12 Tipe Orang yang Menolak Ide Penerapan Syariah & Khilafah


Dalam keseharian agenda dakwah kita, supaya syariat Islam bisa diterapkan secara kaffah 100% dalam sistem Khilafah Islamiyyah, pastilah ada manis-asam-pahitnya. Seperti nano-nano saja, hehehe!
  • Kadang ada yang dengan mudah langsung mengiyakan, benar bahwa Khilafah memang harus kita perjuangkan, dan memang aslinya wajib hukumnya menerapkannya.
  • Namun ada yang mungkin proses dulu, tidak begitu cepat, lalu akhirnya dia ikut berjuang.
  • Ada juga yang hanya setuju dan mendukung, tapi mungkin belum mau ikut berjuang
  • Ada yang setuju, tapi metode perjuangannya "kurang bagus".
  • Ada yang spontan menolak.
  • Bahkan ada yang menolak, plus melawan, agar perjuangan ini sirna.

Nah, dalam rangka ikhtiar, supaya aktivitas kita bisa efisien, insya Allah, salah satu caranya adalah, kita coba fokus menawarkan dan mengajak untuk berdakwah, kepada orang-orang yang nilai konversinya tinggi dulu saja.

Meski memang tentu tidak menutup kemungkinan orang yang tipe manapun bisa saja mendapatkan hidayah, biidznillah. Tapi yah itu tadi, dalam rangka ikhtiar, orang-orang yang nilai konversinya kecil, bahkan mustahil, sekiranya memang belum/tidak dibutuhkan dan perannya tidak begitu prioritas, kita urus nanti saja, bahkan mungkin beberapa diantaranya ada yang tidak perlu kita urus. Tidak menafikan yang terbaik yah semuanya kita dakwahi. Intinya, biar tahu skala prioritas yang mungkin agak sukar diurutkan. 

Well, berikut ini dia, 12 tipe orang yang biasanya menolak ide penerapan syariah & Khilafah.

#1. Dia Kafir Harbi Fi'lan

Seperti yang kita ketahui, orang kafir itu kan ada pembagiannya. Ada kafir mu’ahid, kafir dzimmi, dan kafir harbi fi’lan, dan lain-lain.

Kafir harbi fi'lan, adalah individu maupun geng maupun negara, yang memusuhi Islam. Aktivitas-aktivitasnya seperti melecehkan Al-Qur'an, menghina Nabi Muhammad Saw, hobi membunuh umat muslim, hobi membuat fitnah dan masalah, dan lain-lainnya, yang tujuannya, ingin Islam dimusnahkan dari dunia ini. Intinya, mereka memerangi Islam.

Kalau sudah begitu, tentulah mereka tidak senang dengan adanya Daulah Khilafah. Makanya pula jauh dari 13 abad yang lalu, mereka berusaha untuk melemahkan Daulah, agar bisa runtuh. Dan sekarang pun mereka sibuk menghalang-halangi kita untuk menegakkan Khilafah tersebut kembali.

#2. Dia Sudah Dididik Anti-Syariah Khilafah

Adapula orang yang memang dia menolak ide syariah-Khilafah, karena memang ia rutin membaca buku-buku, artikel, maupun menyimak "materi kajian" tentang apa-apa yang bertentangan dengan syariat, seperti misalnya ideologi Kapitalisme, sosialisme, paham liberalisme, sekulerisme, nasionalisme, pluralisme, atheisme, ilmu filsafat, dan sebagainya.

Baik dengan diniatkan, maupun secara tidak sengaja, seperti halnya gara-gara film, manga, game, musik, reklame, dan sebagainya, yang mengandung hadharah asing.

Terlepas apakah asalnya ia muslim ataupun non-muslim. Intinya, ia mengadopsi, mengemban, dan menyebarluaskan tsaqafah-tsaqafah non-Islam.

#3. Dia Masih Belum Mendapatan Jawaban Detail

Tipe orang seperti ini, ketika dihadapkan penawaran untuk mendukung pergerakan penegakan Khilafah, dia bakal melontarkan banyak pertanyaan seputar khilafah. Seperti misalnya:
  • Mana dalil-dalil syara' yang mewajibkan harus mendirikan Khilafah?
  • Bagaimana hak-hak non-muslim bila nanti Khilafah tegak?
  • Darimana modal dan teknologi didapat Daulah agar bisa mengolah SDA?
  • Bukannya bisa-bisa aja ya kita terapkan syariat dengan sistem Demokrasi ini?
  • Emangnya bisa Khilafah tegak dengan perjuangan di luar parlemen? Dan kenapa tidak segera masuk parlemen saja?
  • Dan lain-lain sebagainya.

Tak jarang, orang seperti ini yang sebelumnya mengejek-ejek perjuangan penegakan Khilafah, akhirnya ia malah mendukung, bahkan ikut memperjuangkan, ketika pertanyaan-pertanyaannya telah terjawab dengan puas. Dengan syarat, ia mau bersifat objektif.

#4. Dia Orang Pragmatis

Contoh orang-orang seperti ini, adalah orang-orang Jepang. Seperti yang pernah dikatakan Prof. Dr. Hasan Ko Nakata, Phd., orang-orang di Jepang itu suka dengan yang namanya bukti. Sekiranya memang sistem Khilafah mensejahterakan rakyat, maka mereka akan benar-benar mendukungnya, sekiranya mereka pun benar-benar sudah melihat dengan mata-kepala mereka sendiri, ternyata memang terbukti ada banyak yang sejahtera di bawah naungan Khilafah.

Makanya diprediksi, insya Allah ketika Khilafah nanti sudah tegak, orang-orang pragmatis ini akan berbondong-bondong masuk Islam (kalau dia non-muslim), dan makin semangat bertaqwa.

#5. Dia Orang Rasional

Orang-orang seperti ini pastinya ia orang yang pinter, banyak ilmunya. Ntah dia itu udah tamat S2, S3, atau dia itu orang lapangan seperti halnya manajer, direktur, atau bahkan orang teknis yang punya pengalaman kerja di perusahaan yang mengurus SDA, negara, dll.

Kalau ketemu orang begini, ada yang dia males diajak ngomongin dalil. Dia lebih demen bicarain data, fakta, dan perihal sains. Dan biasanya ada sebagian dari kita yang "kalah" dengan mereka, ketika kita tidak bisa menjawab perihal teknis.

#6. Dia Termakan Fitnah

Alhamdulillah memang "opini umum" tentang penegakan Khilafah ini sudah cukup bombastis. Makanya, orang-orang yang tak senang, pun berusaha mengacaukannya dengan cara melontarkan fitnah-fitnah, secara bombastis pula.

Seperti misalnya katanya kalau Khilafah itu mengancam NKRI, Khilafah itu "berdarah-darah, "para pejuang Khilafah itu khawarij, mu'tazillah, bukan ahlusunnah wal jamaah, dan sebagainya.

Sehingga, membuat orang awam termakan fitnah, hingga akhirnya menjadi ragu untuk memperjuangkan Khilafah.

#7. Dia Punya Mental Block

Tidak ada jaminan bahwa kita ini tidak pernah salah. Pastilah tiap-tiap kita punya salah. Namun yang terpenting adalah, kita segera sadar akan kesalahan yang kita buat tersebut, bertaubat, dan berusaha agar tidak mengulanginya lagi.

Nah, kadang, hal ini sulit banget dilakukan oleh sebagian orang. Seperti misalnya ada orang yang awalnya getol banget menyuarakan nasionalisme, kemudian ia sadar bahwa itu salah, namun ia belum mau meninggalkan aktivitas pengkampanyean nasionalismenya. Karena dia malu (gengsi sebetulnya), dia punya "follower" yang sudah sangat semangat akan nasionalisme, berkat ajarannya.

Atau perihal-perihal tidak enak, yang akan dicimplunginya sekiranya ia ikut memperjuangkan Khilafah. Terlepas ia memusuhi Islam, ataukah memang Islam. Seperti halnya mungkin ia sebelumnya cukup getol bilang bahwa maksiat-maksiat di negeri ini bisa dihapuskan cukup dengan do'a saja, atau harus melalui parlemen, atau harus dengan jihad, atau lain-lainnya.

#8. Dia Takut Kehilangan Kenikmatan Duniawinya Saat Ini

Nah, ini biasanya adalah mereka yang sudah memiliki harta yang banyak, jabatan yang hebat, namun ternyata tidak syar'i, alias haram.

Seperti misalnya akad perusahaannya bathil, ada yang fasad, cashflow-nya dipenuhi riba, biasa deal by suap-menyuap, dia anggota DPR, dan lain-lainnya. Intinya, dia tahu, kalau nanti Khilafah tegak, hartanya bakal rontok, sehingga dia nggak bisa foya-foya lagi.

#9. Dia Hobi Maksiat

Ini alasan yang paling logis. Kalau ada orang yang nggak setuju dengan hukum rajam bagi pezina, berarti dia itu hobi berzina, atau punya cita-cita nanti mau berzina, atau dia memang senang melihat angka hubungan seks di luar nikah yang tinggi, dan angka aborsi yang tinggi.

Dan kalau ada orang yang nggak setuju dengan hukum hudud bagi "pencuri", berarti dia itu hobi mencuri, koruptor, atau kemarin habis rapat merencanakan agenda korupsi dan mencurinya nanti. Atau mungkin dia termasuk orang yang memang senang nonton berita uang rakyat dikorupsi, melihat orang-orang miskin yang mati karena kelaparan, mati karena tidak bisa berobat, bodoh karena tak sekolah, dan sebagainya.

Intinya, dia tidak suka bila ada masyarakat yang memiliki satu perasaan islami, satu pemikiran islami, dan satu peraturan islami. Karena itu akan menyusahkan adanya eksistensi kemaksiatan.

#10. Dia Dibayar

Ini yang lumayan parah. Aneh juga, semangatnya minta ampun! Contoh sederhananya, berita di TV, artikel di news site, dan lain-lainnya.

Ketika kita buat acara, mereka berupaya menggagalkan acara kita, dengan cara membuat acara tandingan. Atau mungkin yang lebih to-the-point, mereka berusaha merusak logistik acara kita.

Dan masih banyak contoh lainnya, seperti memfitnah para pejuang Khilafah, seperti yang dialami Ustadz Felix Siauw, Ustadz Ismail Yusanto, dan lain-lainnya. Bahkan yang lebih gilanya, malah sampai rajin-rajin membuat graphic design dan video, dalam rangka menyalah-nyalahkan apa-apa yang kita dakwahkan, dan menggembar-gemborkan apa-apa yang bertentangan dengan Islam.

#11: Dia Gila

Yaah mau gimana lagi, kalau sudah gila, nggak bisa diajak ngapa-ngapain. Hmm.. mohon maaf, ini bukan ngejek yaa.. Saya cuma mau mengholistikkan penjelasan fakta penolakan ini.

Memang tidak ada hasilnya kan sekiranya kita berdialog dengannya. Lagian juga kan orang yang tidak berakal tidak akan dihisab.

#12: Dia Masih Anak-Anak

Yaah ini apalagi, hehehe! Ada memang anak-anak zaman sekarang yang cerdas, ada juga yang belum mudah berpikir luas. Proseslah.

Masih anak-anak yang saya maksud disini adalah, yang belum baligh. Karena tiada hisab bagi yang belum baligh. Berarti ia tidak dibebani kewajiban.

Paling yang dihisab adalah siapa yang bertanggungjawab harusnya mendidik sang anak tersebut. Karena beban yang ada adalah, mendidikkan sang anak agar nanti ketika baligh, sudah siap, mampu melaksanakan kewajiban, dan bahkan sudah terbiasa sekalian.

Begitulah....

Dua belas tipe orang di atas, bisa jadi ia itu muslim ataupun non-muslim. Karena pun juga ada non-muslim yang mendukung perjuangan penegakan Khilafah ini.

Dan karena memang tidak menutup kemungkinan ke-12 orang tersebut akan bertaubat, tidak menutup kemungkinan pula bahwa mereka sebelumnya adalah orang yang sempat pernah mendukung dan memperjuangkan penegakan Khilafah, namun menjadi "down", karena satu-dua-tiga-atau beberapa alasan, ntah karena futur, termakan fitnah, atau karena kerapnya lebih mengedepanan perasaan daripada akal.

Semoga dengan pemetaan yang masih ringkas ini, bisa menginspirasi Anda untuk lebih optimal dakwahnya. Dan semoga pula bisa bertambah clear pemahaman Anda yang mungkin baru kenal dengan perihal Khilafah ini.

Namun saya tahu karena pembahasan ini masih sangat ringkas, banyak hal yang masih Anda pertanyakan. Tapi tenang saja, insya Allah akan kita lanjutkan di artikel berikutnya. Atau kalau mau lebih cepat, Anda bisa langsung bertanya pada kotak komentar yang disediakan di bawah. Silahkan.

Wallahua'lam bishshawab.. [Dari Blog Danisiregar.Com]

Posting Komentar untuk "12 Tipe Orang yang Menolak Ide Penerapan Syariah & Khilafah"