Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Syair untuk Ayah dan Bunda, "Jangan Gadaikan Anak-anakmu"


Ayah dan Bunda, tak sadarkan bahwa kau telah menjual anak-anakmu? 
Dengan mengajak mereka menengadahkan tangan untuk meminta pada yang lain, bermodalkan alat kecek-kecek yang tidak pernah selaras nadanya dengan syair yang mereka dendangkan?  

Ayah dan Bunda, tak sadarkan bahwa kau telah menjual anak-anakmu?
Dengan menyerahkannya pada orang yang mencekokinya dengan obat tidur penyebab lelap sepanjang hari, dan berdampak kecacatan otak dikemudian hari?

Oh Ayah dan Bunda, tak sadarkan bahwa kau telah menjual anak-anakmu?
Dengan menggendongnya dalam buaianmu dan mengajaknya menaiki mobil orang yang tak kau kenal, demi memuluskan niatan mereka menerobos aturan 3 in 1?
Duhai Ayah dan Bunda, kami berjibaku dengan debu, polusi, dan ancaman kejahatan orang-orang atas kami yang tak berdaya ini..
kami ingin bersekolah, mengisi otak kecil kami dengan ilmu dan pengetahuan, 
kami ingin berlari bebas di taman kanak-kanak, tanpa rasa takut ancaman tergilas roda kendaraan berat,
kami ingin berteriak gembira, setelah melantunkan lagu-lagu ceria dalam kelas yang beraneka macam hiasannya 

Ayah dan Bunda kecintaanku, mengapa kau salahkan kemiskinan atas tindakanmu? Mengapa kau pasrahkan takdir itu? Mengapa kau merasa tak perlu lagi menuntut sesuatu kepada siapapun, dan mengatakan bahwa kemiskinan ini, memang sudah jalan hidupmu, enggan berjuang melawannya, dengan upaya bernilai amalan pahala…

Ayah dan Bunda, kini kusampaikan padamu...
Kemiskinan yang saat ini menderamu, yang berdampak pada kami anak-anakmu, adalah karena sistem kapitalisme yang melanda negara ini, sistem yang dilahirkan, dibesarkan, dijaga, dan dipelihara dengan sepenuh hati agar tetap bercokol dan semakin menggurita di negeri ini

Kapitalisme merampas semuanya, iya…semuanya…
Harta kekayaan negeri ini…
Moral dan etika penduduk negeri ini…
Penegakan keadilan dinegeri ini…
Dan terutama hak-hak kami, anak-anakmu…
Hak kami untuk bersekolah, hak kami menerima pelayanan kesehatan, hak kami mendapatkan gizi yang seimbang, hak kami bermain ditempat yang aman, hak kami berlindung di rumah yang nyaman, hak kami mendapat kasih sayang orangtua, dan hak-hak lainnya…yang tak pernah kami rasakan…

Oh Ayah dan Bunda … miskinnya penduduk negeri karena sistem ini membiarkan siapapun yang memiliki modal untuk berkuasa, dan membebaskan para pemegang kebijakan dan pemimpin kita menyerahkan pengelolaan harta kekayaan negeri, kepada pengusaha dan perusahaan asing, selama tidak melanggar ketentuan hukum atau Undang-undang yang sengaja dibuat untuk memuluskan jalan mereka merampok kekayaan negeri ini.

Karena sistem ini pula yang membiarkan generasi muda bergaya sebebasnya, mengikuti gaya hidup barat dan eropa, boleh melawan kehendak orang tua jika bertentangan dengan keinginan hati, boleh berpakaian mengumbar aurat karena hak asasi, boleh berpacaran tanpa melihat usia, pun boleh seks bebas asalkan tidak dipaksa…

Oh Ayah dan Bunda…
Sistem ini juga dapat membolak balikkan hukum, jika oknum penegak keadilan tidak malu menjual kewenangan dengan angka, betapa sulitnya mencari keadilan dinegeri ini, saat penentuan ketukan palu adalah hukum peninggalan kolonial yang sudah tertulis ratusan tahun lamanya, hukuman bagi semua pencuri sama, tanpa memandang nilai yang dicuri dan alasan mencuri, apakah karena lilitan lapar yang tak terhingga atau karena ingin mengajak keluarga keluar negeri untuk tamasya…hukuman untuk pembunuh dan pengedar narkoba sebatas penjara, tempat dimana mereka ‘memperbaiki diri’ sampai-sampai kerasan dan ingin kembali lagi…

Sungguh, sistem inilah yang pada akhirnya merampas hak-hak kami, anak-anakmu…
Hak untuk dilindungi dari kerasnya jalanan, hak untuk dijauhkan dari bekerja, hak untuk mendapat kasih sayang dan ilmu mengajaran dari Ayah dan Bunda sebagai bagian dari madrasah al ula, sebagai panutan kami…

Sungguh semua telah terampas karena sistem ini… sistem yang begitu keji, karena muncul dari nafsu manusiawi…

Kami rindu akan datangnya sistem kehidupan yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahuwata’ala dan RasulNya, sistem yang akan menjamin kesejahteraan setiap orang, sistem yang akan memberikan keselamatan di dunia dan akhirat, sistem yang membutuhkan seorang pemimpin pemberani sebagai penjaganya, sistem satu-satunya…

Sistem ini akan menghadirkan senyum di setiap bibir anak-anak negeri, memunculkan kebahagiaan bagi semua umat, tak memandang keyakinan, tak memandang warna kulit, tak memandang status sosial, karena semua sama, pembedanya adalah keimanan dan ketaatan… 

Sistem inilah yang menerapkan syariah Islam yang mulia, yang bersumber hanya dari Allah dan RasulNya, dilindungi oleh seorang pemimpin yang bernama Khalifah, dalam bingkai Daulah Islamiyah…

Ayah dan Bunda saat kini kau sudah tahu, marilah sini dan peluk anak-anakmu…[VM]

Pengirim : Maidah Purwanti (Pendidik, aktivis MHTI)/maidah2580@gmail.com=

Posting Komentar untuk "Syair untuk Ayah dan Bunda, "Jangan Gadaikan Anak-anakmu""

close