Islam Punya Solusi, Jokowi Punya Apa…
Oleh : Umar Syarifudin – Syabab Hizbut Tahrir Indonesia
Tidak ada keraguan bahwa ikatan terbaik yang mengikat rakyat Indonesia satu dengan yang lainnya adalah ikatan akidah Islam. Ketika kondisi di dalam negeri memburuk akibat penerapan neoliberalisme oleh penguasa, serta penduduknya sudah berada di tepi jurang kehancuran, maka menjadi suatu keharusan untuk berpikir serius dan mendasar yang mampu memberikan penyelamatan.
Peradaban kapitalisme yang ditanamkan Barat di Indonesia tidak lain adalah praktek nyata terhadap penerapan hukum rimba, aplikasi praktis atas sebuah ketidakadilan, kebiadaban dan kekejaman. Negara-negara Barat, betapa mudahnya melakukan pembunuhan masal (genosida), dan menumpahkan darah, bahkan darah anak-anak sekalipun, semua itu tidak lain selain manifestasi dari peradaban Barat, nilai-nilai peradaban yang dinyanyikan, dan yang mereka banggakan sebagai nilai-nilai peradaban yang beradab dan modern, walaupun dalam kenyataannya itu hanya kebiadaban, egoisme, dan barbarisme.
Mengingat sangat jelasnya visi Islam, yang menjadi kesadaran para pengemban dakwah yang teguh, yang seruannya akan menyelamatkan negeri ini dari seluruh krisis, bahkan tidak ada yang akan menyelamatkan selain solusi Islami, maka kami sampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa Islam adalah obat yang manjur dan ampuh.
Demokrasi di Indonesia-sekalipun mendapatkan pujian oleh Barat tidaklah memiliki wujud nyata di tengah masyarakat. Dari tahun ke tahun, banyak tragedi yang menunjukkan dengan jelas kecacatan sistem ini. Yang paling menonjol, Indonesia dengan demokrasinya telah menempatkan diri sebagai subordinat kepentingan negara kapitalis Amerika Serikat dan sekutunya. Kunjungan-kunjungan Presiden dan pejabat AS ke negeri ini menjadi simbol dari pola hubungan tersebut. Demikian juga perang melawan teror yang diadopsi Pemerintah Indonesia yang merupakan turunan dari GWOT (global war on terrorism)-nya AS.
Wajah buruk demokrasi terkuak. Hanya karena diberi label ‘Perang Melawan Terorisme’, sistem demokrasi kemudian membiarkan adanya penculikan, penahanan paksa dan rahasia serta penyiksaan. Korbannya semuanya Muslim. Semua itu legal hanya karena alasan demi kepentingan keamanan nasional. Sistem ini telah membuang hak asasi manusia dan prinsip-prinsip keadilan hukum. Sistem demokrasi telah menunjukkan jatidirinya yang asli: menindas rakyat.
Sistem ini pun meniscayakan perselibatan pihak penguasa dengan pengusaha. Pengusaha berkepentingan untuk mendapatkan dukungan kekuasaan demi usahanya. Sebaliknya, penguasa memerlukan dukungan (modal) pengusaha untuk meraih dan mempertahankan kekuasaannya. Walhasil, demokrasi hanyalah ‘kuda tunggangan’ bagi kedua kelompok ini, sementara rakyat hanya dijadikan obyek eksploitasi kepentingan mereka. Wajar jika banyak keputusan, kebijakan, UU atau peraturan yang dihasilkan melalui proses demokrasi nyata-nyata lebih berpihak kepada mereka ketimbang kepada rakyat. Inilah demokrasi-sebuah sistem yang cacat dan mengabaikan rakyat, yang tak layak diadopsi oleh umat Islam. Kebijakan ekonomi yang makin liberal itu tentu makin memberatkan kehidupan ekonomi rakyat. Pengangguran pun makin meningkat.
Ada dua faktor utama di balik berbagai persoalan yang timbul: sistem yang bobrok (yakni sistem Kapitalisme-sekular, termasuk demokrasi di dalamnya) dan pemimpin (penguasa/wakil rakyat) yang tak amanah. Karena itu, bila kita ingin sungguh-sungguh lepas dari berbagai persoalan di atas, kita harus memilih sistem yang baik dan pemimpin yang amanah. Sistem yang baik hanya datang dari Zat Yang Mahabaik, Allah SWT. Itulah syariah Islam yang diterapkan dalam sistem Khilafah. Adapun pemimpin yang amanah adalah yang mau sungguh-sungguh menjalankan sistem yang baik itu itu.
Sekarang, masih belum cukupkah dengan semua musibah dan bencara yang telah menimpa, bahkan Rezim Neolib melakukan sesuatu yang lebih memperburuk keadaan, memperumit persoalan. Kami menyeru Anda untuk bersatu di atas bendera pemersatu Islam, yaitu La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, dan Muhammad itu utusan Allah); kita tidak akan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun di antara ciptan-Nya dalam beribadah kepada-Nya; dan kami tidak akan membuat Tuhan lain selain Allah, sebab Allah-lah satu-satunya Tuhan, sedang yang selain Allah semuanya adalah makhluk (ciptaan)-Nya.
Sesungguhnya akidah Islam adalah satu-satunya akidah yang benar. Akidah Islam adalah akidah yang dihasilkan dari proses berpikir, sehingga sesuai dengan fitrah manusia. Akidah Islam adalah akidah yang darinya terpancar sistem kehidupan Islam. Allah menjadikan agama Islam sebagai agama yang paling sempurna, dan menjadikannya sebagai sistem kehidupan global dan universal, yang akan mengatur semua hubungan manusia, baik hubungan dengan penciptanya, dengan dirinya, maupun dengan sesamanya. Oleh karena itu, Islam diturunkan sebagai sistem kehidupan yang sempurna, yang mampu menjawab semua problem kehidupan manusia, sejak diturunkannya hingga hari kiamat. Sebab, Allah membangun Islam berasaskan kemanusiaan yang akan menjawab semua persoalan manusia dari sisi manusia, serta dari sisi fitrah yang telah diciptakan Allah untuk manusia.
Oleh karena itu, akidah Islam adalah kaidah (landasan) pemikiran Islam, dan sekaligus kepemimpinan pemikiran Islam. Akidah Islam adalah akidah politik, yang darinya terpancar semua solusi atas setiap fakta dan realita, serta darinya pula terpancar peradaban (hadharah) Islam dan pandangan hidup Islam. Akidah Islam merupakan satu-satunya pandangan hidup yang benar, dan peradaban Islam adalah satu-satunya peradaban yang benar, sementara semua peradaban selain peradaban Islam adalah peradaban yang rusak dan palsu, sebab peradaban itu dibuat oleh akal manusia yang banyak kekurangannya.
Adapun peradaban Islam, maka ia dibuat oleh Dzat yang telah menciptakan alam semesta, manusia, dan kehidupan. Sehingga Dia-lah yang tahu persis tentang hakikat semuanya, apa yang menjadi kebiasaannya, dan apa yang pantas dan layak untuk semuanya. Oleh karena itu, peradaban Barat yang mereka pegang teguh dan mereka banggakan tidak lain adalah peradaban sampah yang rusak, sebab ia dibangun di atas akidah yang rusak, akidah yang rentan, dan akidah hasil kompromi (jalan tengah), yaitu akidah yang memisahkan agama dari kehidupan, akidah yang bebas dari nilai-nilai luhur.
Karena itu, hendaknya seluruh umat Islam, khususnya mereka yang memiliki kekuatan dan pengaruh, berusaha dengan sungguh-sungguh memperjuangkan penerapan syariah dan Khilafah di negeri ini. Hanya dengan syariah dan Khilafah saja kita bisa menyongsong kehidupan yang mulia dan adil. [VM]
Posting Komentar untuk "Islam Punya Solusi, Jokowi Punya Apa…"