Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa yang Terjadi di Bangladesh? Berikut Analisisnya!

Students launched the "Bangla Blockade" following a one-point demand for scrapping all illogical and discriminatory quotas in public service through enactment of a law and keeping a minimum quota for marginalized citizens in line with the constitution. (Wikipedia)

Bangladesh merupakan negeri Islam. Selama tahun-tahun pertama abad ke-13 masehi, kaum Muslim membebaskan negeri Benggala. Hal itu selama ekspedisi Muhammad al-Ghuri di akhir tahun 1192 yang meluas ke seluruh India Utara. Bangladesh adalah negeri kedelapan terbesar di dunia dari sisi jumlah penduduk, yang mana jumlah penduduknya mencapai 171 juta jiwa, berada di Asia selatan dan berbatasan dengan Myanmar dan India. Lebih dari 90% penduduknya muslim, dan agama resmi negara adalah Islam. Sebagai bagian dari politik belah bambu yang diadopsi oleh Inggris, Liga Awami, yang berbasis di Pakistan Timur dan dipimpin oleh Sheikh Mujibur Rahman, seorang agen Inggris, dan dengan dukungan Inggris, mendeklarasikan kemerdekaannya dari Pakistan setelah perang dengan Pakistan pada tahun 1971 .

Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina Wazed, mewarisi pekerjaan Inggris, penjajah lama negara itu, dari ayahnya, mantan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Mujibur Rahman, ketua Partai Awami, yang dan anggota keluarganya dieksekusi pada tahun 1975 oleh para perwira yang melakukan kudeta terhadapnya. Hasina selamat karena sedang berada di luar negeri selama terjadi kudeta itu. Dia hidup di Inggris, sampai diizinkan kembali ke negerinya dan diizinkan melakukan aktivitas politik pada tahun 1981. Dia menjabat Perdana Menteri untuk pertama kali pada tahun 1996 sampai 2001. Dan berikutnya dia menjabat perdana menteri sejak tahun 2009 sampai sekarang. Dia dituduh melakukan kecurangan pemilu yang berlangsung pada awal tahun ini, yang mana dia meraih suara mayoritas mutlak di Parlemen yang terbentuk dari partai Liga Awami yang meraih 233 dari 300 kursi total anggota Parlemen disamping sembilan anggota dari partai yang berkoalisi dengan Liga Awami. Partai-partai lainnya menolak hasil pemilu dan menilainya pemilu formalistik. Amerika juga mengkritiknya. Hanya saja, rezim Hasina secara resmi mengakui kemenangannya!


Sheikh Hasina Wazed, Perdana Menteri Bangladesh 

Hasina selama masa pemerintahannya bekerja menghantam agen-agen Amerika dan mengkonsentrasikan pengaruh Inggris di militer, di lingkungan politik, di pengadilan dan di pusat-pusat lainnya. Dia bersaing dengan pemimpin partai oposisi, ketua partai Partai Nasional Bengali, Khalida Zia yang mewarisi keagenan kepada Amerika dari suaminya Jenderal Zia`u ar-Rahman yang meraih kekuasaan pada tahun 1977. Dia dibunuh pada tahun 1981 di tangan agen-agen Inggris. Isterinya, Khalida Zia memegang pemerintahan pada dua periode antara tahun 1991-1996 dan 2001-2006. Belakangan dia divonis dengan tuduhan korupsi dan memanfaatkan pengaruh. Dia dikeluarkan, dan begitu juga orang-orang yang ditangkap, selama protes-protes paling akhir setelah larinya Hasina pada 5/8/2024. Karena itu, ada pertarungan internasional di Bangladesh antara penjajah lama, Inggris pemilik pengaruh kuat, dengan semisalnya penjajah baru Amerika yang mengadakan pengaruhnya dengan jalan merekrut agen-agennya di militer sejak agennya jenderal Zia’u ar-Rahman memegang pemerintahan pada tahun 1977. Demikian juga, Amerika mengadakan agen-agennya di lingkungan politik, khususnya isteri jenderal Zia`u ar-Rahman dan Partai Nasionalis Benggali … Meski demikian, pengaruh yang dominan adalah pengaruh Inggris.

Hasina dan pemerintahannya bekerja memerangi mereka yang berusaha untuk kembalinya Islam ke pemerintahan, karena kesekulerannya dan partainya yang sekuler Liga Awami, dan secara politik dia menjadi pengikut penjajah barat yang memerangi Islam dan kembalinya Islam ke pemerintahan. Dia melarang Hizbut Tahrir pada 22/10/2009 karena Hizb menyerukan kembalinya Islam ke pemerintahan melalui tegaknya daulah al-Khilafah ar-Rasyidah. Perlu diketahui, Hizbut Tahrir merupakan partai politik yang ideologinya adalah Islam dan tidak mengambil aksi-aksi fisik sebagai metodenya, melainkan Hizb melakukan perjuangan politik dan pergolakan intelektual. Sebagaimana, dia juga melarang empat jamaah islami lainnya. Dia menjebloskan banyak syabab Hizbut Tahrir dan aktivis jamaah-jamaah lainnya di penjara. Dia menghukum mati beberapa pemimpin islami. “Hasina Wajid memulai pembersihan politik melawan Jamaah Islamiyah sejak tahun 2013 dengan dalih mereka adalah penjahat perang dan menolak kemerdekaan Bangladesh. Sementara pada saat yang sama, tujuannya adalah membersihkan arus islami. Di antara person-person paling menonjol yang ditangkap dan dihukum mati atau wafat di dalam penjara diantara para pemimpin al-Jamaah al-Islamiyah hingga sekarang ada tujuh orang ulama besar, diantara mereka lima orang telah dieksekusi dengan cara digantung dan dua orang wafat di dalam penjara sebelum dieksekusi …” ( https://alestiklal.net/, 6/8/2024). Jadi Hasina sangat memusuhi Islam dan orang yang menyerukan kembalinya Islam ke pemerintahan dan persatuan kaum Muslim di dalam satu negara. Hasina memimpin partai sekuler yang didirikan oleh bapaknya yang melakukan pengkhianatan besar, memisahkan Pakistan Timur (Bangladesh) dari Pakistan dengan dukungan Inggris dan agen-agen Inggris di India pada tahun 1971.

Bangladesh mengalami krisis ekonomi yang parah disebabkan tidak adanya kebangkitan dan disebabkan keterikatannya dengan kekuatan asing secara politik dan ekonomi. Diperkirakan ada sebanyak 18 juta pemuda Bangladesh yang sedang mencari pekerjaan. Para lulusan perguruan tinggi menghadapi tingkat pengangguran yang sangat mencolok! Lebih dari 40% penduduk Bangladesh yang berusia antara 15-24 tahun tidak bekerja dan tidak mendapatkan pendidikan. BBC Inggris pada 5/8/2024 menukil wawancara seputar kondisi ekonomi Bangladesh. Luthfi Shiddiqiy profesor tamu di London School of Economics mengatakan, “Perubahan rezim di Bangladesh dari sudut pandang ekonomi tidak dapat dihindari, dan apa yang terjadi hanya masalah waktu saja. Pemerintahan Hasina telah kehilangan hak dan kekuatan dalam pemerintahan dan juga akan kehabisan sumberdaya untuk itu. Bangladesh berada di ambang kehancuran ekonomi”. Perlu dicatat bahwa pemerintahan Hasina telah menggadaikan perekonomian dan sumber daya negaranya kepada perusahaan-perusahaan asing, terutama perusahaan Inggris, Amerika, Cina, dan India.  Dia mulai bersandar pada utang ribawi di bawah syarat-syarat tidak adil dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, dua institusi yang dikontrol oleh Amerika, di samping Bank Pembangunan Asia versi Cina (Asian Infrastructure Investment Bank -AIIB)). Hal itu berarti bahwa kondisi di Bangladesh sedang dalam keadaan mencekam dan hampir meletus.

Peta Bangladesh

Bangladesh mulai menyaksikan gelombang protes mahasiswa sejak awal bulan lalu pada 1 Juli 2024 menentang sistem perekrutan pegawai. Protes-protes itu ditujukan menghapus sistem kuota perekrutan pegawai sektor publik yang memberi kuota 56% kuota pegawai untuk kelompok tertentu secara khusus, yang dimanfaatkan oleh Perdana Menteri dan kroninya untuk mempekerjakan kerabat dan para pendukung mereka dan menghalangi para oposan … Diantara kelompok tertentu yang tercakup oleh kuota perekrutan pegawai itu adalah “mereka yang berpartisipasi bersama bapaknya Hasina dan anak-anak mereka” dalam pengkhianatan besar dengan melancarkan perang pemisahan antara Pakistan Timur (Bangladesh) dan Pakistan barat dengan dukungan Inggris dan agen-agennya di India pada tahun 1971. Begitulah, sistem kuota perekrutan pegawai yang protes-protes mulai terjadi menentangnya, yang mana para mahasiswa menuntut agar perekrutan pegawai menurut prestasi seseorang dan bukan karena penilaian-penilaian lainnya. Proptes-protes ini berpengaruh pada penghapusan rezim ini. Mahkamah Agung di Bangladesh pada 21/7/2024 mengumumkan bahwa keputusan dimasukkannya kembali sistem kuota pegawai itu tidak konstitusional. Tetapi hal itu tidak berguna dalam membungkam para pengunjuk rasa. Pada 16 Juli 2024 terjadi korban tewas pertama dalam unjuk rasa – unjuk rasa ini ketika para mahasiswa dari pengikut Partai Hasina menghadang para pengunjuk rasa di Daka menggunakan tongkat dan mereka saling melemparkan batu.

Untuk menghentikan unjuk rasa-unjuk rasa ini, pemerintah Hasina memerintahkan penutupan sekolah dan universitas di seluruh negeri. Hasina menyampaikan pernyataan meminta para mahasiwa untuk tenang dan dia berjanji menghukum setiap kejahatan pembunuhan di dalam unjuk rasa. Tetapi para pengunjuk rasa menolak pernyataan Hasina. Mereka mulai menargetkan Hasina sendiri. Mereka meneriakkan slogan “diktator tumbang”. Mereka membakar markas Radio Pemerintah di Bangladesh dan puluhan bangunan pemerintah lainnya. Pemerintah melakukan pemutusan layanan internet. Unjuk rasa mulai semakin meningkat. Jumlah korban tewas dan luka-luka meningkat setiap hari. Jam malam diumumkan sepanjang waktu dan tentara dikerahkan. Polisi menembakkan peluru dan gas air mata ke arah para pengunjuk rasa, jam malam di seluruh negeri diumumkan, dan tentara dikerahkan untuk menjaga keamanan. Pada malam tanggal 19/7/2024, diumumkan bahwa 105 orang telah terbunuh. Na’im al-Islam Khan, juru bicara Kantor Perdana Menteri, mengatakan, “Pemerintah memutuskan untuk memberlakukan jam malam dan mengerahkan tentara untuk membantu otoritas sipil” … (AFP, 19/7/2024). Komunikasi dan penyiaran saluran berita dan beberapa layanan telepon seluler diputus sebagai upaya untuk menekan unjuk rasa. Para pengunjuk rasa menyerbu sebuah penjara dan membebaskan ratusan narapidana pada 19/7/2024 sebelum membakar gedung tersebut. Total korban tewas akibat protes di Bangladesh mencapai sekitar 409 orang, menurut Agence France-Presse (AFP), berdasarkan data polisi, pejabat pemerintah, dan dokter. Tampak bahwa peristiwa-peristiwa tersebut meletus sebagai protes spontan mahasiswa terhadap sistem perekrutan pegawai, yang mana mayoritas dihalangi dari perekrutan pegawai. Unjuk rasa tidak hanya terbatas pada kalangan mahasiswa, namun masyarakat dari berbagai kalangan mulai ikut bergabung ke unjuk rasa hingga jumlahnya mencapai sekitar 400.000 orang. Demonstrasi-deminstrasi ini dianggap sebagai tantangan dan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pemerintahan otoriter Hasina yang telah berlangsung selama 15 tahun.

Panglima militer Bangladesh, Jenderal Waker-Uz-Zaman pada 5/8/2024 mengumumkan bahwa ia memikul tanggungjawab penuh setelah pengunduran diri Hasina dan pelariannya, dan ia akan membentuk pemerintahan sementara. Dia mengatakan melalui televisi resmi, “Saya berjanji kepada Anda bahwa semua kezaliman akan ditangani”. Dan ia berkata, “Negara ini telah sangat menderita, perekonomian telah rusak, dan banyak orang telah terbunuh, tiba waktunya untuk menghentikan kekerasan” (Agence France Presse (AFP), 8/5/2024). Jenderal Waker-Uz-Zaman adalah seorang perwira di pasukan infanteri. Dia diangkat menjadi panglima militer pada bulan Juni lalu. Dan Hasina memercayainya karena kekerabatan jauh yang menghubungkan mereka. Dia bekerja sebagai penasehat Hasina di kantornya. Ayah mertuanya adalah panglima militer pada masa jabatan pertama Hasina dari tahun 1996 hingga 2001. Wakru az-Zaman menerima pelatihan militernya di Inggris. Dia menyandang gelar master dalam studi pertahanan dari Bangladesh National University dan dari King’s College di London, yang menegaskan bahwa ia termasuk jenis yang sama dengan rezim Hasina yang pro kepada Inggris, yang memerintahkannya untuk melakukan dan mempertahankan pengaruh Inggris di Bangladesh dengan menguasai pemerintahan dan bahwa Dia setuju dengan Hasina bahwa Hasina harus pergi untuk menyelamatkan hidupnya, karena kehadiran Hasina akan memperburuk krisis dan akan menumpahkan darah yang baru. Setelah itu, tentara mencoba mendekati para pengunjuk rasa untuk menenangkan situasi. Oleh karena itu, pada hari ketika militer menguasai pemerintahan, militer mengizinkan unjuk rasa – unjuk rasa dan melarang penembakan terhadap para pengunjuk rasa sebagai cara untuk mendekati mereka guna menenangkan situasi.


Jenderal Waker-Uz-Zaman (Kiri) & Muhammad Yunus (Kanan) 

Panglima Militer Jenderal Waker-Uz-Zaman mengumumkan dia memegang kendali di Bangladesh dan berjanji membentuk pemerintahan sementara secepat mungkin dan akan melakukan pembicaraan dengan partai-partai utama di oposisi dan individu-individu di masyarakat sipil, tetapi tanpa Liga Awami, partainya Hasina. Dan untuk menyenangkan Amerika dan memutus jalan bagi Amerika dari bab kecerdikan politik Inggris, Presiden Bangladesh pada 7/8/2024 mengumumkan bahwa Muhammad Yunus peraih hadiah Nobel perdamaian akan memimpin pemeritahan sementara. Keterangan kepresidenan menyatakan, “diambil keputusan pembetukan pemerintahan transisi dipimpin oleh Yunus, selama pertemuan antara Presiden Muhammad Syihabuddin, para perwira militer senior dan para pemimpin “Kelompok Mahasiswa Anti Driskiminasi”. Dinyatakan di Keterangan tersebut, “Presiden meminta bantuan rakyat dalam mengatasi krisis. Dan pembentukan cepat untuk pemerintah transisi adalah penting untuk mengatasi krisis” (AFP, 7/8/2024). Setelah itu, Muhammad Yunus yang ada di Eropa dan telah berumur 84 tahun mengumumkan bahwa dia siap menjabat pemimpin pemerintahan trsansisi. Begitulah, Inggris menyelamatkan diri mereka dari kejatuhan dan menjaga pengaruh mereka ketika agen mereka lari ke India menggunakan helikopter di bawah tekanan unjuk rasa. Pembubaran pemerintah dan Parlemen diumumkan, dengan panglima militer mengambil alih kendali dan seorang agen Amerika yang sudah tua seperti Muhammad Yunus ditunjuk untuk memimpin pemerintahan transisi sampai dilakukan pemilu parlemen mendatang dan pembentukan pemerintahan terpilih yang baru. Dengan cara ini, mereka berupaya membungkam para pengunjuk rasa dengan perginya Hasina dan menyenangkan Amerika dengan penunjukkan Muhammad Yunus, yang pro Amerika. Mantan Presiden AS, Bill Clinton, sebelumnya memuji Muhammad Yunus sebagai orang yang pantas menerima hadiah Nobel. “Profesor Muhammad Yunus memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2006, bersama dengan Grameen Bank. Presiden AS, Bill Clinton menganjurkan pemberian hadiah Nobel kepada Muhammad Yunus. Dalam pidatonya pada tahun 2002, Presiden Clinton menggambarkan Yunus sebagai orang yang seharusnya memenangkan hadiah Nobel sejak lama” (al-Jumhur, Selasa 6/8/2024). Perlu dicatat bahwa Hasina dahulu memerangi Muhammad Yunus. Pengadilan Bangladesh di ibukota Daka pada 1/1/2024 telah memvonis Muhammad Yunus dengan hukuman penjara enam bulan dengan tuduhan melanggar UU Ketenagakerjaan. “Muhammad Yunus peraih hadiah Nobel perdamaian telah dihukum karena melanggar undang-undang ketenagakerjaan Bangladesh, kata jaksa Khurshid Alam Khan kepada Agence France-Presse (AFP) pada hari Senin dalam sebuah kasus yang menurut para pendukungnya bahwa itu bermotif politik… Alam Khan menjelaskan kepada Agence France-Presse (AFP) bahwa Yunus dan teman-temannya dihukum sesuai undang-undang ketenagakerjaan dan dihukum penjara enam bulan, dan dia mengisyaratkan bahwa mereka dibebaskan dengan jaminan untuk menunggu banding … Sebanyak 160 tokoh internasional termasuk mantan presiden Amerika, Obama dan mantan sekretaris jenderal PBB, Ban Ki-Moon menerbitkan surat terbuka bersama yang mengecam penyempitan hukum terus menerus yang dialami oleh Yunus dan menyatakan keprihatinan atas keamanan dan kebebasannya…” (Asy-Syarq al-Awsath, 1 Januari 2024). Begitulah,  Muhammad Yunus direstui oleh Amerika. Dan kelicikan Inggris mampu menghilangkan protes dengan menjauhkan Hasina… dan memuaskan Amerika dengan penunjukkan seorang loyalis AS yang sudah lanjut usia… Dan Inggris, tetap memegang pemerintahan di Bangladesh melalui panglima militer, seperti apa yang terjadi sebelum larinya Hasina!

Atas dasar itu, pertarungan internasional di Bangladesh masih terus berlangsung … Agen-agen yang mengadopsi pandangan hidup penjajah, yang ini atau yang itu, dan berusaha melayani kepentingan-kepentingan kaum kafir penjajah merupakan bagian dari orang-orang yang merugi di dunia dan akhirat … Adapun di dunia, kehinaan melingkari leher mereka dengan kesalahan-kesalahan mereka. Adapun di akhirat maka azab yang pedih.

﴿سَيُصِيبُ الَّذِينَ أَجْرَمُوا صَغَارٌ عِنْدَ اللهِ وَعَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا كَانُوا يَمْكُرُونَ﴾

“Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya” (TQS al-An’am [6]: 124).

Sungguh, seandainya mereka berakal, niscaya mereka mengambil pelajaran dengan apa yang menimpa semisal mereka diantara agen-agen di setiap negeri, khususnya di negeri islami.. Ada kalanya mereka dipenjara, dibunuh atau lari dari negeri secara hina! Mereka tidak mengambil pelajaran dari para pendahulu mereka. tetapi mereka terus terombang-ambing dalam kesesatan mereka! Akankah mereka kembali kepada Rabb mereka untuk berpegang teguh kepada agama-Nya dan mendolong orang-orang yang berjuang menegakkan agama yang diwujudkan dengan negara-nya, negara al-Khilafah ar-Rasyidah yang mengikuti metode kenabian yang telah dikabargembirakan oleh Rasulullah saw dalam hadis mulia yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dan ath-Thayalisi:

«ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ»

“Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian”.

Akankah mereka akan kembali kepada Rabb mereka, seandainya mereka memahami?!

﴿إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ﴾

 “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya” (TQS Qaf [50]: 37).

Sumber : alraiah.net

Posting Komentar untuk "Apa yang Terjadi di Bangladesh? Berikut Analisisnya!"

close