Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bima Darurat HIV

HIV Aids BIMA

Jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari tahun ke tahun semakin meningkat. Data dari RSUD Bima mulai Januari sampai 7 April 2018 dari 87 orang yang di lakukan tes, ada 17 orang yang positif terinfeksi HIV. Itu baru yang datang melakukan pemeriksaan. Yang belum di di periksa tentu masih banyak lagi. Entah dengan alasan tidak siap mengetahui hasilnya atau sengaja tidak mau melakukan pemeriksaan. 

Pasien yang terinfeksi HIV kebanyakan adalah dari kelompok LGBT atau bencong. Dan ada beberapa yang sudah berkeluarga dan remaja.

Momok penyebaran Virus ini sangat menakutkan, karena sampai saat ini, para medis dan ahli belum menemukan obatnya. Sementara para pengidap HIV/AIDS di dunia semakin banyak. Dan Indonesia sudah menyebar sampai pelosok kampung, hingga di Bima yang dulunya terkenal dengan corak masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan merupakan salah satu bagian dari Kerajaan Islam di Nusantara.

Kalau kita lihat peningkatan kasus HIV di picu oleh beberapa faktor di antaranya adalah gonta ganti pasangan, bergantian untuk pengguna Narkoba Suntik serta Hubungan Sesama Jenis atau LGBT.

Banyak masyarakat yang tidak menyadari dan mengetahui gejala penyakit HIV, walaupun sekarang akses untuk menambah pengetahuan dan mencari informasi sangat mudah. Kurangnya kesadaran dan kewaspadaan, serta penyuluhan dari pemerintah maupun tenaga kesehatan membuat masyarakat enggan untuk melakukan tes kesehatan khususnya HIV. Dan untuk pelaku yang gonta ganti pasangan beranggapan bahwa dengan menggunakan kondom tidak akan terjangkit HIV, padahal ukuran Virus HIV adalah 1/250 mikron sedangkan kondom 1/60 mikron lebih besar dari pada ukuran virus itu sendiri.

Begitu pula dengan pelaku LGBT yang semakin banyak apalagi dengan adanya upaya dari kalangan feminis melegalkan pernikahan sesama jenis. Yang tentu akan semakin menambah jumlah penderita HIV.

Dari peningkatan kasus HIV ini perlu kerjasama semua pihak, di mulai dari individu dengan meningkatkan ketakwaan, pengontrolan yang di lakukan oleh masyarakat, tenaga kesehatan yang melakukan penyuluhan dampak dari penyakit ini. Dan yang paling besar perannya adalah pemerintah atau negara dengan menutup tempat-tempat yang mengarah pada kemaksiatan dan memberikan sanksi tegas terhadap pelaku perzinahan. Baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah.  Menghentikan penyebaran LGBT dengan menolak ide-ide atas nama HAM dan kebebasan karena sejatinya akan mendatangkan berbagai penyakit dan lebih-lebih azab dari Allah. [vm]

Penulis : Rahmah Atheyafah (Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban)

Posting Komentar untuk "Bima Darurat HIV"

close