Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Catatan Politik Nuklir


Penasihat keamanan utama Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mendesak China untuk lebih berperan dalam menahan program pengembangan nuklir dan peluru kendali Korea Utara (Korut), demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Jepang.”Jepang dan China perlu bekerja sama untuk mendesak Korea Utara menghindari tindakan provokatif lebih lanjut, dan mematuhi sejumlah hal, seperti resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” kata Shotaro Yachi selaku penasehat keamanan Abe. (antaranews.com, 30/5/2017)

Campur tangan Internasional di semenanjung Korea telah hadir dan terus memanaskan konflik. AS telah cukup lama diam atas perkembangan nuklir Pyongyang dibandingkan dengan Iran. 

Catatan

Teknologi senjata telah mencapai tahap di mana senjata-senjata yang demikian kuat tidak hanya mampu menundukkan tentara suatu negara, namun juga mampu menghancurkan negera itu sendiri. Senjata-senjata itu dikenal sebagai Senjata Pemusnah Massal (Weapons of Mass Destruction-WMD) yang mampu menghancurkan kota-kota dan negara-negara dan meracuni bumi dengan radiasi, bahan kimia atau mikro-organisme selama beberapa dekade. Senjata-senjata itu memiliki kemampuan sedemikian rupa sehingga dianggap bisa membawa kehancuran total dari dua negara yang berperang, yang dikenal sebagai Kehancuran Pasti Kedua Pihak (Mutually Assured Destruction-MAD). 

Senjata nuklir adalah senjata perang yang memiliki kemampuan destruktifnya yang besar. Karena potensi ini, senjata ini telah memainkan peran penting dalam keseimbangan global kekuasaan dan institusi global. Kekuatan senjata nuklir politis yang mampu menghasilkan sebuah negara sangat signifikan. Sebuah negara dianggap serius dalam isu global ketika memiliki senjata nuklir secara efektif sehingga membuat sebuah negara menjadi kekuatan di dunia. Ini berarti negara lain, dengan desain di negara seperti itu, perlu berpikir dua kali untuk menyerangya. 

Sekilas tentang kekuatan dunia saat ini menunjukkan bahwa negara-negara adidaya memiliki kemampuan nuklir dan bekerja untuk membatasi negara-negara lain agar mengembangkan kemampuan semacam itu. Uni Soviet dan AS sama-sama berusaha membatasi yang lain agar bisa memuat kemampuan mereka. Dari tahun 1960an dan seterusnya, kekuatan nuklir mengambil langkah untuk membatasi proliferasi senjata nuklir ke negara lain dan dampak lingkungan dari pengujian nuklir. Perjanjian Pelarangan Uji Partial (1963) membatasi semua pengujian nuklir untuk pengujian bawah tanah nuklir, sedangkan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (1968) mencoba untuk menempatkan pembatasan pada jenis kegiatan yang dapat ditandatangani oleh para penandatangan. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Didirikan di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memantau pembangunan nuklir. By1996, banyak negara menandatangani Perjanjian Pelarangan Uji Komprehensif, yang melarang semua pengujian senjata nuklir.

Hanya segelintir negara yang mampu mengembangkan senjata nuklir. Mengembangkan senjata nuklir merupakan tantangan besar yang menghadapi rintangan yang signifikan bagi negara manapun; Ini termasuk keuangan, sumber daya dan pengembangan industri. 

Sedangkan fakta kelompok negara pengimpor bahan nuklir, bahwa bagi Negara yang tergabung ke dalam kelompok negara pengimpor bahan nuklir bisa mempermudah untuk mendapatkan bahan nuklir dan bahan yang diperlukan lainnya, yang membantu mempercepat produksi dan pengembangan. Namun hal ini tidak bisa dilepaskan dari rencana-rencana negara-negara yang mengontrol dan berusaha memanfaatkan oleh negara-negara itu. Adalah Amerika Serikat tidak mempedulikan penduduk dunia namun hanya mencari cara untuk memastikan kontrol mereka terhadap sumber daya dunia.

Garis politik Amerika dalam agenda pelucutan senjata nuklir tidak riil dari semua negara. Hakikatnya senjata nuklir tetap dimiliki AS sendiri, dilucuti bagi negara lain. Amerika ingin mengontrol dan mengendalikannya senjata nuklir dunia, sampai-sampai berbagai KTT keamanan nuklir yang diselenggarakannya dibuat barada di bawah skenarionya, termasuk mengundang siapa yang dia kehendaki dan menghalangi siapa yang dia kehendaki, atau memprovokasi atau melecehkan siapa yang dia kehendaki dengan menganggap dirinya sendiri sebagai pemimpin global. 

Butuh tatanan baru untuk menghilangkan ketergantungan destruktif terhadap Amerika, yang telah menyebabkan Amerika berkuasa di mana-mana. Tatanan dari sebuah negara yang mengadopsi sistem Islam secara komperehensif yang akan memimpin seruan bagi perlucutan senjata nuklir global yang dapat dibuktikan untuk mengakhiri ancaman nuklir terhadap kesejahteraan manusia. [VM]

Penulis : Umar Syarifudin (pengamat politik internasional)

Posting Komentar untuk "Catatan Politik Nuklir "

close