Hai Rezim, Janganlah Kalian Menjadi Musuh Allah dan Rasul-Nya
Oleh : Audito Fauzul Hendratama
(Aktivis Gema Pembebasan Kota Kediri)
Telah lama penguasa negeri ini mempimpin dengan kedzaliman. Penguasa zalim itu telah banyak melakukan pengkhianatan dengan tunduk dengan instruksi negara-negara penjajah. Menolak berhukum dengan syariah, dengan alasan kebinekaan, dan melakukan berbagai dosa besar tanpa punya rasa malu kepada Allah, Rasul-Nya dan kaum Muslimin.
Lama penguasa dzalim itu tetap merasa tenteram dengan kezalimannya, bahwa masyarakat tidak akan berani angkat suara menentang mereka dan tidak akan berani menggerakkan tangan dan kaki melawan mereka. Penguasa itu telah lupa bahwa kezaliman dan penindasan akan melahirkan letusan dan bahwa tiran itu pasti akan berakhir dan dilindas zaman!
Menghayati berbagai persoalan aktual yang ada dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Era Jokowi, baik di lapangan ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum maupun ideologi dan agama, tampak sekali bahwa pemerintah dan negara ini telah:
Gagal Melindungi Kekayaan Rakyat
Kekayaan rakyat baik berupa minyak dan gas bumi, barang tambang maupun yang lainnya tidak banyak dinikmati oleh rakyat, tapi oleh segelintir orang, termasuk pihak asing melalui regulasi dan kebijakan yang tidak pro rakyat. Rencana pembatasan BBM bersubsidi misalnya, hanyalah akal-akalan pemerintah untuk memuluskan liberalisasi sektor migas dimana salah satu poin pentingnya adalah pencabutan subsidi. Bahwa rencana itu diperlukan untuk menekan subsidi tidaklah relevan karena faktanya yang lebih membebani APBN adalah pembayaran utang dan bunga utang serta keperluan lain.
Melalaikan Kesejahteraan Rakyat
Meski disebut oleh pemerintah bahwa angka kemiskinan terus turun, tapi secara kasat mata masih sangat banyak rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Bahkan kini tengah terjadi krisis pangan, harga kebutuhan pokok meroket, daya beli rakyat menurun, ekonomi makin sulit. Sebanyak 5 juta anak Indonesia kurang gizi. Rakyat terpaksa berutang, mengurangi makan atau makan seadanya seperti nasi tiwul atau bunuh diri.
Gagal Melindungi Moralitas Rakyat
Pornografi dan pornoaksi makin marak. Baik di dunia maya (internet) maupun di dunia nyata. Meski UU Pornografi telah diundangkan, tapi faktanya itu seperti macan ompong. Seks bebas seperti telah menjadi biasa. Lebih dari 51% pelajar di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), 54% di Surabaya, 47% di Bandung dan 52% di Medan mengaku telah melakukan hubungan seks sebelum nikah. Hal ini terjadi juga pada laki-laki dan perempuan dewasa. Sehingga banyak terjadi kehamilan di luar nikah dan berujung pada aborsi. LGBTIQ makin marak, sampai menyasar anak-anak negeri sebagai korbannya.
Gagal Memberantas Korupsi dan Mafia Hukum
Korupsi makin menjadi-jadi. Dan ironinya banyak dilakukan oleh para pejabat yang berlangsung makin massif dan sistemik. Lihatlah, ratusan kepala daerah sekarang ini jadi tersangka korupsi, diantaranya adalah puluhan Gubernur. Kasus korupsi melahirkan korupsi baru melalui mafia hukum yang bisa mengatur kepolisian, kejaksaan, kehakiman dan pengacara. Itulah yang membuat banyak kasus korupsi yang tidak terungkap. Kasus skandal BLBI, Bank Century atau mafia Perpajakan adalah salah satunya.
Gagal Melindungi Aqidah Umat
Korban Pemurtadan dan Aliran Sesat terjadi dimana-mana. Hingga sekarang terdapat lebih dari 250 aliran sesat. Sementara, Ahmadiyah masih bebas bergerak padahal sudah dinyatakan sesat, serta Depag dan MUI sudah merekomendasikan untuk dibubarkan. Belum lagi berkembangnya berbagai tindak kemusyrikan serta paham Sepilis. Ini bukti bahwa negara gagal melindungi aqidah rakyat negeri ini yang mayoritas muslim.
Gagal Membawa Rakyat Kepada Jalan yang Diridhai Allah
Dan yang paling utama adalah dengan tetap setia pada sekularisme dan kapitalisme negara juga telah gagal membawa rakyat ini kepada jalan yang diridhai oleh Allah SWT. Memang diakui bahwa kemerdekaan ini adalah atas berkat dan rahmat Allah SWT, tapi pada faktanya pengakuan itu tidak diikuti dengan ketundukan pada segenap aturan-aturan-Nya. Tetap saja, syariahnya disisihkan dan hukum jahiliah dipertahankan.
Kita telah lelah merasakan getirnya hidup dalam sistem kapitalis sekuler yang rusak. Oleh karena itu, jadilah orang-orang yang memiliki kesadaran dan penglihatan sehingga Anda tidak akan menjadi seperti orang yang keluar dari mulut buaya masuk ke mulut harimau. Bahwa kehidupan rakyat tidak akan baik kecuali dengan apa yang menjadikan generasi awal menjadi baik, pemerintahan dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah. Maka jangan hentikan perjuangan Anda kecuali dengan terjadinya perubahan sistem mulai dari kepalanya hingga kedua ujung kakinya. Dan dirikanlah Daulah Khilafah Rasyidah sebagai gantinya, yang akan membuat Anda mulia dan sukses di negeri ini dan di akhirat. [VM]
Posting Komentar untuk "Hai Rezim, Janganlah Kalian Menjadi Musuh Allah dan Rasul-Nya"