Semaian DEBU FITNAH Aksi 212
Reuni 212 |
Islamophobia melalui media menjadi industri baru menyudutkan Islam dan umatnya. Hal ini bukanlah barang baru dalam liberalisasi kehidupan. Ada narasi yang sama jika untuk pemberitaan Islam maka harus dilabel dengan nada menakutkan. Tak terkecuali Reuni Aksi 212 mendapatkan sorotan tajam. Seolah mereka menyemai debu-debu fitnah, yang ujungnya semakin mengokohkan umat Islam dalam menjemput janji Allah Swt.
MetroTV dan Media Indonesia kembali membuat fitnah keji terhadap umat islam. Dalam editorial Media Indonesia yang bertajuk meneladani toleransi sang Nabi yang ditayangkan oleh Metro TV pada jum’at 1 Desember 2017 ini, dalam salah satu narasi kalimatnya sangat menyinggung perasaan umat islam. Penayangan itu dikatakan bahwa agenda reuni 212 di sebut sebagai perayaan intoleransi. Dalam narasi kalimat itu dikatakan,
“ celakanya intoleransi itu dipraktekkan untuk kekuasaan politik dengan mengatasnamakan agama. Lebih celaka lagi, mereka berencana berkumpul merencanakan intoleransi itu dengan gegap gempita, huh. Ini tentu bisa membuat korban intoleransi semakin terluka. Ketika pihak yang terluka disuruh move on, supaya lukanya lekas pulih, pihak sebelah justru menari diatas luka itu dengan merayakan kemenangan mereka secara gegap gempita”.
Narasi inilah yang membuat geram umat islam. Seolah secara gamblang editorial ini sengaja di buat untuk menyerang secara langung kepada alumni 212 dan menuduh alumni 212 sebagai gerakan intoleransi. Tidak hanya hari ini saja, seringkali Metro TV membuat berita-berita yang palsu dan menyakiti umat islam. Lalu apakah pemberitaan Metro TV ini bentuk toleransi ?
Kalau kita analisa, sebenarnya hal ini adalah bentuk luapan kekecewaan narator terhadap kekalahan Ahok dalam Pilkada 2017 lalu. Karena kita tahu bahwa Metro TV adalah pendukung Ahok yang sangat luar biasa. Mereka tidak menyangka bahwa ketenaran Ahok dan dukungannya baik dari pemodal asing maupun aseng yang besar serta dukungan dari penguasa yang kuat ternyata mampu di kalahkan. Hal inilah yang sebenarnya menjadi luka yang belum kering sebagaimana narator sampaikan. Dan mereka pun tahu bahwa luka itu berawal dari aksi 212 tanun 2016 lalu.
Kekecewaan ini tidak hanya terlihat di Metro TV atau Media Indonesia saja. Ternyata tidak hanya Metro TV dan Media Indonesia saja, CNNIndonesia pun bikin fitnah yang keji. Dalam berita yang di rilis CNNIndonesia sabtu, 2 desember 2017 menyatakan bahwa “Bendera HTI berkibar di Reuni Akbar Alumni 212”. Ini adalah fitnah yang keji, dimana bendera yang berkibar itu adalah bendera tauhid bendera umat islam. Artinya jika bendera itu yang dimaksud berarti CNN telah mengkriminalisasi bendera warisan Roulullah SAW. Bukankah ini adalah perbuatan intoleran?
Dari semua fitnah-fitnah yang dilontarkan berbagai media yang ada dapatlah kita ambil beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya para pendukung Ahok sampai hari ini masih menyimpan dendam sakit hati yang begitu dalam kepada umat islam, sehingga apapun yang dilakukan umat islam khususnya alumni 212 akan mereka buat opini sejelek-jeleknya. Dengan opini yang jelek ini harapan merekan adalah agar simpati dan dukungan umat islam semakin melemah. Dengan kepercayaan yang melemah ini tujuan akhirnya adalah memecah belah kekuatan umat islam. Kedua, ini menjadi bukti bahwa mereka sangat takut dengan berkumpulnya umat islam dalam jumlah yang sangat besar. Artinya semakin banyak umat islam yang berkumpul, maka akan membahayakan kepentingan mereka. Rencana – rencana besar mereka akan terhadang oleh gerakan-gerakan umat islam yang mulai menunjukkan persatuannya. Kekhawatiran inilah yang sangat menghantui mereka. Apalagi kini para mujahid dan mujahidah dari jutaan umat islam yang telah berikrar bahwa 212 dijadikan hari kebangkitan dan persatuan umat islam.
Sesungguhnya kebangkitan islam kini mulai nampak dan akan menjadi kekuatan yang besar yang tak akan ada yang mengalahkan. Artinya gerakan 212 telah membawa pesan bahwa kehendak Allah SWT. Tak dapat ditahan atau dilawan oleh siapa-siapa. Janji Allah akan segera menjadi kenyataan. [vm]
Penulis : AB Latif (Direktur Indopolitik Watch)
Posting Komentar untuk "Semaian DEBU FITNAH Aksi 212"