Mahasiswa, Ramadhan, dan Kebangkitan Umat
ilustrasi |
Mahasiswa merupakan penerus estafet kepemimpinan sebuah bangsa..Kitalah generasi penerus yang akan mewarisi negara ini. Masa depan sebuah bangsa ada ditangan para pemuda, para mahasiswa. Maka dari itu mahasiswa harus bisa menjadi aktor intelektual yang punya idealisme tinggi, yang berontak jika melihat kedzaliman dan ketidakadilan. Tentu bukan berontak dengan melakukan kekerasan dan anakisme, namun berontak secara intelektual, yakni menentang dengan lisan, menjelaskan kekeliruan-kekeliruan yang ada dan yang tak kalah penting adalah mampu memberikan solusi.
Jiwa pejuang harus melekat pada diri mahasiswa, pundak mereka harus kuat memikul beban perjuangan, dan tangannya harus erat membawa bara api perjuangan, serta kakinya harus tetap dapat berdiri dengan kokoh mendobrak segala bentuk intimidasi atau penggembosan. Wahai mahasiswa kitalah estafet kepemimpinan itu. Mahasiswa sejati adalah seorang pemuda yang kuat akalnya, teguh hatinya, dan kokoh kakinya. Sangat sedih rasanya melihat banyak mahasiswa hari ini yang lembek, acuh, dan pragmatis Mau dibawa kemana negeri ini? Negeri yang katanya zamrud khatulistiwa dengan kekayaan alam dan budayanya.
Mahasiswa dan perjuangan tak bisa dilepaskan. Mahasiswa berdiri didepan untuk membela rakyat. agar rakyat tidak ditipu, didzolimi oleh kebijakan-kebijakan penguasa yang semena-mena. Lihatlah saat ini harga-harga bahan pokok mulai melambung, kran-kran impor dibuka lebar, privatisasi sumberdaya alam lewat investasi-investasi asing, lalu rakyat mau makan apa? Jika pencaharian mereka digusur oleh barang-barang impor itu. Sumberdaya alamnya di privatisasi, listrik, pajak melambung, lalu bagaimana rakyat bisa menikmati tanah air ku yang merdeka? Apa bedanya dengan jaman belanda yang juga memungut pajak dari pribumi serta mengeruk kekayaan sumberdaya alam milik rakyat.
Mahasiswa di bulan suci ramadhan ini harus berubah, yang tadinya lembek, acuh, dan pragmatis harus mulai sadar dan merubah diri. Kalian adalah mahasiswa sadarlah! Mahasiswa adalah pewaris bangsa ini! Jangan hanya mengejar nilai, jangan hanya sibuk mencari kerja! Sadarlah mahasiswa kita adalah estafet kepemimpinan!.
Di bulan ramadhan yang mulia ini adalah momen yang tepat untuk mahasiswa berhijrah, dari lembek, acuh, pragmatis menjadi ideologis dan visioner. Mengingat ramadhan adalah bulan perjuangan, Rasulullah dahulu menaklukkan mekkah (fathul makkah) pada bulan suci ramadhan dan banyak kemenangan-kemenangan umat islam lainnya yang justru diperoleh dalam bulan suci ramadhan. Ramadhan adalah bulan mulia bulan diturunkkannya Al Quran, dilipatkandakannya pahala, dan terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Mahasiswa harus membuat ramadhan yang tinggal sedikit lagi ini bermakna. Berhijrahlah wahai mahasiswa, jadilah ideologis dan visioner.
Tahun ini, kebangkitan umat mulai terasa. ‘Atmosfer’ persatuan itu mulai meliputi umat islam yang ada di Indonesia khususnya, lewat aksi-aksi simpatik super damai yang digelar beberapa bulan yang lalu. Umat islam dengan jumlah jutaan melakukan sholat jumat bersama, lalu ribuan umat diberbabagai daerah melakukan subuh berjamaah bersama, bukankah ini pertanda kebangkitan. Mahasiswa sebagai bagian dari umat islam harus turut andil dalam mempertahankan ‘Atmosfer’ ini, jangan sampai momen ini hilang begitu saja. Mahasiswa harus kompak bersama para ustadz, para kyai, para ulama untuk mengawal ‘Atmosfer’ persatuan ini.
Agar persatuan dan kebangkitan ini terus terjaga dan tumbuh, maka mahasiswa harus ideologis yakni memegang teguh ajaran islam, memperjuangankan yang haq dan menentang yang bathil, lalu visioner yakni punya visi untuk melanjutkan kehidupan islam dalam seluruh elemen berbangsa dan bernegara, karena islam adalah solusi untuk memperbaiki carut-marut sistemik yang melanda negeri ini, dan hanya dengan islamlah hidup kita mulia, dunia akhirat. [VM]
Penulis : Yudhi Sasono (Mahasiswa Nganjuk)
Posting Komentar untuk "Mahasiswa, Ramadhan, dan Kebangkitan Umat"