Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kashmir Menolak Tunduk...


Seperti dikutip dari Reuters, Minggu (25/2) hubungan India dan Pakistan kembali memanas, keduanya saling melempar tembakan artileri di Kashmir yang mengakibatkan ratusan warga Khasmir lari untuk menyelamatkan diri. Serangan ini mengakibatkan keraguan adanya gencatan senjata selama 15 tahun di wilayah ini. Ketegangan meningkat sejak serangan terhadap sebuah kamp militer India di Kashmir bulan ini, dimana enam tentara terbunuh. India menyalahkan Pakistan atas serangan tersebut dan mengatakan akan membalasnya.

Secara historis, Kashmir tidak pernah secara formal menjadi bagian dari India. Perdana Menteri pertama India Jawaharlal Nehru menyatakan pada 3 November 1947 di All India dalam siaran Radio "We have declared that the fate of Kashmir is ultimately to be decided by its people. That pledge we give not only to the people of Kashmir but to the world. We will not and cannot back out of it.” This ploy that was supposed to be temporary, with the final status of Kashmir joining either India or Pakistan to be decided by a plebiscite (referendum) has never been honoured.” Klaim India kedaulatan atas Kashmir keliru dan ditolak rakyat Kashmir. 

India telah menjumpai kaum muslimin Kashmir menolak tunduk padanya, dan perlawanan kaum Muslim Kashmir yang berada di bawah pendudukan brutal sejak tahun 1947 terus bergolak. Selama setengah juta pasukan India dikerahkan yang terdiri dari Central Police Cadangan Angkatan (CRPF), Pasukan Keamanan Perbatasan (BSF) dan tentara India reguler telah membanjiri Kashmir hingga saat ini. India terus membendung perlawanan dan tuntutan kaum Muslim Kashmir untuk lepas dari kekuasaannya. India telah memberikan ‘pelajaran’ dengan membakar Rumah-rumah warga Kashmir sebagai hukuman kolektif dan sebagai upaya untuk menghancurkan perlawanan kaum Muslim Kashmir. Alhasil, ribuan warga Kashmir terbunuh dan lebih dari 100.000 orang disiksa dengan dalih memerangi beberapa ratus pemberontak bersenjata pada suatu waktu. Praktis, militer India telah menaklukkan 12,5 juta orang Kashmir.

Pada saat yang sama, kelompok-kelompok Kashmir yang memerangi pendudukan India yang brutal juga menjadi sejarah tersendiri, dan kelompok-kelompok ini bukanlah solusi atas Kashmir, keberadaan mereka justru sebagai alasan kepada India untuk memberi label seluruh gerakan politik pembebasan Kashmir sebagai "teroris” yang diperangi.

Hari ini, Muslim Kashmir membutuhkan Kepemimpinan Islam yang tulus yang tidak akan melupakan warganya. Dengan posisi Kashmir di bawah pendudukan, dimana hak-hak dan kemuliaan kaum muslim telah dirampas, Apakah para penguasa Pakistan masih berpikir bahwa mereka dapat 'merayakan' hari kemerdekaan sementara membiarkan kaum Muslimin di Kashmir menderita kekerasan rezim India yang tak henti-hentinya?

Kita telah melihat, penguasa pro-Amerika menjadi halangan untuk Angkatan Darat Pakistanuntuk melindungi setiap jengkal wilayah Kashmir. Kaum muslim seluruh dunia telah mendengar ungkapan Musharraf, sebagai orang pertama mengklaim bahwa ia melarang Jihad di Kashmir di tahun 2002, sehingga keputusan ini akan menjamin intervensi AS untuk memperpanjang penderitaan Muslim Kashmir. Saat itu, Musharraf mengaku melakukan gencatan senjata dengan India pada tahun 2003 yang ‘dimediasi’ AS, sehingga Pakistan bisa fokus pada skenario AS untuk melancarkan “War on Terrorism” di daerah suku. 

Makin terang, bahwa keduanya (rezim India-Pakistan) menjamin skenario AS untuk membahayakan umat Islam dan menciptakan peluang baru bagi “kenakalan” India. Pakistan telah membuka keran permusuhan India terhadap umat Islam di Kashmir, terbukti India berulang kali melanggar gencatan senjata tanpa mendapat teguran AS. Selain itu, AS berterima kasih Pakistan atas upaya dan pengorbanan dalam Perang Melawan Teror dengan menyediakan tempat penampungan intelijen India di Afghanistan, sehingga India bisa membuka front baru dengan Pakistan di Baluchistan dan lainnya.
Kita juga melihat bahaya permainan yang dimainkan rezim Pakistan – ketundukannya kepada AS- sikap Pakistan terhadap Trump, yang dinyatakan pihak berwenang Pakistan menegaskan bahwa keduanya tetap menjadi teman dan aspek kunci dari hubungan tersebut, seperti jalur pasokan dan pembagian kerja intelijen bersama AS di wilayahnya. Pakistan telah dengan setia memberi AS jalur transit utama pasokan serta memberi bahan bakar dan pangkalan militer yang disempurnakan di Pakistan, sehingga AS leluasa melakukan serangan ke Afghanistan serta melakukan serangan drone di Pakistan, menyebabkan kematian ribuan warga sipil! [vm]

Penulis : Umar Syarifudin (pengamat politik internasional)

Posting Komentar untuk "Kashmir Menolak Tunduk..."

close