Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tauhid dan Khilafah, Dua Sisi Mata Uang Tak Terpisah


Sejak lama Dunia Barat beserta anteknya tidak pernah rela dengan kemuliaan kaum muslimin, dan ketinngian agamanya. Berbagai konspirasi dan rekayasa jahat untuk melenyapkannya, sejak tegaknya Islam di Madinah al munawarah hingga runtuhnya Kekhilafahan terakhir di Turki Utsmani gak pernah surut dari rongrongan jahat musuh musuh Islam (kaum kafir & munafik).

Setelah runtuhnya Khilafah Turki Utsmani, Kaum Muslimin masih berupaya menegakkan Kekhilafahan mereka untuk menyempurnakan tegaknya risalah Islam di muka bumi ini, karena hukum-hukum  Islam tidak bisa terlaksana dengan sempurna tanpa tegakknya  Khilafah Islam. Kaum Kafir tidak berhenti memadamkan upaya mendirikan Khilafah ini dengan menghembuskan pemikiran dan racun untuk membuat keraguan dalam benak kaum muslimin. Diantaranya dengan membenturkan urgensitas tauhid dengan khilafah. Dimunculkan perdebatan, mana yang mesti di dahulukan..? Tauhid atau khilafah?

Tentu pemikiran ini sangat berbahaya bagi Kaum Muslmin karena akan memalingkan mereka dari problem utama yaitu menegakkan instutusi yang menjamin terlaksananya hukum-hukum Islam secara keseluruhan.

Tauhid adalah ibarat sebuah pondasi sebuah bangunan. Sedangkan Khilafah adalah bangunan yang ada di atasnya. Mana yang lebih dulu? Tentu untuk membangun sebuah bangunan adalah pondasi dulu, baru bangunan diatasnya. Mana mungkin sebuah bangunan tanpa pondasi? Pasti akan roboh. Sebuah bangunan akan tegak berdiri kokoh jika pondasinya kuat. Tentu pondasinya dibangun terlebih dulu, baru bangunan di atasnya. Kuat tidaknya bangunan salah satunya ditentukan oleh pondasinya. Akan tetapi bukan berarti bangunan yang ada di atasnya dikatakan tidak penting. Untuk disebut sebuah rumah, gedung, kantor dan bangunan lain harus ada pondasi dan bangunan di atasnya, agar bisa menjalankan fungsi bangunan tersebut. Belum dikatakan sebuah rumah, gedung, kantor, dll jika baru ada pondasinya saja. Disamping itu sebuah pondasi tanpa bangunan di atasnya lama kelamaan akan hilang. Tertimbun erosi tanah di sekelilingnya karena panas dan hujan. Hal itu disebabkan tidak ada bangunan yang melindungi atau menjaga eksistensi pondasi. Oleh karena itu keberadaan pondasi dan bangunanya tidak bisa dipisahkan. Satu sama lain sama sama penting.

Pun demikian dengan Tauhid dan Khilafah. Sebuah negara tidak disebut Khilafah jika pondasi atau asasnya bukan tauhid, karena itu syarat mutlak yang harus dipenuhi. Bukan disebut Khilafah jika asasnya sekuler, sosialis atau paganisme. Syaratnya wajib tauhid. Karena itu adalah makhna khas yang memang jadi milik dan ajaran Islam. Nah, bagaimana dengan Khilafah? Khilafah ini juga tidak kalah pentingnya dibanding tauhid. Dia (khilafah) ini adalah bangunan yang akan menaungi, menjaga pondasi agar eksistensinya tetap ada. Di samping itu, Khilafah ini ibarat bangunan tadi akan menjadikan sebuah negara bisa menjalankan fungsinya sebagai bangunan negara, yaitu mengurusi rakyatnya, menyelesaikan problematikanya, melindungi & menjaga, dan fungsi² syariat lainnya.

Umat islam jangan sampai terperdaya, sebab upaya membenturkan antara tauhid dan khilafah adalah upaya kaum kafir untuk mengadu domba dua kelompok Islam yang ingin memperjuangkan tegaknya Islam agar terlaksana sempurna. Karena kekuatan kaum muslimin jika bersatu dalam naungan khilafah adalah satu hal yang ditakuti oleh musuh musuh Islam. Mereka sangat menyadari, tidak mungkin berhadapan dengan pasukan tempur para mujahid kaum muslimin. Tidak akan mampu, sehingga sebelum kekuatan "raksasa" itu pulih dan sehat seperti pendahulunya, mereka benturkan, dan adu domba elemen kekuatan Islam agar raksasa itu tetap "pingsan" dan tetap bisa mereka kuasai semua harta benda miliknya.

Oleh karena itu, sudah saatnya pejuang tauhid bersinergi dengan pejuang Syariah dan  Khilafah. Agar proyek bangunan kaum muslimin segera tegak dan kuat. Kita songsong nasrullah tegaknya Khilafah Islam dengan landasan tauhid bersama-sama. Khilafah Islam adalah milik seluruh kaum muslimin, bukan cuma milik satu kelompok tertentu. Memperjuangkannya pun menjadi tanggung jawab bersama, fardhu khifayah. Jangan mau lagi diadudomba musuh musuh Islam. Jaman NOW sudah tidak musim lagi untuk saling menyalahkan sesama umat Islam. [vm]

Penulis : : Sulistyawati (Ibu Rumah Tangga di Tulungagung)

Posting Komentar untuk "Tauhid dan Khilafah, Dua Sisi Mata Uang Tak Terpisah"

close