Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aduh, Narkoba Lagi


Oleh : Zahro 
(Pemerhati Sosial)

Genderang perang terhadap narkoba ditabuh berulangkali dari rejim ke rejim. Termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2016. Dalam sambutannya, ia menyatakan bahwa Indonesia harus bisa memerangi barang haram tersebut. "Kita tegaskan perang melawan narkoba di Indonesia. Dimanapun ada narkoba di Indonesia saya perintahkan seluruh sumber daya Indonesia untuk hadir memberantasnya," kata Jokowi di Lapangan Parkir, Jalan Cengkeh, Taman Sari, Kota Tua, Jakarta Barat, (26/6/2016). Berhasilkah? Belum, malah makin besar skalanya.

Tulisan Haris Azhar berdasarkan cerita alm. Freddy Budiman telah menggema di ruang publik, menyentuh keprihatinan rakyat akan paradoks pemberantasan narkoba di Indonesia. Di samping itu, berita-berita tentang beberapa selebritis yang ditangkap karena narkoba, seperti Fariz R.M., juga mengisi topik2 utama media massa. Dalam kurun waktu satu bulan terakhir ini, headline media massa tentang narkoba bisa disimak: 
  1. Tabrak Mobil Polisi Saat Hendak Ditangkap, Bandar Narkoba Tewas. Selain mengamankan barang bukti sabu seberat 2,8 kg, petugas BNN juga menyita 2.700 butir happy five, dan lain-lain.
  2. BNN: Indonesia Jadi Surga Pengedar Narkoba Internasional: Pengungkapan 4 kasus peredaran sabu dalam sebulan menjadi bukti Indonesia sedang berada dalam kondisi darurat narkoba.
  3. BNN Musnahkan 50 Kg Sabu dari Jaringan Internasional. Sebanyak 50,7 kg sabu dimusnahkan oleh BNN.
  4. Dengan Mata Berkaca-Kaca, Mantan Guru Besar Unhas Akui Isap Sabu. Pengadilan Negeri Makassar, Sulawesi Selatan, menggelar sidang lanjutan kasus narkoba yang melibatkan mantan Guru Besar Fakultas Hukum Unhas.
  5. Sidang Narkoba Mantan Guru Besar Universitas Hasanuddin. Dengan mata berkaca-kaca, Prof Muzakir menjelaskan pada majelis hakim tentang peristiwa yang dialaminya di Hotel Grand Malibu Makassar, November 2014 lalu.
  6. BNN Tembak Mati WNA Pengedar Narkoba di Kebon Jeruk. Sebelum insiden penangkapan berujung penembakan maut ini terjadi, petugas BNN sudah membuntuti pelaku dari Sukabumi hingga Jakarta.
  7. Terkendala Biaya, Terpidana Mati Asal Prancis Tak Hadiri Sidang. Warga negara Prancis Serge Areski Atlaoui disebut-sebut masuk daftar narapidana yang akan dieksekusi mati tahap II oleh Kejaksaan Agung.
  8. Lolos Hukuman Mati, Ini Vonis Terdakwa Kurir 590 Kg Ganja. Hukuman ini lebih ringan dibandingkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menuntut vonis mati.
  9. Napi Ini Terungkap Kendalikan Peredaran Narkoba dari Sel Penjara. Peredaran narkoba di Jawa Timur selama ini dikendalikan oleh seorang napi yang kini dipenjara di Lapas Narkotika Klas IIA Pamekasan.
  10. Baru 6 Bulan Bebas, Hendra Kembali Ditangkap karena Edarkan Sabu. Dari tangan pelaku, pihak kepolisian berhasil mengamankan 80 paket sabu senilai Rp 40 juta dan enam butir ekstasi.
  11. Baku Tembak di Pemakaman Mewah Gagalkan Transaksi Sabu. Petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) menggagalkan upaya transaksi 25 kilogram sabu dari tangan 2 tersangka berinisial AP (32) dan HU (42).
  12. Pengedar Narkoba Asal Pakistan Berhasil Ditangkap. Sabu seberat kurang lebih 15 kilogram dan 22 ribu butir ekstasi diselundupkan di kardus berisi tumpukan ikan asin untuk mengelabui petugas.
  13. Mensos: Kebodohan dan Narkoba Itu Penjajah. Saat ini sekitar Rp 62 triliun uang masyarakat digunakan untuk membeli narkoba.
  14. Menhan: Lindungi Rakyat Indonesia dari Bahaya Narkoba Juga HAM. Sebab, menurut Menteri Ryamizard Ryacudu, narkoba salah satu ancaman nyata bagi keamanan dan ketahanan Indonesia.
  15. Dubes Prancis Minta Eksekusi Mati Sergei Tunggu Putusan PK. Breuze mengatakan, proses pengajuan peninjauan kembali (PK) dari Serge Atloui yang dihukum mati atas kasus narkoba itu masih berjalan.
  16. Narkoba Masuk ke Indonesia Lewat Jalur Ini?. BNN mengungkap sindikat perdagangan narkotika lintas negara China-Malaysia-Indonesia pada Jumat 13 Maret 2015.
Namun peredaran dan penyalahguna narkoba belum ada penurunan. Masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat ini, menurut beberapa pakar, sudah mencapai titik yang mengkhawatirkan. Bukan hanya di kalangan remaja di perkotaan, bahkan sudah menjalar ke kalangan anak-anak di daerah pedesaan. 

Menurut Suryani SKp MHSc dalam tulisannya “Permasalahan Narkoba di Indonesia”, saat ini penyalahguna narkoba di Indonesia sudah mencapai 1,5% penduduk Indonesia atau sekitar 3,3 juta orang. Dari 80% pemuda, sudah 3% yang mengalami ketegantungan pada berbagai jenis narkoba. Bahkan menurut Kalakhar BNN, Drs I Made Mangku Pastika, setiap hari, 40 orang meninggal dunia di negeri ini akibat over dosis narkoba. Angka ini bukanlah jumlah yang sebenarnya dari penyalahguna narkoba. Angka sebenarnya mungkin jauh lebih besar. Menurut Dr. Dadang Hawari (dalam tulisannya Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA (Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2002), fenomena penyalahgunaan narkoba itu seperti fenomena gunung es. Angka yang sebenarnya adalah sepuluh kali lipat dari jumlah penyalahguna yang ditemukan.   

Lebih lanjut, Direktur PLRIP-BNN, Ida Utari, pada Rakernis Terapi Rehabilitasi Napza pada 20 Maret 2014 di Kementrian Kesehatan menyatakan bahwa di dunia, pecandu narkoba berjumlah antara 15.5 juta - 38.6 juta. Prevalensi pengguna narkoba dunia adalah sekitar 5%. Di Indonesia pada 2015 diperkirakan sebesar 2.8%. Peningkatan sebesar 1,05% dalam kurun 10 tahun terakhir.

Dalam sudut pandang politis, menurut study yang dilakukan oleh Peter Dale Scott, perdagangan narkoba dikawasan ini pada era pedang dingin, juga mendapat dukungan dari para operator Intelijin Amerika serikat .CIA di Burma Myanmar misalnya akibat campur tangan CIA tahun 1950 mampu meningkatkan produksi narkoba dari 40 ton (1939) menjadi 600 ton (1970). Di Thailand pun demikian dari sebelumnya hanya 7 ton (1939) menjadi 200 ton (1968), luar biasa ! Tesis scott sebenarnya bisa diambil asumsi lagi bahwa perang candu sebagai modus penjajahan diyakini akan senantiasa melekat dalam ragam dan bentuk kolonialisme yang dikembangkan oleh AS dan sekutu di berbagai Negara ini yang mutlak diwaspadai. Satu lagi dalam perspektif kolonialisme, perang opium bukan sekedar alternative strategi tapi merupakan strategi inti bahkan perang candu ini sendiri dapat berjalan masing-masing, serentak ataupun bergantian dengan intensitas yang berbeda. Tak heran ketika itu muncul, berbagai pemberitaan mengenai meningkatnya produksi obat-obatan terlarang seperti narkotika dan opium di Afghanistan mari kita lihat fakta-fakta berikut ini. Kala pasukan multinasional pimpinan Bush menyerbu Afghanistan (2001) berdalih menumpas AlQaeda dan terorisme pasca WTC. Produksi opium seketika meningkat dari 165.000 ton (2006) menjadi 193.000 ton (2007). Fakta ini sangat jelas menggambarkan bahwa sejak perang dunia II usai dan perang dingin antara kapitalisme Liberal VS Komunis semakin memanas, CIA menggunakan para pedagang narkoba sebagai asset dalam berbagai operasi terselubung di berbagai Negara.

Respon

Ketika syariat Islam diterapkan, maka peluang penyalahgunaan narkoba akan ditutup. Landasan aqidah Islam menganjurkan Negara membina ketaqwaan yang terwujud itu akan mencegah seseorang terjerumus kedalam kejahatan narkoba. Disamping itu, alasan ekonomi untuk terlibat untuk kejahatan narkoba juga tidak akan muncul, sebab pemenuhan kebutuhan pokok setiap individu rakyat (papan, pangan dan sandang) dan kebutuhan dasar masyarakat (pendidikan, layanan kesehatan dan keamanan) akan dijamin oleh Negara. Setiap orang juga memiliki kemungkinan untuk memenuhi kebutuhan sekundernya sesuai kemampuan masing-masing .Secara hukum dan syariat Islam narkoba adalah haram. Ummu Salamah menuturkan yang artinya :

“ Rasulullah SAW melarang setiap zat yang memabukkan dan menyenangkan (HR Abu Daud dan  Ahmad )”

Mufatir adalah setiap zat relaksa atau zat penenang, yaitu yang kita kenal sebagai obat psikopotrika dan narkoba. Al Iroqi dan Ibnu Taimiyah menukilkan adanya kesepakatan ijma’ akan keharaman candu / ganja.  Mustahil mewujudkan masyarakat bersih dari narkoba dalam system demokrasi transaksional sekarang ini. Hal ini hanya bisa diwujudkan melalui penerapan syariat Islam secara Totalitas dengan segenap kesungguhan untuk mewujudkannya. [VM]

Posting Komentar untuk "Aduh, Narkoba Lagi"

close