Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ahok Menantang, Umat harus Melawan!


Oleh : Munfadiroh 
(Guru SD Muhammadiyah 1 Ngadiluwih- Kab. Kediri)

Akhirnya PDI-P memberikan sampur kepada Ahok untuk maju ke DKI 1. Di dampingi Ketua Umum PDIP Megawati Ahok mendaftarkan diri menjadi calon Gubernur DKI. Di sela-sela wawancara Ahok menentang para calon lainya untuk adu program kerja, dan isu SARA jangan di bawa-bawa. Hal ini 20 hari selang aksi umat tolak pemimpin kafir yang diselenggarakan pada tanggak 4 September lalu. Aksi yang diikuti 20 ribu massa ini mengusung penolakan pemimpin kafir.

Bukan Ahok namanya kalau dapat menjaga omongan. Selain dikenal sering berkata kasar kepada bawahan dan lawan politiknya, Gubernur DKI Jakarta ini kerap menampakkan kebencian dan penyerangan terhadap Islam. Seperti telah ramai diberitakan, Ahok di depan masyarakat Kepuluan Seribu beberapa waktu lalu, sebagaimana bisa disimak di Youtube, menyatakan, “Kalau Bapak ibu ga bisa pilih saya, karena dibohongin dengan surat Al-Maidah 51, macem macem itu. Kalo bapak ibu merasa ga milih neh karena saya takut neraka, dibodohin gitu ya gapapa.” Pernyataan Ahok ini jelas-jelas merupakan pelecehan dan penghinaan terhadap keagungan dan kesucian al Quran.

Meski Ahok tetap maju dalam pilkada, sebagai seorang muslim kita tidak boleh berhenti memahamkan umat bahwa memilih pemimpin kafir adalah Haram hukumnya. Di sini kita bicara bukan dari sisi pribadi Ahok tapi kita bicara soal kepemimpinan. Meski kita hidup di Darul kufur tetap haram hukumnya memilih pemimpin kafir. Meski pemimpin kafir itu sangat baik, sangat adil tetap haram. Sehingga umat Islam di Jakarta khususnya, harus tegas menolak Ahok untuk menjadi gubernur mendatang. Dan bagi yang masih mendukung, untuk segera menghentikan dukungan itu, karena sebagai muslim mestinya kita berpedoman kepada al Quran yang telah dengan jelas melarang memilih pemimpin kafir. Tak sepantasnya seorang muslim mendukung calon pemimpin kafir, apalagi yang bersangkutan telah terbukti menghina al Quran.

Karena dalam Islam konsep kepemimpinan adalah hal yang jelas dan tegas. Jelas syaratnya. Dan tegas hukumnya. Didak boleh ditawar menurut kondisi zaman dan tempat. Hal ini disebabkan kepemimpinan erat hubyngannya dengan pelayanan urusan umat. Kita tidak bisa pungkiri bahwa umat itu tidak hanya Islam saja ada non Islam juga. Dan yang telah terbukti yang mampu mengayomi mereka semua secra adil hanyalah dalam kepemimpinan Islam. 

Dalam sistem demokrasi dalam suatu negara ada beberapa partai, pemimpin di pilih oleh umat. Yang mana pemimpin tersebut di ajukan oleh partai. Umat memilihnya melalui proses pemilu yang selanjutnya pemimpin yang terpilih akan menjalankan laju kepemimpinan dan mengurusi rakyat. Namun pada faktanya pemimpin yang terpilih tidak bisa lepas dari dikte dari partai. Secara otomatis pemimpin tersebut akan lebih banyak bekerja berdasarkan arahan oleh partai dan juga bekerja untuk partai. Di sini politik berjalan berdasakan politik balas budi. Dalam demokrasi, apalagi dengan adanya pemilihan kepala daerah langsung, siapa saja bisa jadi pemimpin, meskipun seorang kriminal ataupun orang bodoh sekalipun dia bisa menjadi pemimpin, asalkan sewaktu pemilihan, mendapatkan suara terbanyak dari rakyat. Itulah salah satu bukti kebobrokan demokrasi, kalau sudah seperti itu, apa mungkin negara ini menuju ke arah yang lebih baik?

Kaum muslimin yang hampir tesebar di seluruh penjuru bumi ini, memiliki Tuhan yang satu, rosul yang satu, al quran yang satu dan tentunya pemimpin yang satu yaitu seorang khalifah. Khilafah adalah simbol kekuasaan umat Islam. bagaimanapun kondisi umat, umat harus tetap mengusahakn keberadaan kholifah. Saat umat ini berada dalam darul atau negeri yang belum  menerapkan Islam secara kaffah, maka yang harus di lakukan adalah mengupayakan dan tentunya tetap perpegang teguh bahwa pemimpin non Islam adalah haram untuk di pilih. Maka dari sini umat dalam masalah ini tidak boleh hanya melihat dari sisi pribadi calon pemimpin tapi juga aqidah, karena aqidah adalah pondasi dan dasar dari seseorang beraktivitas. Apabila aqidahnya bertentangan dengan islam secara pasti setiap keputusan yang diambila akan tidak menguntungkan umat Islam. [VM]

Posting Komentar untuk "Ahok Menantang, Umat harus Melawan!"

close