkuasanya Erdogan dipandang sebagai pemikiran kufur, dan sekarang sekulerisme dipandang sejalan dengan Islam. Ini menunjukkan atas bahayanya tren yang dimotori oleh Erdogan dan partainya, serta partai-partai yang mengadopsinya, yang sejauh ini dianggap sebagai partai-partai Islam, dan berhasil menduduki kekuasaan di Mesir, Tunisia, Maroko, dan Irak.
Ringkasnya hubungan erat antara pemerintah Turki dan Yahudi ini, serta sikap keras pemerintah Turki yang terus melakukan hubungan ini, menegaskan akan kemunafikan dan standar ganda yang dilakukan oleh pemerintah ini terhadap rakyatnya. Sehingga pernyataan-pernyataan kritis yang dilontarkannya selama ini tidak lain hanyalah omong besar untuk menutupi kejahatannya. Sementara terus bertambahnya penipuan terhadap umat, dan penjualan darah suci yang ditumpahkan oleh Yahudi menegaskan kebenaran Al-Qur’an bahwa mereka para penguasa adalah alat menghalangi umat dari jalan Allah, namun apa yang mereka lakukan ini semua pasti gagal, insyaAllah. [VM]
Posting Komentar untuk "Menyingkap Hubungan Turki – Israel"