Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Rasulullah Mendapatkan Lailatul Qadar di Malam ke 27


Diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam sedang duduk i’tikaf semalam suntuk pada hari-hari terakhir Bulan Suci Ramadhan. Para sahabat pun tidak sedikit yang mengikuti apa yang dilakukan Nabi Shallalahu alaihi wa sallam ini.

Beliau berdiri shalat mereka juga shalat, beliau menegadahkan tangannya untuk berdo’a dan para sahabat pun juga serempak mengamininya.

Saat itu langit mendung tidak berbintang. Angin pun meniup tubuh-tubuh yang memenuhi masjid. Dalam riwayat tersebut malam itu adalah malam ke-27 dari Bulan Ramadhan.

Disaat Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam dan para sahabat sujud, tiba-tiba hujan turun cukup deras. Masjid yang tidak beratap itu menjadi tergenang air hujan. Salah seorang sahabat ada yang ingin membatalkan shalatnya, ia bermaksud ingin berteduh dan lari dari shaf, namun niat itu digagalkan karena dia melihat Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam dan sahabat lainnya tetap sujud dengan khusuk tidak bergerak.

Air hujan pun semakin menggenangi masjid dan membasahi seluruh tubuh Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang berada di dalam masjid tersebut, akan tetapi Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam dan para sahabat tetap sujud dan tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya.

Beliau basah kuyup dalam sujud. Namun sama sekali tidak bergerak. seolah-olah beliau sedang asyik masyuk ke dalam suatu alam yang melupakan segala-galanya. Beliau sedang masuk ke dalam suatu alam keindahan. Beliau sedang diliputi oleh cahaya Ilahi.

Beliau takut keindahan yang beliau saksikan ini akan hilang jika beliau bergerak dari sujudnya. Beliau takut cahaya itu akan hilang jika beliau mengangkat kapalanya.

Beliau terpaku lama sekali di dalam sujudnya. Beberapa sahabat ada yang tidak kuat menggigil kedinginan. Ketika Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam mengangat kepala dan mengakhiri shalatnya, hujan pun berhenti seketika.

Anas bin Malik, sahabat Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam bangun dari tempat duduknya dan berlari ingin mengambil pakaian kering untuk Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam. Namun beliau pun mencegahnya dan berkata “Wahai Anas bin Malik, janganlah engkau mengambilkan sesuatu untukku, biarkanlah kita sama-sama basah, nanti juga pakaian kita akan kering dengan sendirinya. ”

Anas pun duduk kembali dan mendengarkan dengan seksama cerita Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam mengapa beliau begitu lama bersujud.

Masya Allah….ternyata ketika tadi Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam, dan disaat hujan mulai turun, disaat itu pula . . . . .malaikat di bawah pimpinan jibril turun dalam keindahan dan bentuk aslinya.

Mereka berbaris rapi dengan suara gemuruh tasbih dan tahmid mereka bergema dilangit dan dibumi serta alam semesta saat itu dipenuhi dengan cahaya ilahi.

Inilah yang membuat Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam terpaku menyaksikan keindahan dan cahaya yang sama sekali tidak pernah dilihat oleh mata.

Gema tasbih dan tahmid malaikat yang tak pernah didengar oleh telinga dan suasana yang tidak pernah bisa dibayangkan oleh pikiran manusia.

Itulah lailatul qadar. Tahukah kalian, apakah Lailatul Qadar ?

Lailatul qadar yang waktunya hanya sesaat itu lebih baik dari pada seribu bulan. Di malam itu, para malaikat dibawah pimpinan Jibril turun atas izin Allah Subhanahu wa Ta’ala, mereka menebarkan kedamaian, keselamatan, kesejahteraan dan mengatur segala urusan, mereka menyampaikan salam sampai terbitnya fajar keseluruh semesta alam.

Saudaraku ….. Sekarang sudah hampir mencapai puncak terakhir dari Bulan Ramadhan, dan dipuncaknya seorang hamba akan mendapatkan “Pembebasan dari api neraka”

Pada malam-malam 27 terakhir ramadhan ini, para malaikat turun dari langit untuk menaburkan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada para hambaNya dan menyampaikan salam kepada kaum beriman hingga terbitnya fajar, itulah yang dinamakan “Lailatul Qadar”, malam yang lebih afdhal daripada seribu bulan.

Lailatul Qadar adalah malam kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala, malam keagungan-Nya, malam pengampunan-Nya, malam yang dimiliki-Nya untuk memberi maaf kepada hamba-hamba-Nya berbuat dosa….

dan menebarkan kasih sayang kepada semua hamba-Nya.

Dilangit ada kerajaan sangat besar yang mengatur dan mencatat segala amal manusia dimuka bumi ini….

Ketika para malaikat melihat kitab catatan amal manusia…..

mereka “iri” dengan amal yang hanya khusus dilakukan penduduk bumi dimalam-malam lailatul qadar yaitu 10 malam terakhir di bulan ramadhan….

Malaikat pun tidak ada yang dapat menirunya. Salah satu di antaranya adalah…. “Rintihan taubat” para pembuat dosa yang kemudian diampuni segala dosa-dosanya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam sebuah hadist qudsi: “Aku lebih suka mendengarkan rintihan para pembuat dosa ketimbang gemuruh suara tasbih, karena gemuruh suara tasbih hanya menyentuh kebesaran-Ku, sedangkan rintihan taubat para pembuat… dosa menyentuh kasih sayang-Ku.”

Karena itu

YA ALLAH… ….

Kami datang mengemis ampun dihadapan pintu maaf-Mu.

YA ALLAH… ….

Kami datang dengan deraian air mata… merengek dan memohon kasih sayang serta pengampunan-Mu yang begitu luas.

YA ALLAH… …

Jika pada bulan yang mulia ini….

Engkau hanya menyayangi orang-orang yang mengikhlaskan shiyam di siang hari dan qiyam di malam hari….

maka ….

siapa lagi yang akan menyayangi kami yang selalu tenggelam dalam kubangan dosa dan kemaksiatan ini..

YA ALLAH… …

Jika Engkau hanya mengasihi orang-orang yang menaatiMu…. maka siapa yang akan mengasihi kami yang berlumuran dosa dan maksiat ini…

YA ALLAH… …

Jika Engkau hanya menerima orang-orang yang tekun dalam beramal….

maka siapa yang akan menerima orang-orang yang malas ibadah seperti kami ini…

YA ALLAH… ….

Betapa Beruntungnya orang-orang yang berpuasa dengan sebenar-benarnya…

Betapa Bahagia orang-orang yang shalat malam dengan sebaik-baiknya…. ..

Selamatlah orang-orang yang beragama dengan tulus dan ikhlas…

Sedangkan kami… …

YA ALLAH… …

Kami adalah hamba-hamba-Mu …

yang hanya bisa berbuat dosa dan maksiat….

Sayangilah kami YA ALLAH… dengan segenap kasih-Mu….

YA ALLAH… ….

Ampunilah dosa-dosa kami…

Ampuni dosa kedua orang tua kami…

Sayangilah mereka seperti mereka telah menyayangi kami semenjak kecil…

YA ALLAH…. …

Khusus untuk kedua orang tua kami yang sudah meninggal dunia….. ….

Ampunilah dosa-dosa mereka….

Maafkan kesalahan mereka…

Terimalah setiap amal soleh mereka…

Mudahkan YA ALLAH..

Mudahkanlah segala urusan mereka di Kubur….

Jadikan kubur mereka … kubur yang Luas dan Tetang benderang…

Dipenuhi dengan makanan dan buah-buahan….

Jadikan Kubur mereka Sejuk dan menyenangkan….

Jadikan kubur mereka Menggembirakan dan membahagiakan selayaknya mereka sedang berada di Taman Syorga…

Sehinggalah mereka lupa……..

sudah berapa lama berada di dalamnya..

Karena penuh dengan kenikmatan

YA ALLAH… …

Bebaskanlah kami dari Siksa “API NERAKA”

dengan ampunan-Mu.

Ampunilah dosa-dosa kami dengan kasih sayang-Mu….

Sesungguhnya kami tidak akan sanggup menahan Siksa Neraka-Mu…

Yang digambarkan oleh Nabi-Mu….

Bahwa siksaan yang paling ringan adalah di teteskan 1 tetes air dari NERAKA …. di ujung jari kaki seorang hamba …

Maka MENGGELEGAKLAH otaknya….

Karena Teramat panasnya air dari Neraka tersebut…..

YA ALLAH…. …

Jika Engkau masukkan kami ke NERAKA…

Kemana kami akan lari…

sementara di kaki kami sudah Engkau pakaikan sandal dari Api…

Sementara NERAKA itu sendiri adalah Lautan Api….

YA ALLAH….

Kemana kami bisa meminta pertolongan

…….. ….. ….

Tiada yang dapat memberi pertolongan kecuali Pertolongan-Mu…

Tiada yang dapat menyelamatkan selain Ampunan dari-Mu…

YAA ALLAH… ….

Ampunilah dosa-dosa kami ….

Yang disengaja ataupun yang tidak disengaja….

Yang kami ketahui ataupun yang tidak diketahui…..

Sesungguhnya Engkaulah Maha penerima taubat

YA ALLAH… ….

Wahai Dzat Yang Paling Penyayang dari semua yang Menyayangi….

sayangilah kami

YA ALLAH… ….. ….

YA ALLAH… …. Tuangkanlah kesabaran atas diri kami…

kokohkanlah pendirian kami….

dan tolonglah kami terhadap gangguan orang-orang kafir…

baik itu gangguan dzahir maupun batin..

YA ALLLAH… … Janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa dan bersalah…

Janganlah Engkau pikulkan kepada kami…….

apa-apa yang kami tidak sanggup memikulnya… ..

Maafkanlah kami….

ampunilah kami….

rahmatilah kami….

Sesungguhnya

Engkaulah sebenar-benarnya penolong bagi kami…

YA ALLAH… … Ampunilah dosa-dosa dan tindakan-tindakan kami…

yang berlebih-lebihan dalam urusan kami….

tetapkanlah pendirian kami dalam barisan orang-orang beriman dan bertaqwa…

YA ALLAH… …

Janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi orang kafir..

ampunilah kami

Ya Allah … ….. …..

sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

YA ALLAH… ….

Janganlah Engkau jadikan hati kami… condong kepada kesesatan….

padahal Engkau sudah memberi petunjuk kepada kami…..

karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu…. …

karena sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi Karunia…

YA ALLAH… … Sungguh kami telah beriman….

maka ampunilah kami..

berilah kami rahmat dari sisi-Mu….

karena Engkau adalah sebaik-baik Pemberi Rahmat..

YA ALLAH… …

Sempurnakanlah cahaya bagi kami…

karena sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu…

YA ALLAH… ….

Terimalah amalan-amalan kami….

sesungguhnya…. …. Engkaulah yang Maha Mendengar.. Maha Melihat… lagi Maha Mengetahui….

Aamiin Aamiin Yaa Rabbal ‘aalamiin

Yaumul i’tikaf

Jogjakarta, 21 Juni 2017

Irfan S. Awwas

[ar]

Posting Komentar untuk "Kisah Rasulullah Mendapatkan Lailatul Qadar di Malam ke 27"

close