Dadi Penguasa Ojo Adigang Adigung Adiguno
Yes! Adigang Adigung Adiguno adalah peribahasa Jawa yang dalam kamus Bahasa Jawa “Bausastra Jawa-Indonesia” susunan S.Prawiroatmojo (1980) dijelaskan bahwa Adigang berarti Membanggakan kekuatannya. Adigung berarti membanggakan kebesarannya, Adiguno berarti Membanggakan kepandaiannya. Adigang adalah sifat yang mengandalkan dan menyombongkan tentang kekuatan badan dan fisik. Adigang diumpamakan seperti sifat hewan kijang, yang tindakannya gesit, lincah, dan larinya kencang tak tertandingi.
Adigung adalah sifat yang meninggikan pangkat, jabatan, derajat,
keluhuran, dan keturunan kebangsawanan. Adigung diumpamakan seperti hewan
gajah, yang besarnya tak tertandingi dan tidak pernah kalah dalam suatu aduan.
Adiguna adalah sifat yang mengutamakan kepandaian dan akal. Adiguno diumpamakan
seperti hewan ular, yang terlihat lemah namun membahayakan dan siap menyerang.
Secara tersirat, makna dari peribahasa ini adalah jangan mengandalkan kelebihan
dirinya sendiri saja.
Peribahasa di atas sebagai petuah bagi kita semua agar tidak
berperilaku sewenang-wenang, termasuk buat penguasa saat ini agar tidak
sombong, tunduk kepada syariah Islam dan mendengar rintihan rakyatnya.
Pemerintah seharusnya menyadari ada buanyaaak (maaf, pakai logat Jawa Timuran)
problem besar ekonomi negeri ini. Semua problem itu pangkalnya adalah penerapan
sistem ekonomi kapitalisme liberal. Jika sudah ada komitmen dari pemerintahan
baru untuk melanjutkan model sistem ekonomi kapitalisme liberal, maka
problem-problem itu sulit untuk diatasi.
Masyarakat sering membayangkan dan mengharapkan dari pemerintahan dan
kepemimpinan seorang kepala negara yang adil dan mengayomi seluruh rakyatnya.
Dan ini dipengaruhi oleh dua hal. Pertama: sistem dan aturan yang digunakan
untuk memerintah dan memimpin. Kedua: karakter dan kapasitas personal pemimpin
itu.
Dahulu, ini dahulu lho… Begitu besar propaganda bahwa Jokowi presiden
harapan rakyat. Sempat muncul opini bahwa Jokowi adalah satrio piningit yang bisa
membawa masa depan baru untuk negeri ini. Banyak harapan yang digantungkan
kepada Jokowi. Besarnya harapan rakyat menunjukkan bahwa kondisi negeri ini
masih jauh dari harapan mereka. Karena itu rakyat menginginkan perubahan dan
berharap perubahan itu bisa diwujudkan oleh pemimpin baru.
Di bidang politik dibangun mimpi bahwa negeri ini akan dihiasi dengan
perilaku politik Parpol dan politisi yang akan memperjuangkan kepentingan
rakyat. Wakil rakyat dibayangkan benar-benar akan memperjuangkan aspirasi dan
kemaslahatan rakyat.
Di bidang pemerintahan, diimpikan bahwa aparat yang berjiwa melayani
bisa diwujudkan. Korupsi dan pungli bisa diberantas tuntas. Kepala daerah yang
selama ini bertingkah bak raja kecil bisa berubah menjadi pemimpin yang
mengayomi, peduli dan melayani. Mereka tak akan lagi sibuk “menjual dan
menggadaikan” potensi daerah hanya demi mengisi kantong sendiri dan pihak yang
memodali mereka. Mimpi lainnya, sistem birokrasi dan pelayanan yang berbelit
dan menyulitkan bisa dibenahi.
Di bidang ekonomi, Jokowi-JK diharapkan dapat mengembalikan sistem
perekonomian Indonesia sesuai dengan dasar konstitusi, yakni ekonomi yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Diimpikan pula bahwa negeri
ini akan bisa berdiri di atas kaki sendiri; kekayaan alam bisa dikelola mandiri
untuk kemakmuran rakyat sendiri; pemenuhan kebutuhan pokok rakyat (sandang,
pangan dan papan serta jaminan pelayanan kesehatan, pendidikan dan rasa aman)
bisa diwujudkan.
Di bidang sosial, melalui revolusi mental yang dijanjikan, diimpikan
akan terwujud generasi yang berbudi; kerusakan moral yang terus terjadi bisa
hentikan; kekerasan anak-anak seperti yang baru terjadi di Bukit Tinggi akan
berhenti; pelajar akan tekun belajar dan tidak lagi terlibat tawuran, geng
motor dan aneka bentuk kenakalan. Masih banyak mimpi lain yang diharapkan bisa
menjadi kenyataan dengan kedatangan presiden dan wakil presiden yang baru.
Namun Sekarang? [vm]
Penulis : Mahfud Abdullah (Indonesia Change)
Posting Komentar untuk "Dadi Penguasa Ojo Adigang Adigung Adiguno"