Lawan Penjajahan Kapitalisme Timur!
Oleh : Nur Aini
Aktivis Forum Guru Ideologis
(Kampung Inggris Pare-Kediri)
Presiden Joko Widodo mengundang 20 ekonom untuk datang ke Istana Merdeka, Kamis (22/9). Presiden mengundang mereka untuk berdiskusi mengenai perkembangan perekonomian dunia. Terkait kondisi ekonomi di dalam negeri, Jokowi mengakui bahwa kegiatan ekonomi di Indonesia masih banyak yang bergantung pada APBN. Namun begitu, menurut dia, jika ingin menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang lebih besar, pemerintah harus mampu menarik investasi sebanyak-banyaknya (Republika.co.id, 22/09/16).
Dengan kata lain Jokowi mengatakan bahwa investasi asing harus dikejar agar kegiatan ekonomi tidak bergantung pada APBN. Ini artinya Negara akan menyerahkan pembiayaan kegiatan ekonomi dan pembangunan kepada swasta dan asing, jadi Negara akan berlepas tangan. Arah kebijakan ekonomi ala kapitalis semakin terlihat jelas. Pembangunan berbasis utang luar negeri berkedok investasi. Tentu ini akan semakin membuat Indonesia tercengkeram dengan penjajahan asing atas nama investasi. Dan sudah menjadi rahasia umum, yang akan semakin untung dengan investasi di Indonesia adalah China.
Catatan
Indonesia perlu mewaspadai misi terselubung dibalik dominasinya atas sejumlah proyek infrastruktur. Namun sayangnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memahami misi terselubung China (Tiongkok). Yang mengherankan, Jokowi begitu mudahnya memberikan proyek infrastruktur tanpa memiliki pemahaman geopolitik. Salah satu bentuk intervensi yang paling strategis yang dilakukan oleh institusi asing untuk menanamkan kepentingannya dalam suatu negara adalah mendesain sistem, kelembagaan dan regulasi serta mencetak sumberdaya manusia yang mampu menjaga dan menjalankannya.
Campur tangan ekonomi China ini merupakan bagian dari kerjasama Indonesia-China yang ditandatangani tahun lalu. Melalui China Development Bank (CDB) dan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC), Pemerintah China berkomitmen memberikan utang US$ 50 miliar atau setara Rp 700 triliun (US$ 1= Rp 14 ribu). Utang itu untuk pembangunan infrastruktur nasional seperti pembangkit listrik, bandara, pelabuhan, kereta cepat dan kereta api ringan (LRT-Light Rail Transit).
Bisa dipastikan investasi China di Indonesia akan semakin melambung. Komitmen investasi China di Indonesia tercatat terjadi pada tahun 2015 lalu, yakni senilai 22,678 miliar dollar AS. Sementara itu, pada periodeJanuarihinggaFebruari 2016, komitmeninvestasi China di Indonesia mencapai 3,202 miliar dollar AS (Kompas.com, 21/03/16). Dan realisasinyapada semester pertamatahun 2016 sudahmenembuspadaangka 8 miliar dollar AS (bisnis.com, 08/09/16).
Melambungnya investasi China di Indonesia bukanlah kabar gembira. Investasi hanyalah kedok belaka. Investasi sebenarnya adalah penjajahan nyata di negeri ini. Apa yang dipinjamkan China ke Indonesia akan dibayar mahal rakyat Indonesia. China akan benar-benar menguasai pembangunan megaproyek di Indonesia, yang konsekuensinya adalah dominannya perusahaan-perusahaan China dari mulai perencanaan, pengadaan barang dan jasa, hingga konstruksi. Barang-barang yang terkait dengan konstruksi infrastruktur seperti mesin-mesin dan baja serta pekerja ahli hingga pekerja kasar akan membanjiri Indonesia, sebagai konsekuensi dari pemberian utang. Padahal sebagian besar barang tersebut sebenarnya amat melimpah di Indonesia. Pada akhirnya, rakyat hanya bisa menonton saja atau bahkan hanya bias menjadi konsumen yang terus diperas.
Menurut Sri Bintang, Cina mendapat angin segar dengan kepemimpinan Jokowi yang mendapat dukungan pengusaha Cina maupun keturunannya yang ada di Indonesia. Kata Sri Bintang, para pengusaha Cina sudah menyiapkan warganya dengan membuat apartemen, perumahan dan menyiapkan tenaga kerja. “Karena itu, orang-orang Cina di Indonesia bisa menjadi penduduk nomor dua sesudah suku Jawa. Tentulah ini akan menjadi migrasi besar dunia setelah bule-bule Eropa Barat berimigrasi ke Amerika Serikat dan Australia pada sekian abad lalu,” ungkap Sri Bintang. (https://www.intelijen.co.id/ini-dia-skenario-penjajahan-cina-di-nkri-era-rezim-jokowi/)
Penjajahan China sebagai Kapitalisme Timur itu mendapat jalan lebar karena strategi pembangunan yang ditempuh rezim saat ini secara hakiki tidak berbeda dengan rezim-rezim sebelumnya. Berkedok investasi, Pemerintah terus menumpuk utang yang bisa menenggelamkan negeri ini.Kemandirian negeri ini tergadai karena komitmen utang mensyaratkan berbagai hal yang menguntungkan pemberi utang, namun merugikan negara pengutang dan rakyatnya. Apalagi semua utang itu disertai riba yang jelas diharamkan oleh syariah. Penjajahan oleh Kapitalisme Timur dilakukan atas sektor-sektor yang selama ini belum disentuh oleh Kapitalisme Barat. Alhasil, lengkaplah penjajahan atas negeri ini. Hampir tidak ada sektor yang luput dari penjajahan Kapitalisme Barat dan Timur. [VM]
Posting Komentar untuk "Lawan Penjajahan Kapitalisme Timur!"