Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keterasingan yang Membahagiakan


Islam muncul pertama kali dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana mulainya, maka berbahagialah orang-orang yang terasing tersebut. Itulah sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Hadits ini sesungguhnya menggambarkan kepada kita bagaimana Islam yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad Rasulullah SAW, yang kehadirannya dianggap asing oleh penduduk Mekkah pada saat itu. Bahkan Islam dan dakwahnya dianggap sesuatu yang akan mengancam mereka. Sehingga kaum Quraisy terus berusaha untuk menghentikan dakwah Rasulullah dengan berbagai macam cara. Mulai dengan propaganda yang menyudutkan Islam sampai cara kekerasan yang mereka lakukan untuk menghadang laju dakwah Islam yang diemban Rasulullah dan para sahabatnya. 

Tentu kita tahu bagaimana perilaku penduduk Mekkah yang dimotori kaum Quraisy memperlakukan Rasulullah dan para sahabat yang mengemban dakwah Islam kala itu. Hinaan, cacian bahkan fitnah terus mereka lakukan. Namun semua itu tidak pernah menyurutkan dakwah Islam yang diemban Rasul dan para sahabat. Bahkan hal itu semakin menguatkan keimanan dan keyakinan mereka akan apa yang dijanjikan Allah. Walaupun untuk itu mereka harus lalui dengan penuh tekanan dan intimidasi. Bahkan mengharuskan sebagian mereka untuk hijrah ke Habasyah untuk menyelamatkan diri dan dakwah Islam. 

Selain itu, Rasulullah dan para sahabat demi mempertahankan dakwah ini, mereka rela menghadapi pemboikotan yang dilakukan oleh Kaum Quraisy. Kita tahu bagaimana dampak dari pemboikotan ini yang membuat penderitaan luarbiasa bagi Rasul dan para sahabat. Tapi hal itu tetap tak menyurutkan dakwah mereka.

Keistiqomahan dan keteguhan Rasulullah dan para sahabat dalam mendakwahkan Islam telah menghantarkan pada pertolongan Allah yang tidak pernah terduga. Disaat dakwah Islam tidak diterima oleh penduduk Mekkah, Allah mengirimkan penduduk Madinah yang pada saat itu melakukan perjalanan haji ke Mekkah bersedia menerima dakwah Islam. Mereka itulah kaum Anshor yang berjumlah dua belas orang laki-laki telah menemui Rasulullah SAW di Aqabah. Pertemuan itu yang kita kenal dengan Bai’at Aqabah pertama. 

Ubadah bin ash-Ashmit menuturkan bagaimana proses Bai’at Aqabah, beliau menyatakan “Saya termasuk diantara orang yang turut dalam Bai’at Aqabah Pertama. Ketika itu jumlah kami dua belas orang laki-laki. Kemudian, kami membai’at Rasulullah SAW, sebagaimana bai’atnya kaum perempuan. Bai’at itu berlangsung sebelum diwajibkannya perang. Sehingga bai’at itu isinya bahwa kami tidak akan menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anak kami, tidak akan melakukan kebohongan yang kami buat-buat sendiri diantara tangan dan kaki kami, dan kami tidak akan membangkang Rasulullah SAW, ketika kami diperintah berbuat baik. (Rasulullah SAW, bersabda; jika kalian menepati (isi bai’at) ini, maka kalian berhak mendapatkan surga. Jika kalian melakukan satu saja diantara (larangan yang ada dalam bai’at) ini, maka urusannya dikembalikan kepada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Perkasa. Sehingga, jika Allah berkehendak, maka Allah menyiksanya dan jika Allah berkehendak, maka Allah mengampuninya. 

Setidaknya ada tiga hal yang terkandung dalam Bai’at Aqabah Pertama ini, yaitu: 1). Keimanan kepada Allah Yang Maha Esa, dan membuang jauh-jauh sesembahan-sesembahan selain Allah. 2). Istiqomah, yakni disipilin dalam bertingkah laku. 3). Mengambil kebenaran yang keluar dari lisan Rasulullah SAW, yakni dari Al-Quran dan As-Sunnah. (Siroh Nabawiyah, Sisi Politis Perjuangan Rasulullah SAW:2011).

Penerimaan oleh kaum Anshor ini menjadi cikal bakal masuknya dakwah Islam ke Madinah. Serta diutusnya Mush’ab bin Umair untuk mendakwahkan dan mengajarkan Islam pada mereka selama setahun penuh. Alamiahnya dakwah, di Madinah pun dakwah Islam awalnya mengalami penolakan dari para petinggi atau tokoh Madinah pada saat itu. Namun kecerdasan mereka mampu memahami dan menerima dakwah Islam yang disampaikan Mush’ab. Bahkan mereka menjadi Ahlu Nushrah (yang memberikan pertolongan) yang Allah sudah siapkan untuk dakwah ini.  Salah satu dari mereka sudah kita tahu akan perannya dalam dakwah Islam ini. Yang saat dia meninggal Arsy pun bergetar. Itulah Sa’ad bin Muadz. 

Awalnya Sa’ad ketika mendengar dakwah Islam di Madinah, tidaklah menyukainya dan bahkan menolaknya. Hal ini membuatnya menemui Mush’ab untuk mengusirnya dari Madinah. Namun kecerdasan Sa’ad tidak membuatnya bertindak seperti kaum Quraisy. Saat Mush’ab memintanya untuk duduk dan mendengarkan Islam dan Al-Quran yang dibacakan Mush’ab. Sa’ad bersedia untuk mendengarkan Islam dari Mush’ab. Dengan kecerdasannya pula yang mampu memahami apa yang disampaikan Mush’ab. Sa’ad menyatakan keislamannya dan menerimanya dengan sepenuh hati dan keimanan yang kokoh. Bahkan tak hanya menerima dakwah Islam saja melalui tangannya kekuasaan yang dipegangnya di Madinah diberikan kepada Rasulullah, agar Rasul memimpin dan menerapka Islam di Madinah. Yang ini menjadikan Islam tegak dan menjadi Negara Adidaya yang ditakuti oleh mereka yang membencinya.

Kondisi dakwah Islam yang dialami Rasulullah dan para sahabat secara alamiahnya akan terulang kembali. Hal ini Nampak pada saat ini, seperti yang disampaikan Rasul, bahwa Islam muncul pertama kali dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana mulainya. Dakwah Islam dianggap sesuatu yang berbahaya, bahkan salah satu pejabat negeri menyatakan bahwa dakwah ini seperti sel-sel Cancer atau kanker yang akan mematikan tubuh alias negeri ini. Dakwah Islam yang sejatinya warisan Nabi Kita Muhammad Rasulullah SAW dianggap akan menghancurkan negeri ini. Dakwah Islam dianggap sebagai ancaman bagi negeri ini. Dakwah Islam yang sejatinya ingin memperbaiki apa-apa yang telah dirusak oleh manusia, mereka anggap sebagai ancaman sehingga layak untuk diberangus.

Memang benar, Dakwah Islam adalah ancaman. Namun bukan untuk negeri ini. Tapi dakwah Islam ini ancaman bagi para penjajah Barat dan anteknya yang telah merusak negeri ini. Ancaman bagi eksitensi imperialis dan para kapitalis yang telah mengeruk kekayaan negeri ini dan negeri Islam di dunia dan menyengsarakan rakyatnya.

Dakwah Islam yang kian hari lajunya tidak bisa terbendung lagi, membuat mereka ketakutan sehingga dengan berbagai macam cara mereka mencoba membendung laju dakwah ini. Seperti halnya kaum Quraisy yang tak pernah berhenti untuk menghalangi dakwah Rasul dan para sahabat. Halangan dan rintangan akan dakwah ini terus mereka gencarkan. Karena mereka sendiri tahu akan janji Allah, bahwa Islam dengan Khilafahnya akan kembali memimpin dunia. Yang artinya kekuasaan dan eksitensi mereka akan hilang dari dunia ini. Kekuasaan mereka untuk mengeruk dan menguasai sumber daya alam negeri ini akan musnah, ketika kekuasaan Islam kembali tegak.

Kondisi dakwah kita saat ini, haruslah menjadikan kita semakin yakin akan janji Allah dan Rasul-Nya. Halangan dakwah ini akan kita hadapi dengan terus memohon pertolongan Allah dengan menggenapkan daya dan upaya kita untuk menyambut Sa’ad bin Muadz dan kaum Anshor yang kedua yang telah Allah siapkan untuk memberikan pertolongan untuk Islam dan dakwah ini.

 Sesungguhnya halangan dan rintangan dakwah yang ada, secara tidak langsung menunjukkan kepada kita siapa yang sejatinya tetap ada dibarisan dakwah ini. Serta menunjukan siapa saja yang mendukung dakwah ini dan siapa yang ada dibarisan penghalang dakwah ini. Karena sejatinya Allah sedang menyeleksi dan membersihkan dakwah ini dari orang yang tidak ikhlas dan tidak yakin akan janjiNya. Karena pertolongan Allah hanya diberikan kepada mereka yang memiliki keyakinan dan keikhlasan dalam dakwah ini. Bukan karena kenikmatan dan kepentingan dunia yang penuh dengan tipu daya ini.

Saudaraku, saatnya kita perkuat keimanan dan ketaatan serta upaya kita dalam dakwah ini. Serta doa-doa kita kepada Allah yang Maha Berkendak untuk memberikan pertolongannya dengan memenangkan dakwah ini seperti yang Allah dan Rasul-Nya janjikan untuk kita. Tetaplah semangat dan istiqomah. Sungguh Janji Allah semakin dekat, layakan diri kita untuk mendapatka pertolonganNya. Sesungguhnya Allah dan RasulNya tidak pernah menyalahi janji. [VM]

Penulis : Oleh: Sri Nurhayati, S.Pd.I ( Pengisi Keputrian SMAT Krida Nusantara)

Posting Komentar untuk "Keterasingan yang Membahagiakan"

close