NEGARA: Pilar Utama Ketahanan Keluarga
Saat ini ketahanan keluarga dihancurkan oleh sistem Liberalisme, yakni bebas bersikap, bertingkah laku, berpendapat, dan sebagainya . Anak bebas membantah orang tuanya dan bebas berkeyakinan sekalipuan berbeda dengan orang tuanya. Istri bebas bekerja, berhias dan pergi kemanapun ia suka dengan alasan kepentingan kerja. Sementara suami bebas bergaul dan bepergian dengan teman wanitanya, dan seterusnya. Konflik bermunculan di tengah keluarga. Pergaulan bebas, perselingkuhan dan kadang berujung dengan perceraian. Sistem Liberalisme didominasi paham kapitalis dan menempatkan materi sebagai standar kebahagiaan keluarga. Hidup mereka didominasi upaya untuk sekedar mengumpulkan harta dan bagaimana menghabiskannya untuk kesenangan sesaat.
Negara saat ini menerapkan sistem pendidikan sekuler yang melahirkan generasi walaupun kaya ilmu justru menjadi pelaku kerusakan ditambah lagi dengan media yang semakin merusak moral generasi bangsa. Faktanya, banyak orang tua yang merasa sudah menanamkan agama pada anak-anak mereka, bahkan menyekolahkannya ke sekolah-sekolah Islam. Namun tetap saja derasnya arus globalisasi yang membawa ide-ide rusak cepat atau lambat menghancurkan bangunan keluarga.
Secara individu, arus itu mustahil mereka bending. Kita tidak bisa menyelesaikan semua permasalahan yang ada seperti bobroknya pendidikan, permasalahan ekonomi termasuk kemiskinan yang semakin melilit yang berkontribusi pada tingginya angka perceraian, kehidupan sosial yang semakin memburuk dan sederet masalah lainnya kecuali bertumpu pada Negara. Mereka membutuhkan satu kekuatan besar yang mampu membendungnya . Kekuatan itu bernama Negara. Jadi sudah saatnya kita menuntut Negara untuk menjadi soko guru ketahanan keluarga. Hal ini hanya akan tewujud bila Negara menerapkan system pemerintahan Islam, dimana Negara memberlakukan aturan-aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan, yaitu dalam bentuk Daulah Khilafah Islamiyah.
Peradaban Islam terbukti selama berabad-abad berhasil membangun tatanan keluarga yang kokoh, sejahtera, dan melahirkan generasi yang cemerla. Pendidikan Islam didalam Daulah menjadikan pembentukan insan kamil sebagai tujuan Negara. Negaralah yang akan membentuk generasi Islam dan keluarga Islam. Sistem ekonomi Islam juga mampu mewujudkan kesejahteraan keluarga. Implementasinya antara lain; Pertama, dengan memastikan setiap laki-laki mukallaf sebagai pencari nafkah utama mendapat akses pekerjaan, baik secara mandiri maupun bantuan negara. Kedua, negaraberperan langsung membangun ketahanan ekonomi keluarga dengan membangun iklim usaha yang kondusif dan mengeluarkan dana Baitul mal (Kas Negara) dalam bentuk pemberian subsidi tunai tanpa kompensasi bagi orang yang tidak mampu. Ketiga, Negara memenuhi secara langsung kebutuhan pokok massal dengan dana kas Negara Baitul Mal. Dalam bentuk layanan kesehatan, pendidikan yang berkualitas dan bebas biaya. Dengan demikian terealisasi kebaikan dalam masyarakat yang didalamnya tepenuhi kesucian, ketakwaan, kesungguhan, dan kerja (produktivitas) Semua orang merasa tenteram didalam Negara Khilafah, merasa tenang jiwanya, sekaligus terpenuhi kebahagiaan dan kesejahteraannya. Selanjutnya, Khilafah wajib menerapkan sanksi (‘uqubat) yang berfungsi sebagai zawajir (pencegah) dan jawabir (penebus dosa), yakni hudud, jinayat, ta’zir dan mukhalafat. [VM]
Pengirim: Jamilah, S.Pd. (Ibu Rumah Tangga dan Pendidik di SMKN 1 GROGOL – KEDIRI)
Posting Komentar untuk "NEGARA: Pilar Utama Ketahanan Keluarga "