Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hari Ini, Setelah 69 Tahun Deklarasi Berdirinya Negara Ilegal Israel


Hari ini, 14 Mei 2017, tepatnya 69 tahun deklarasi berdirinya negara Israel di Museum Seni Tel Aviv, di atas tanah Palestina tahun 1948 oleh Kepala Badan Yahudi David Ben-Gurion. Israel menjadi negara ilegal yang merampas tanah kaum muslimin. Israel Yahudi telah melakukan perampasan wilayah, penjarahan kekayaan alam, perdagangan wanita, penyiksaan dan pembunuhan warga. 

Rakyat Palestina saat ini mengalami penjara yang sangat menyakitkan dari penguasa-penguasa negeri Muslim. Mereka telah menutup perbatasan dengan Palestina dan menghalang-halangi masyarakat Islam yang ingin membantu saudaranya untuk berjihad di jalan Allah. dalam kasus Palestina ini, bahwa bantuan yang dilakukan terhadap serangan demi serangan Israel hanya pada korban, namun dunia sama sekali tidak melakukan tindakan apa pun terhadap pembantai Israel. 

Umat Islam dicerai-beraikan oleh tembok imajiner, dan piagam Liga Arab yang diklaimkan, sebaliknya membiarkan orang-orang Yahudi Israel bebas melampiaskan nafsu buasnya terhadap rakyat Palestina, sementara pasukan kaum Muslim yang jumlahnya jutaan dibelenggu oleh intruksi para penguasa yang taat instruksi Amerika, sehingga dengan demikian, siapa yang akan menolong mereka? Siapa yang akan menolong mereka? Siapa yang akan menyelamatkan tanah Isra’ dan Mi’raj?

Palestina dahulu menjadi sasaran serangan salib. Dahulu Kaum muslim tidak mengakui entitas mereka (kaum salib) di Palestina. Kaum Muslim berjihad memerangi entitas penjajah dalam jangka waktu yang panjang sekitar seabad lamanya hingga pembebasan Palestina di tangan Shalahuddin al-Ayyubi rahimahulLah setelah peperangan Hitin. Dan berikutnya kurang dari empat bulan setelahnya diikuti dengan pembebasan Baitul Maqdis pada 27 Rajab 583 H. Setelah itu, kurang dari dua ratus tahun kemudian kaum Muslim pada masa mamalik di bawah pimpinan Baibars dan Quthus berhasil menghancurkan kekuatan Mogul di Ayn Jalut pada tanggal 24 Ramadhan 658 H. Palestina dan negeri Syam pun kembali ke pangkuan Islam. 

Dulu kaum muslim tetap menjaga keamanan Palestina ketika Napoleon menginvasi tahun 1798 M, dan kaum Muslim berhasil mengusir pasukan Napoleon secara telak. Bahkan pada kondisi paling lemah sekalipun pada masa akhir daulah Utsmaniyah, kaum Muslim tetap mampu mempertahankan dan melindungi Palestina.  Khalifah Abdul Hamid II rahimahulLah menolak untuk melepaskan, meski hanya sejengkal bumi Palestina, demi imbalan beberapa juta Lira emas yang dijanjikan oleh Yahudi. Beliau mengucapkan perkataan yang terkenal: “… Sesungguhnya Palestina bukanlah milikku … akan tetapi milik umat Islam. Dan sungguh sayatan-sayatan pisau di badanku ini lebih ringan bagiku daripada aku melihat Palestina dikerat dari Daulah Khilafah. Itu adalah sesuatu yang tidak akan terjadi …”.

Sekarang Palestina terlantar. Keputusan berlindung kepada legitimasi internasional berarti menyerahkan masalah-masalah kaum Muslim pada para penjagal kapitalis. Padahal, kita umat Islam memiliki kekuatan yang jika ditempatkan pada tempatnya niscaya akan menghasilkan kekuatan yang menakjubkan. Sesungguhnya pertemuan-pertemuan regional maupun internasional apakah sifatnya mendesak, luar biasa, atau lainnya, apakah pertemuan tingkat delegasi, Menteri Luar Negeri, atau tingkat kepala negara, tidak pernah menghasilkan keputusan riil untuk menolong masalah apapun di antara masalah-masalah kaum Muslim, dan tidak menghasilkan apa-apa selain sebagai alat untuk memasarkan resep-resep Barat yang justru menghancurkan semua masalah kaum Muslim.

Sejarah puluhan tahun telah membuktikan, segala upaya diplomasi selalu gagal dalam menindak dan menghukum Israel. Serangan Israel terhadap kapal kemanusiaan dan aktifis di atasnya membuktikan bahwa Israel sama sekali tidak mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan. Juga menunjukkan bahwa satu-satunya bahasa yang dipahami oleh Israel adalah bahasa perang. Karenanya hanya bahasa perang sajalah yang akan bisa diperhatikan oleh Israel.

Di pihak AS, mereka sering mengumbar ingin melihat road map dilaksanakan untuk menjamin berdirinya sebuah Negara Palestina. Menampilkan kesan positif, yang dilupakan dari propaganda road-map ini, apa yang dia sebut dengan Negara Palestina, tidak lebih dari kamp penjara, dimana para penjaganya adalah orang Palestina sendiri, pengganti Israel. Jika para penjaga ini tidak menjaga keamanan Israel berdasarkan yang diinginkan Israel , maka ‘negara’ Palestina akan kembali diserbu. 

Hari ini Trump gagal memperbaiki citra Amerika baik ekonomi maupun moral, AS sudah bangkrut. Sistem ekonominya demikian rapuh sepert rumah kartu yang bisa runtuh kapanpun. Meskipun mereka berjanji untuk mencipta kesejahteraan dan meringankan kemiskinan, namun mereka membuat kemiskinan yang jumlahnya miliran. Sistem politik, demokrasi, dan HAM yang mereka kampanyekan sebagai ide yang superior adalah dusta. Dimana mereka membunuh, memenjarakan, dan menyiksa manusia tanpa perikemanusiaan.

Jalan keluar pembebasan Palestina adalah dengan memobilisasi tentara dan senjata untuk mengepung Israel dan menghancurkannya serta menghukum para pemimpin dan siapa saja yang telah melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap kaum muslim khususnya penduduk Palestina. Negeri-negeri muslim memiliki kekuatan militer dan persenjataan yang lebih dari mencukupi untuk melakukan itu. Yang belum ada di negeri kaum muslim adalah seorang penguasa mukhlis yang mau memobilisasi militer dan persenjataannya untuk melakukan itu. Karena itu kaum muslim harus berjuang keras mewujudkan pemimpin mukhlis itu. Dalam konsep pemerintahan Islam, Khalifah akan menggerakkan tentara dan memobilisasi persenjataan dalam rangka jihad membela Islam dan kaum muslim, membela penduduk Palestina dan siapapun dari kekejaman dan kebrutalan Israel dan mencabutnya entitas zionis itu. [VM]

Penulis : Umar Syarifudin (pengamat politik internasional)

Posting Komentar untuk "Hari Ini, Setelah 69 Tahun Deklarasi Berdirinya Negara Ilegal Israel"

close