Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tentang 1001 Maksiat di ‘Akhir Tahun’…


Oleh: Indrawan Sugiarto 
(Syabab HTI)

Pada zaman sekarang memperingati tahun baru Masehi bukanlah hal yang aneh bagi kaum muslimin khususnya umat Islam di Indonesia hampir seluruh kalangan masyarakat ikut memeriahkan perayaan tahun baru Masehi, mulai muda hingga tua. Bahkan yang mendominasi perayaan ini adalah pemuda, tentu saja mendominasi dengan beragam kemasiatan.

Disaat menjelang pergantian tahun para pemuda di negeri mayoritas muslim ini begitu sibuk dengan beragam rencana dan persiapan untuk merayakannya. Tidak hanya yang laki – laki para perempuan pun disibukkan dengan bermacam persiapan perayaan tahun baru. Mulai dari menyiapkan motor dengan knalpot ngebrong, miras, narkoba bahkan kondom, para pemudinya pun sibuk menyiapkan penampilan terbaik dengan model fashion terkini. Mereka bercampur baur dalam euphoria perayaan tahun baru Masehi. Alhasil berbagai bentuk kemaksiatan pun tidak ada yang terlewat untuk mereka kerjakan, pesta pora yang sering berujung pada perzinaan, mabuk-mabukan, pesta narkoba, hingga perkelahian menjadi deretan kemaksiatan yang tidak pernah terlewat dalam perayaan tahun baru.

Ajang 1001 Kemaksiatan dan Sumber Petaka

Tercatat di Kabupaten Jombang pada saat menjelang perayaan tahun baru 2011 silam penjualan kondom di beberapa apotik begitu laris bahkan dari satu apotik ada yang menjual hingga  225 biji kondom dalam satu hari. Disisi lain ternyata para pembeli kondom yang mendominasi adalah remaja.Dari penuturan penjaga apotik juga terungkap bahwa remaja yang membeli kondom ada yang membeli dalam keadaan masih berseragam sekolah. Mereka beralasan membeli kondom titipan dengan aksi membaca sms atau telepon dulu saat akan membeli kondom.Naudzubillah! (tempo.co, 31/12/2010)

Tidak berhenti disitu pil KB pun yang notabene diperuntukkan untuk pasangan suami-isteri yang sah juga turut diserbu oleh muda – mudi Jombang menjelang perayaan tahun baru. "Permintaan kondom cenderung stagnan jelang tahun baru kali ini. Yang mengalami lonjakan justru penjualan pil KB. Jika pada hari biasa hanya ada tiga pembeli pil KB. Namun mulai Sabtu kemarin setidaknya ada 20 pemuda pemudi yang membeli pil KB," kata salah satu penjaga apotek di kawasan Peterongan Jombang. (inilah.com, 31/12/2012)

Berikutnya saat aparat Satpol PP Jombang menggelar razia pengamanan selama tahun barusedikitnya terjaring enam pasangan mesum di sejumlah hotel di Jombang. (tribunnews.com, 30/12/2014)

Itu adalah beberapa fakta bagaimana perayaan tahun baru Masehi selalu identik dengan perbuatan maksiat. Apa yang terjadi Kabupaten Jombang dengan julukan kota santri diatas sudah cukup mewakili gambaran praktik perayaan tahun baru Masehi di kota – kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Bandung, Makassar dan lainnya.Beragam kemasiatan dirayakan bersama euphoria datangnya tahun baru Masehi. Sudah sedemikianjauh para pemuda negeri ini melangkah mendekati kehancuran. Sungguh menyayat hati orang – orang yang masih mencintai kebaikan. 

Pada akhirnya perayaan tahun baru Masehi ini melahirkan bermacam masalah, deretan kasus kriminal dan masalah sosial pun meningkat paska peryaan tahun baru Masehi. Contohnya adalah apa yang terjadi di Jombang, seperti yang dikutip dari laman news.detik.com, 01/12/2016, selama 6 tahun, 464 orang di Jombang tewas akibat virus HIV/AIDS. Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kabupaten Jombang, Mulya mengatakan, sejak 1999 sampai 2016, tercatat 1.002 warga Jombang terinfeksi HIV. Dari jumlah itu, 46% atau 464 orang dengan HIV-AIDS (ODHA) meninggal. Yang tidak tercatat tentu lebih banyak lagi. Naudzubillah! Memang benar, terjadinya perzinahan dan beragam bentuk kemaksiatan lainnya serta meningkatnya jumlah ODHA tidak menunggu saat datangnya perayaan tahun baru Masehi. Tetapi paling tidak inilah gambaran betapa masyarakat kita tertutama para pemudanya telah terbiasa dengan perbuatan maksiat.

Hakekat Tahun Baru Masehi

Dikutip dari laman hidayatullah.com, Tahun Masehi adalah perhitungan tahun yang menggunakan kalender Julian dan Gregorian. Dalam bahasa Inggris dan dipergunakan secara internasional, istilah Masehi yang biasanya disingkat M disebut “Anno Domini” (AD) yang berarti Tahun Tuhan kita dan Sebelum Masehi yang biasanya disingkat SM disebut sebagai “Before Christ” (BC) yang berarti Sebelum Kristus. Kalender Julian dibuat oleh Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes seorang ahli astronomi dari Iskandariyah.

Kelender Masehi mulai dihitung dari tahun 1 M yang dianggap sebagai kelahiran Isa Al-Masih. Sedang masa sebelum kelahirannya disebut dengan Sebelum Masehi. Tahun Masehi dimulai dengan bulan Januarius yang diambil dari namadewa Romawi “Janus” yaitu dewa bermuka dua, satu muka menghadap ke depan dan yang satunya menghadap ke belakang. Dewa Janus adalah dewa penjaga gerbang Olympus. Sehingga diartikan sebagai gerbang menuju Tahun yang baru.

Sedangkan kalender Gregorian adalah kalender yang digunakan untuk mengoreksi dan menggantikan kalender Julian yang berlaku sejak 47 SM. Yang mengusulkannya ialah Dr. Aloysius Lilius dari Napoli Italia dan direstui oleh Paus Gregorius XIII pada tanggal 24 Februari 1582. Kalender ini disebut Gregorian karena dekritnya dikeluarkan oleh Paus Gregorius XIII. Pada awalnya kalender ini digunakan untuk menentukan jadwal kebaktian gereja-gereja Katolik dan Protestan, serta untuk menentukan hari perayaan Paskah yang berlaku di seluruh dunia.

Tahun baru Masehi pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM oleh bangsa Romawi dengan cara saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci. Setelah itu, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar dewa Janus. Selain saling memberikan hadiah di antara mereka, rakyat Romawi juga mempersembahkan hadiah kepada para kaisar. Lambat laun para kaisar pun mewajibkan rakyatnya untuk mempersebahkan hadiah-hadiah kepada mereka.

Pada Abad Pertengahan, setiap tanggal 25 Maret mayoritas bangsa Eropa merayakan pergantian tahun sebagai hari raya umat Kristen yang disebut Hari Kenaikan Tuhan. Selanjutnya pada tahun 1582 Paus Gregorius XIII mengubah hari perayaan tahun baru Umat Kristen dari tanggal 25 Maret menjadi 1 Januari kembali.

Di zaman ini kita bisa menyaksikan sendiri kedatangan tahun baru Masehi pasti beriringan dengan hari raya umat Kristen yakni Natal. Kita juga bisa menyaksikan sendiri dengan mudah ucapan hari Natal selalu satu paket dengan ucapan selamat tahun baru Masehi yang berbunyi “Merry Christmas and Happy New Year” (Selamat Natal dan Tahun Baru).

Dengan demikian jelaslah bahwa perayaan menyambut tahun baru Masehi adalah salah satu hari suci umat Kristen, serta identik dengan dan tidak bisa dipisahkan dari ajaran pagan Romawi dan agama Kristen1.

Sejalan dengan pemaparan diatas, perayaan tahun baru Masehi hari ini oleh kaum sekuler adalah mengikuti budaya Romawi dan Kristen. Dimulai tahun 1752 Inggris dan koloni-koloninya di Amerika Serikat ikut menggunakan sistem penanggalan kalender Gregorian.

Di Inggris, Untuk merayakan Tahun Baru para suami memberi uang kepada para istri mereka untuk membeli bros sederhana (pin). Banyak orang-orang koloni di New England, Amerika, yang merayakan tahun baru dengan menembakkan senapan ke udara dan teriak, sementara yang lain mengikuti perayaan di gereja atau pesta terbuka.

Di Amerika serikat, Tahun Baru dijadikan sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga Amerika. Perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Desember. Orang-orang pergi ke pesta atau menonton program televisi dari Times Square di jantung kota New York, dimana banyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan, orang-orang meneriakkan “Selamat Tahun Baru” dan menyanyikan Auld Lang Syne. Esok harinya, tanggal 1 Januari, orang-orang Amerika mengunjungi sanak-saudara dan teman-teman atau nonton televisi yang berisi Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lomba-lomba futbol Amerika dilangsungkan di berbagai kota di Amerika2.Di Negara – Negara lain, termasuk Indonesia? Sami mawon!

Mencari Akar Masalah

Pertanyaannya kemudian mengapa perayaan ini bisa menjamur dalam masyarakat kita yang mayoritas beragama Islam? Padahal perayaan tahun baru bisa dipahami dari sisi sejarah maupun faktual bukan merupakan ajaran Islam –bahkan cenderung bertentangan- yang merupakan agama mayoritas pelaku perayaan tahun baru Masehi di negeri ini. 

Tidak lain ini adalah bukti telah terjadi westernisasi atau perusakan moral akibat dari paham liberalisme yang telah meracuni umat Islam diseluruh belahan dunia –tidak hanya di Indonesia- pasca runtuhnya institusi Khilafah yang selama 13 abad membentengi umat Islam dari beragam kerusakan.
Perhatikanlah firman Allah Ta’ala berikut:

وَلَن تَرۡضَىٰ عَنكَ ٱلۡيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمۡۗ قُلۡ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلۡهُدَىٰۗ وَلَئِنِ ٱتَّبَعۡتَ أَهۡوَآءَهُم بَعۡدَ ٱلَّذِي جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِيّٖ وَلَا نَصِيرٍ ١٢٠  

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.(QS. Al Baqarah: 120)
Juga hadist Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam:

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ: فَمَنْ

“Kamu benar-benar akan mengikuti cara-cara orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta. Bahkan sekalipun mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalian akan mengikuti mereka.” Kami bertanya: “Wahai Rasulullah, (apakah mereka itu) orang Yahudi dan Nasrani (Kristen)?” Beliau bersabda: “Ya, siapa lagi?”(HR. Muslim)

Telah sangat jelas Allah melalui RasulNya memberikan gambaran kebencian dan permusuhan hakiki dari orang – orang kafir terhadap umat Islam dan kabar tentang keadaan umat Islam di akhir zaman. Setelah barat berhasil meruntuhkan Khilafah melalui tangan anteknya Mustafa Kemal Ataturk –semoga Allah melaknatnya- dunia Islam terus menerus dicecoki dengan beragam ide dan pemikiran kufur. Tidak lain dengan tujuan agar umat Islam tak sanggup lagi bangkit dari keterpurukan dan semakin lemah, sehingga mereka dengan mudah menjadikan umat Islam sebagai ‘hidangan yang diperebutkan’.

Adalah William Ewart Gladstone, 1809-1898, mantan Perdana Menteri Inggrismemperjelas salah satucarabarat merusak umat Islam khususnya para pemuda Islam melalui pernyataannya “Percuma kita memerangi umat Islam, dan tidak akan mampu menguasainya selama di dada pemuda-pemuda Islam ini bertengger Al-Qur’an. Tugas kita sekarang adalah mencabut Al-Qur’an di hati-hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka. Minuman keras dan musik lebih menghancurkan ummat Muhammad dari pada seribu meriam, oleh karena itu, tanamkanlah dalam hati mereka rasa cinta terhadap materi dan seks” 

Melalui racun liberalisme inilah umat Islam dibiasakan dengan beragam bentuk kemaksiatan. Beragam propaganda menyesatkan dipaksakan dalam benak umat Islam. Masuknya paham liberalisme yang meracuni umat Islam ini didukung oleh media massa yang menjadi corong para kapitalis dengan menampilkan beragam tayangan yang merusak dan menjadikan umat Islam sebagai sasaran empuk meraup keuntungan dari bisnis kotor mereka. Budaya liberalisme ini juga dikampanyekan oleh para penguasa boneka di negeri-negeri kaum muslimin dengan memberikan fasilitas kepada masyarakat untuk melakukan beragam kemaksiatan khususnya saat perayaan tahun baru. Kita melihat bagaimana pemerintahIndonesia secara rutin menggelar perayaan tahun barudi berbagai tempat dan seakan menjadi tradisi. Hal ini akhirnya menjadikan legalitas bagi masyarakat khususnya para pemuda atas aktifitas mereka selama merayakan tahun baru.

Kembali Kepada Islam

Kita memahami bahwa Islam adalah agama sekaligus jalan hidup. Sudah semestinya setiap muslim tampil dalam hidup dan berkehidupan bersama dengan keterikatan terhadap hukum syara’. Sehingga seharusnya tidak demikian seorang muslim mensikapi adanya perayaan tahun baru Masehi ini. Seorang muslim seharusnya senantiasa perpegang teguh pada syariat Islam sebagai standar hidup yang hakiki.

Islam telah menegaskan larangan untuk tasyabbuh bil kuffar,melalui sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.”(HR. Ahmad)
Dalam sabdanya yang lain:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا

“Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami.”(HR. Tirmidzi)

Sehingga tidak layak bagi seorang muslim yang masih melekat dalam dirinya keinginan untuk memasuki surga Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk turut terlena dalam euphoria perayaan tahun baru Masehi.

Maka dari itu diperlukan upaya dari individu, masyarakat, dan Negara untuk menjauhkan segala bentuk sarana kemaksiatan seperti perayaan tahun baru Masehi. Dari individu dan keluarga muslimharus senantiasa membentengi diri dan keluarganya dari bahaya liberalisme dengan terus mempelajari Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga dapat terhindar dari perbuatan tasyabbuh bil kuffaryang dilarang Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Peran masyarakat pun tak boleh terlewat, berjalannya kontrol masyarakat yang terlihat dari aktifitas amar ma’ruf nahi munkar di tengah – tengah masyarakat akan menguatkan apa yang telah dilakukan oleh individu dan keluarga. Masyarakat tidak boleh diam ketika terjadi kemaksiatan dilingkungannya apalagi turut menfasilitasi terjadinya kemaksiatan. Dengan begini akan tercipta suasana yang Islami dan menjauhkan perhatian umat dari segala bentuk perayaan sesat.   

Begitu juga dengan Negara memiliki kewajiban untuk menjauhkan rakyatnya dari segala bentuk kemaksiatan yang membawa kerusakan, bukan malah memberikan fasilitas kepada rakyat untuk bermaksiat. Teruntuk para penguasa, ketahuilah sesungguhnya kepemimpinan kalian kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

َلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالأَمِيرُ الَّذِى عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِىَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Ingatlah, setiap orang dari kalian adalah pemelihara dan setiap orang dari kalian bertanggung jawab atas pemeliharaannya. Pemimpin yang memimpin masyarakat adalah pemelihara dan dia bertanggungjawab atas rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemelihara anggota keluarganya dan dia bertanggung jawab atas mereka. Seorang wanita adalah pemelihara rumah suaminya dan anak suaminya dan dia bertanggung jawab atas mereka. Seorang hamba sahaya adalah pemelihara harta tuannya dan ia bertangung jawab atasnya. Ingatlah, setiap orang dari kalian adalah pemelihara dan setiap dari kalian bertanggung jawab atas pemeliharaannya.” (HR al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ahmad)

Maka janganlah kalian abai dari apa yang kalian pimpin. Sesunggunya dengan terus melanggengkan sistem demokrasi-sekular akan menjadi jalan munculnya beragam kerusakan. Satu – satunya jalan untuk menjauhkan rakyat dari kerusakan adalah dengan menerapkan Islam secara totalitas, menjadikan Islam sebagai sistem Negara. Menerapkan Islam akan mendorong rakyat beserta penguasa bertakwa kepada Allah dan menjauhkan manusia dari berbuat kerusakan.

ظَهَرَٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ٤١ 

“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”(QS. Ar Rum: 41)

Imam Abul ‘Aliyah ar-Riyaahi berkata, “Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah di muka bumi maka (berarti) dia telah berbuat kerusakan padanya, karena perbaikan di muka bumi dan di langit (hanyalah dicapai) dengan ketaatan (kepada Allah Ta’ala)”

Imam asy-Syaukaani ketika menafsirkan ayat di atas berkata, “(Dalam ayat ini) Allah menjelaskan bahwa perbuatan syirk dan maksiat adalah sebab timbulnya (berbagai) kerusakan di alam semesta”3
Dengan demikian tidak ada pilihan lain bagi umat Islam selain berjuang untuk menerapkan syariat Islam secara total dalam bingkai Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah yang merupakan bisyarah Rasullullah Shalallahu ‘alai wasallam. Wallahu’alam bishawab. [VM]

Jombang, 14 Desember 2016

Referensi:
1) http://www.hidayatullah.com/kajian/gaya-hidup-muslim/read/2011/01/01/3461/sambut-tahun-baru-masehi-atau-sambut-ridho-allah.html
2) https://www.gaulislam.com/sejarah-perayaan-tahun-baru-berbagai-bangsa-dan-umat-di-dunia
3) http://muslim.or.id/2757-jangan-berbuat-kerusakan-di-muka-bumi.html

Posting Komentar untuk "Tentang 1001 Maksiat di ‘Akhir Tahun’…"

close