Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ada Apa Dengan KAPOLRI?


Track record Kapolri Tito Karnavian sejak kasus ini mencuat, terus menerus membela Ahok. Seharusnya Kapolri bersikap netral, tetapi sikap-sikapnya berikut jadi mengesankan ia memang berfungsi sebagai ‘perisai abadi bagi Ahok’. Mari simak:

1. Ketika awal umat ramai membuat pengaduan melaporkan Ahok, Polri menolak dengan alasan perlu melampirkan fatwa MUI.

2. Fatwa MUI keluar, umat melaporkan Ahok lagi dengan lampiran fatwa MUI, termasuk dengan Aksi Bela Islam 1. Laporan masih belum ditindaklanjuti. Alasannya harus izin presiden. Makanya diumumkan Aksi Bela Islam 2  akan diadakan dengan sasaran presiden, karena dalih Polri perlu izin presiden.

3. Setelah dibantah Mahfud MD bahwa aturan perlu izin presiden untuk memeriksa pejabat negara sudah dicabut masih juga lambat proses hukumnya walaupun dijanjikan akan segera diusut.

4. Ketika Ahok akhirnya datang ke Bareskrim, kejadiannya dibuat simpang siur antara diperiksa atau klarifikasi saja dari Ahok. Antara dipanggil atas perintah Polri dengan insiatif Ahok sendiri. Kapasitas kedatangannya sebagai saksi. Ketidakjelasan ini seolah konsumsi informasi untuk 2 sasaran: 1) kepada partai pengusung dan penyandang dana Ahok dikesankan Ahok datang hanya untuk klarifikasi (sangat terhormat), 2) untuk pelapor Ahok, infonya Ahok yang dipanggil ke kantor polisi (sesuai aspirasi umat)

5. Ketika Aksi Bela Islam 2 sudah kurang dari 10 hari, upaya penggembosan massa dilakukan Polri dengan menebar opini adanya ancaman terorisme terjadi saat hari H

6. Hari-hari berikutnya keluar ancaman untuk tembak ditempat bagi perusuh 4 November (oleh Kapolda Metro Iriawan). Nanti setelah banyak dikritik termasuk oleh anggota DPR dan TNI, baru info instruksi tembak di tempat dibantah dan antusiasme masa dari berbagai daerah sangat besar akan ke Jakarta pada 4 November.

7. Brimob membuat status Siaga 1. Jajaran polri di daerah dikerahkan untuk mendatangi tokoh/pemimpin ormas/lembaga pendidikan Islam. Polri bergerak di berbagai kota/kabupaten. Seperti pengakuan pimpinan Muhammadiyah Semarang, beliau dilobi agar tdk mengerahkan massa ke Jakarta. Tetapi kemungkinan Intelkam Polri tetap melaporkan antusiasnya massa daerah menuju Jakarta. Panitia mengajukan pemberitahuan aksi ke pihak Polri dengan kalkulasi massa lebih dari 100ribu.

8. Mata Najwa MetroTV jadi panggung bagi Tito untuk menciptakan ketakutan lanjutan dan menggembosi aksi. Isu ISIS, kelompok radikal dan khilafah dituding akan menyusup dalam aksi 4 November.

9. 4 November diperkirakan setengah juta sampai dua juta berkumpul jadi lautan manusia. Aksi berlangsung damai dan tertib dari seusai Sholat Jumat sampai adzan Isya. Rusuh besar diawali tembakan dan lemparan gas air mata ke tengah massa yang sedang berdoa duduk tertib (sudah banyak video bukti tersebar), selanjutnya beberapa peserta aksi ditabrak dan digilas dengan motor, bahkan ditembak peluru karet.

Para ustadz, habib, dan peserta aksi bertahan di tengah chaos. Pembakaran dua mobil Brimob menciptakan opini di media "aksi berakhir dengan rusuh". Meski Kapolri berteriak kepada anak buahnya untuk menghentikan tembakan, namun seruan itu tidak digubris. Seolah ada komando lain dan sandiwara yang dimainkan.

10. Saat moment aksi Tito menyampaikan sikapnya tentang ucapan Ahok sebagaimana dirilis berbagai media. Salah satunya http://m.liputan6.com/news/read/2644597/kapolri-bukan-membela-ahok-tidak-bermaksud-menistakan-agama

11. Setelah Presiden mengumumkan akan menuntaskan kasus Ahok secara cepat dan transparan, Tito merancang gelar perkara sebelum dibawa ke pengadilan. Jika dalam gelar perkara tersebut Ahok diputuskan tidak melanggar hukum, maka kasus ditutup.

Perjuangan Tito membela Ahok beberapa minggu terakhir memang luar biasa. Tidak mengherankan, sebab sejarah hubungan keduanya memang penuh dengan ‘kemesraan’ (silakan googling: kemesraan Ahok dan Tito Karnavian). [erte] [VM]

#KapolriTangkapAhok #BelaQuran #AksiDamai411

Posting Komentar untuk "Ada Apa Dengan KAPOLRI?"

close