Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

AHOK


Oleh : H. Luthfi H.

Hampir sebulan kaum muslimin di Jakarta khususnya, dan kaum muslimin Indonesia serta dunia, terkuras perhatian dan energinya oleh ulah manusia hina, arogan, yang dari mulutnya suka keluar kata-kata kotor, suka berbohong dan sok tau. Namanya Ahok, Penista Al Qur'an dan Ulama. 

Persoalan Ahok menghina Al Qur'an dan Ulama sungguh teramat jelas jika dilihat dengan ideologi dan kacamata yang jelas. Yakni Islam. Tidak perlu pendalaman Tafsir segala. Namun semua terasa berat karena mainstream negara tidak jelas, dan bahkan jelas-jelas pemerintah tidak berpihak kepada Islam. 

Ahok terkesan kuat sungguh bukan karena dia kuat. Atau karena ia dibela orang Kafir, atau karena dia orang China, dan atau karena ia bukan muslim. Karena sedikit sekali, atau hampir bisa dikatakan tidak ada dari kalangan China, orang-orang Kafir dari kalangan non Muslim yang mati-matian membela dia. Non muslim dan etnis China malah ketakutan atas kasus Ahok ini. 

Yang dengan terang-terangan membela Ahok adalah orang munafik semisal Nusron Purnomo. Atau Partai berbau Islam yang disuarakan oleh oknum munafik karena dapat janji dari Ahok. Dan Nusron pun sebenarnya bukan hebat. Pembelaan nya sangat lemah, dan argumennya dilemahkan oleh kata-kata nya sendiri. 

Adapun para pemain politik negeri ini, harus benar-benar dicatat. Mereka tidak ada kepentingan membela Islam. Mereka melihat dan melihat untuk mengambil keuntungan dari energi umat Islam ini. Sekali lagi Partai Politik mainstream tidak peduli terhadap penghinaan Al Qur'an. Karena itu banyak ikan persoalan mereka. Kepentingan mereka sekedar untuk berkuasa. Peduli amat Al Qur'an dan Ulama dihina. 

Kenapa sampai saat ini Ahok seolah sangat sulit dipenjarakan. Bahkan kondisi terakhir Kabareskrim menjadikan alasan idzin Presiden untuk menahan Ahok. Padahal UU tentang hal itu sudah dianulir oleh MK. Alasan yang terlalu dibuat-buat.

Ahok terkesan kuat karena memang negara ini jelas-jelas tidak berpihak kepada Islam. Atau sederhananya masih berpihak pada Ahok. SISTEM DEMOKRASI KAPITALIS di negara ini memang tidak didesain untuk melindungi Islam dan aqidah kaum muslimin. Masyarakat muslim di negeri ini masih teruntngkan oleh karena umat Islam yang masih mayoritas. Sementara sistem jelas-jelas tidak berpihak pada Islam. 

Sistem Demokrasi Kapitalis meniscayakan para pemodal menjadi penguasa sesungguhnya. Para pemodal inilah yang menjadi pengendali hakiki para politikus, DPR, dan pemerintah. Para pemodal lah yang menjadi ruh dan nafas Ahok sampai saat ini. Saat Ahok dirasa oleh Pemodal masih berguna, Ahok masih bisa bernafas bebas. Walau sejujurnya Ahok sudah sangat ketakutan. 

Kaum muslimin...

Menjadikan Ahok terpenjara adalah harus, bahkan di "sukabumi" kan juga lebih baik. Karena Penghina Al Qur'an dan Ulama layak mati. Ini target paling minim. 

Namun selama Sistem Demokrasi Kapitalis masih eksis, persoalan dasar tidak akan tuntas. Sungguh akan bermunculan kembali Ahok Ahok baru yang dimainkan oleh para pemodal, jika sistemnya masih eksis. Karena akar sistemnya belum mati.

Jadi kekuatan umat saat ini harus disempurnakan untuk benar-benar menjadikan umat manusia di negeri ini aman dan sejahtera. Persoalan nya pada sistem. Sehingga perjuangan harus sampai pada menghancurkan sistem.

Gerakan massa umat yang begitu masif harus dibarengi dengan gerakan kesadaran yang massif pula. Gerakan massa umat Islam juga harus sampai pada kesadaran umum akan bobroknya sistem Demokrasi Kapitalis. 

Sehingga perjuangan ini tidak akan berhenti sampai pada menghantarkan Ahok ke depan penjara. Namun harus sampai memenjarakan Sistem Demokrasi Kapitalis. 

Berat, panjang, dan perjuangan yang tidak mudah memang. Namun bukan mustahil. Terlebih jika sikap dan tindakan kita atas dorongan kesadaran. Dorongan kesadaran aqidah Islamiyyah. Semoga. [VM]

Posting Komentar untuk "AHOK"

close