Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

A Global Call

Oleh : Umar Syarifudin 
(Pengasuh Majelis Taklim al Ukhuwah)

Hendaknya setiap muslim -terlebih ulama- tetap teguh berbicara membela umat meskipun resiko ancaman dan intimidasi yang dilancarkan kepada mereka. Saat ini kaum muslim di berbagai negeri yang digambarkan sebagai orang-orang barbar, para ‘ekstrimis’, menindas kaum perempuan dan banyak tuduhan keji lainnya. Apa yang jelas adalah bahwa tekanan tanpa henti merupakan upaya dengan menggunakan banyak cara untuk menekan kaum muslim untuk meninggalkan landasan  dan praktek Islam dan keyakinan yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai liberal sekuler.

Pada waktu masyarakat Barat bertanya-tanya tentang sistem ekonomi kapitalis, eksploitasi imperialis Barat yang menghancurkan seluruh dunia, budaya seks bebas kaum muda, runtuhnya kehidupan keluarga, serta eskalasi perilaku permusuhan dan antisosial, apakah pemerintah Indonesia, maupun seluruh penguasa negeri muslim berharap agar kaum Muslim tidak mengetahui solusi Islam terhadap semua persoalan yang paling sesuai dengan mereka dan bahkan seluruh dunia?

Peradaban Barat diliputi dengan sikap hipokrit dan penuh dengan kontradiktif. Inilah ciri-ciri peradaban bangkrut menjelang ajal kematiannya. Di satu sisi menyerang campur tangan negara dalam kewajiban menggunakan busana Muslimah dalam ajaran Islam. Namun di sisi lain, Prancis menggunakan tangan negara untuk melarang pemakain kerudung dan burqa. Tren yang sama akan diikuti oleh negara-negara lain. Dalam rangka mempertahankan Kapitalisme yang sudah sekarat dan menyerang ajaran Islam yang agung, elit-elit politik Barat merupaya melakukan penyesatan politik; seolah-olah kekacauan dunia disebabkan oleh Islam yang oleh Barat disebut radikal.

Benar, penguasa-penguasa kapitalisme Barat yang radikal, agresif dan ofensif, datang secara mengejutkan dari seorang yang bertanggung jawab terhadap tertumpahnya darah ratusan ribu Muslim di Irak dan Afganistan akibat penjajahan mereka. Amerika, Inggris, Perancis, Rusia, Jerman, China sama saja, di satu sisi berkolaborasi dalam mengokohkan kapitalismenya, di sisi yang lain saling bertarung karena berebut kekayaan alam yang melimpah ruah di negeri-negeri kita.

Tentara-tentara Amerika dan sekutunya itu membunuh ribuan umat Islam di Irak dan Afganistan yang tidak ada hubungan sama sekali dengan al-Qaida. Untuk melegalkan tindakannya, negara Paman Sam itu tinggal menyebut: yang terbunuh adalah al-Qaida. Agar sah dibunuh, siapapun yang menentang kepentingan Amerika Serikat, siapapun yang ingin membebaskan negaranya dari penjajahan, akan dicap sebagai al-Qaida—meskipun mereka adalah anak-anak dan ibu-ibu tua yang lemah.

Seluruh umat Islam hendaknya sadar lalu bangkit, sebab sebagian pemimpin mereka berkolusi dengan musuh dan berkhianat dengan membuka jalan bagi kaum kuffar untuk membunuh kaum muslim rakyat mereka sendiri. Bagaimana bisa mereka mengaku mengurusi umat sementara mereka sendiri bersekutu dengan para penjajah? Sementara pemimpin yang lainnya lebih memilih menyanjung para penjajah dan bersembunyi di balik ketiaknya. Mereka lupa, suatu hari mereka pasti akan menyesalinya dan ingin melarikan diri dari persekongkolan itu sejauh-jauhnya. Diakhirat mereka akan tertimpa azab yang pedih.

Kita perlu memahami bahwa kita adalah masyarakat yang memiliki solusi untuk keluarga yang berantakan, kekosongan spiritual, tumbuhnya kesenjangan ekonomi, kemerosotan moral dan banyak masalah lain yang dihadapi masyarakat Barat karena kita percaya pada wahyu membawa solusi atas masalah-masalah itu.  Sebagai sebuah komunitas, misi kita di Barat adalah menjadi duta-duta Islam yang menyampaikan solusi Islam kepada masyarakat luas – yang pemikiran sebagian orangnya yang ada di pemerintahan maupun media mencoba untuk meracuni Islam dan umat Islam dengan serangan mereka yang terus-menerus. Maka kewajiban kaum muslim adalah menolak sekulerisme dan kapitalisme yang ditusukkan ke negeri-negeri Islam. Kita wajib bekerja keras untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai Islam, berpegang teguh dengannya, dan memperlakukan manusia dalam kehidupan bermasyarakat atas dasar nilai-nilai yang luhur ini.

Satu-satunya pilihan yang dapat memberikan keselamatan bagi umat adalah dengan mengikuti perubahan Islam dengan metode seperti yang diajarkan Nabi untuk membangun masyarakat Islam dan negara yang sesungguhnya- Khilafah.

Ini berarti seruan bagi Islam secara komprehensif, yang jelas berbeda dari demokrasi sekuler, tanpa menyembunyikan aspek-aspek perbedaannya, tanpa mencampurkan Islam dengan sekularisme, atau mencoba menerapkan Islam sedikit demi sedikit. Semua itu menunjukkan bahwa umat membutuhkan pemimpin dan sistem yang bisa mengenyahkan penjajahan dan kezaliman Barat dan melindungi setiap tetes darah umat ini. Yaitu tidak ada yang lain kecuali Khalifah dan sistem Khilafah yang menerapkan syariah islam dan menegakkan kedaulatan syariah. Hanya dengan khilafah kehormatan dan darah umat akan terjaga.

Metode Nabi, yang membatasi pada tindakan-tindakan politik dan intelektual saja, adalah untuk meyakinkan Islam sebagai cara hidup yang lengkap kepada masyarakat, untuk menunjukkan bagaimana syariat Islam bisa memecahkan masalah-masalah politik dan ekonomi bagi negara bila diterapkan. 

Hendaknya semua muslim tidak melanjutkan eksperimen yang membawa bencana yang mencampuradukan Islam dengan sistem sekuler. Mengadopsi sistem sekuler -yang membawa penyakit dan yang telah kadaluwarsa- suatu sistem yang membuat umat Islam menghamba kepada kekuasaan kolonial, suatu sistem yang berbuah pahit yang kita rasakan terlalu lama. [VM]

Posting Komentar untuk "A Global Call"

close