Pertarungan AHOK vs RISMA Bukti DEMOKRASI Tidak Sejalan dengan ISLAM


Pentas pemilihan kepala daerah jakarta seyogyanya masih jauh terbentang di depan mata, namun euforia pencalonan gubernur (CAGUB) dan pencalonan wakil gubernur (CAWAGUB) sudah ramai diberitakan diberbagai media massa baik media televisi maupun media online.

Begitupun dengan masyarakatnya, tidak hanya masyarakat Jakarta saja yang antusias dalam menyambut PILKADA ini, namun juga hampir seluruh masyarakat Indonesia ikut antusias didalamnya. Pasalnya Jakarta adalah tolak ukur kemajuan sebuah kota bagi kemajuan kota-kota lainnya di Indonesia selain itu juga karena Jakarta adalah ibukota negara Indonesia.

Ada 2 kandidat terkuat yang bersaing dalam pilkada Jakarta saat ini yaitu Basuki Tjahya Purnama (Ahok) yang sekarang masih menjabat sebagi Gubnernur DKI Jakarta dan Tri Rismaharini (Risma) yang juga masih menjabat sebagai Walikota Surabaya. Kedua kandidat ini bersaing kuat memperebutkan kursi orang nomer satu di DKI Jakarta. Bahkan tidak tanggung-tanggung banyak partai politik yang mendukung kedua kandidat ini guna meraih kemenangan dalam pemilihan nanti meskipun banyak diantara anggota partai politik itu yang beranggotakan umat Islam namun tidak menjadikan mereka untuk tetap teguh memilih pemimpin yang sesuai dengan ketentuan yang disyariatkan oleh agama Islam.

Jika kita telaah lebih dalam menurut syariat Islam, tidak ada yang dapat kita pilih dan kita jadikan pemimpin diantara keduanya, karena jelas sebagai seorang muslim kita diharamkan untuk memilih pemimpin kafir dan pemimpin perempuan. Allah SWT sudah menegaskan didalam AL-Qur’an surat Al-Maidah (57) : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman”.

Namun inilah yang terjadi terhadap aspirasi politik kaum muslim di sistem demokrasi. Hanya mengandalkan argumen “Daripada pemimpin kafir pilih saja pemimpin perempuan !”. Seolah tak ada lagi pilihan yang pantas dan layak untuk dijadikan pemimpin bagi umat. Dan tentu saja ini adalah argumen yang salah dan keliru yang tidak memiliki landasan kebenaran. Ya...inilah potret buram demokrasi di negeri tercinta ini.

Sejatinya kita sebagai umat muslim haruslah memilih pemimpin yang tidak hanya islam tapi juga harus mempunyai  karakter islami. Yang mampu menegakkan dan menerapkan hukum-hukum Allah SWT untuk mengatur dan mengurus kepentingan umatnya. Karena hanya dengan hukum islam-lah segala permasalahan umat akan terselesaikan dan hanya dengan daulah khilafah-lah islam benar-benar akan menjadi rahmatan lil-‘alamin. Wallahu’alam bish-shawab. [VM]

Penulis : Lia Sulastri (Ibu Rumah Tangga)

Posting Komentar untuk "Pertarungan AHOK vs RISMA Bukti DEMOKRASI Tidak Sejalan dengan ISLAM"