Umat Pasti Menang Melawan Penindasan!


Oleh : Umar Syarifudin – Syabab HTI 
(Pengamat Politik Internasional)

Muslim Rohingya dari Myanmar masih belum lepas dari ‘musim penyiksaan’ sebagai korban politik Myanmar. Kondisi kotor yang mereka hadapi di kamp-kamp pengasingan dan tidak adanya kebebasan yang terus menerus uutuk bergerak dan mendapatkan akses terhadap pekerjaan, pendidikan, dan perawatan medis. Belum ada satu negeri muslim pun yang mampu mengentaskan kepedihan mereka, termasuk Indonesia. 

Terhadap nasib Pattani, Malaysia sebagai negeri terdekat, tidak berbuat apapun untuk membebaskan tanah dan menjaga kehormatan umat Islam di Pattani, Sulu dan Mindanao kecuali dengan jalan diplomatik basa-basi yang sarat dengan akomodasi kepentingan asing.

Pemerintah totaliter Cina selalu memonitor dan membatasi Muslim Uighur. tindakan-tindakan permusuhan terhadap kaum Muslim di Turkistan Timur yang diduduki oleh Cina mencerminkan sejauh mana kebencian rezim komunis terhadap Islam, juga merupakan ketakutan dari negara Cina akan pengaruh Islam yang besar pada masyarakat Cina. Sikap psikopat China terhadap Muslim sebenarnya dilandasi oleh pengalaman sejarah ketidakberdayaan mereka menghadapi kekuatan Aqidah Islam. keberadaan Muslim Uyghur di Provinsi Xinjiang sebagai pihak yang mengganggu kestabilan dan keamanan. China terus menyebarkan retorika melawan Muslim Uyghur yang mereka sebut teroris dan ekstrimis.

Dan tampaknya para pemimpin dunia Islam, termasuk Indonesia, telah mengalami ‘kebekuan’ untuk bertindak mengatasi persoalan kaum muslim di luar Indonesia. Kelumpuhan itu disebabkan dua hal; sikap nasionalisme yang lebih mementingkan urusan dalam negeri sendiri dan tidak peduli dengan nasib sesama kaum muslimin. Kedua, adalah loyalitas mereka kepada Barat yang telah menyokong kepemimpinan mereka selama ini. Sebagaimana diketahui Indonesia telah lama  berada dalam asuhan Amerika Serikat.

Ingat, nasionalisme adalah identitas palsu bagi umat Islam yang merupakan bagian dari strategi imperialis Barat untuk memecah-belah umat Islam melalui runtuhnya institusi Khilafah Ustmaniyah di Turki tahun 1924.  Dan ikatan rusak inilah yang memproduksi ratusan penguasa boneka bagi umat Islam di Asia Tenggara dan seluruh dunia Muslim. Konsep kedaulatan teritorial dan pemujaan terhadap sistem negara-bangsa telah melemahkan negeri-negeri muslim dan mendorongnya menjalankan politik luar negeri rendahan yang hanya didasarkan oleh ikatan kepentingan semata, yakni kepentingan ekonomi dan politik murahan.

Telah jelas pada Barat kafir imperialis, tangan-tangan mereka berlumuran darah dan yang tidak memiliki rasa belas kasih sedikitpun. Terus bermain-main dengan akal pikiran kaum Muslim dan membuat kaum Muslim melupakan misi mereka dan rahasia kekuatan mereka. Barat kafir imperialis terus berusaha sungguh-sungguh menguatkan cengkeraman politik dan kultural mereka atas negeri-negeri kaum Muslim setelah umat Islam bangun. Barat kafir imperialis terus saja mempromosikan negara mereka, negara sipil demokrasi, liberalisme dan sekulerismenya seluruhnya yang bertentangan dengan Islam.

Upaya memasarkan negara sipil demokrasi dilakukan sedemikian intens. Dan ada penerimaan dari kebanyakan orang yang berjuang untuk Islam, baik dengan niat baik atau buruk, bahwa negara nanti menjadi negara sipil, sekuler dan demokrasi dan bahwa mereka akan terlibat di dalam permainan demokrasi dengan segenap rinciannya, pemilu dan parlemennya, untuk suatu tingkat mengadaptasi Islam, hukum-hukum dan sistem-sistemnya agar sesuai dengan demokrasi dan liberalisme.

Sedangkan realitas potret tragedi penderitaan akibat penindasan kepada kaum muslim terbentang dari pusat Islam, negeri Syam, hingga ke negeri-negeri di Timur Jauh, di ujung Timur dunia Islam. Mereka adalah korban tak berdaya dari predator-predator penguasa Kufar yang eksis oleh kapitalisme demokrasi yang diskriminatif terhadap Umat Islam. Dan kita akan terus menyaksikan kaum muslim diusir, kehormatannya diinjak-injak, darahnya ditumpahkan, rumah-rumahnya dihancurkan, dan harta bendanya dijarah, jika tidak ada upaya kebangkitan dan perlawanan. Ingatlah sabda Rasulullah : 

“Tidaklah seseorang yang menelantarkan seorang Muslim di suatu negeri dimana kesuciannya dilanggar dan kehormatannya diinjak-injak, kecuali ia akan ditelantarkan oleh Allah di negeri dimana ia menginginkan pertolongan-Nya. Dan tidaklah seseorang yang menolong seorang Muslim di suatu negeri dimana kesuciannya dilanggar dan kehormatannya diinjak-injak, kecuali ia akan ditolong oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia di negeri dimana ia menginginkan pertolongan-Nya.” (HR. Ahmad).

Umat Islam pasti menang melawan penindasan ketika mereka bergerak melenyapkan sistem demokrasi yang diskriminatif lalu diganti dengan sistem Islam. Dan kita merindukan para ulama yang mampu memobilisasi umat di belakangnya untuk menekan para pemimpin agar berjihad di jalan Allah; dan kitai tidak butuh rezim-rezim yang berbicara manis, namum membantai kaum muslim dan menolong musuh-musuh kita. dengan izin Allah, perkara ini tidak berlangsung lama, hingga rezim-rezim diktator ini lenyap dari hadapan umat. Kemudian umat dipimpin oleh para pemimpin yang menjalankan al-Qur’an dan berjihad di jalan Allah. [VM]

Posting Komentar untuk "Umat Pasti Menang Melawan Penindasan!"