Ancaman Pemurtadan Dibalik Korban Gempa Lombok
Saat ini telah terjadi target pemurtadan pada korban gempa Lombok. Tepatnya di desa Loloan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (www.eramuslim, Sabtu 25/8). Di dusun tersebut banyak ditemukan buku-buku yang berisi materi kristenisasi yang siap dibagikan kepada masyarakat. Salah satu relawan asal kota Mataram, Farhan Abu Hamzah, yang tengah bertugas di dusun Loloan mengungkapkan, tidak diketahui siapa pengirim buku tersebut namun buku-buku tersebut tergeletak di posko bantuan korban gempa yang berada di kantor dusun. Menurut Farhan, setelah buku-buku kristen itu diketahui kepala dusun, buku tersebut disimpan dan tidak disebarkan ke masyarakat. Farhan bersama tim juga telah mengingatkan kepada kepala dusun dan warga agar berhati-hati dengan aksi pemurtadan di tengah bencana gempa ini.
Sementara di jejaring percakapan Whatsapp juga beredar sejumlah foto-foto yang memperlihatkan buku-buku berisi materi pemurtadan. Percakapan di sejumlah Whatsapp Group menyebut para misionaris melakukan kristenisasi dengan dalih trauma healing khususnya kepada pengungsi anak-anak gempa Lombok. Kabar terbaru relawan muslim mengirimkan foto-foto kepada Tarbawia ,berupa makanan ringan yang dikemas dengan elegan, disertai kalimat-kalimat yang biasanya digunakan oleh kaum Nasrani untuk dibagikan kepada anak-anak muslim di posko pengungsian. Seperti tulisan “Pertolongan Tuhan indah pada waktunya” atau “Kamu tidak sendiri dalam kesusahan. Allah bersamamu”. Sebelumnya juga ditemukan video seorang wanita yang diduga sedang membaptis korban gempa dengan memercikkan air. Ditemukan pula buku-buku kerohanian Nasrani di tengah-tengah logistik bantuan.
Semua itu dapat terjadi karena lemahnya peran negara dalam menangani korban gempa di Lombok, sehingga memberikan celah kepada sejumlah pihak untuk melakukan upaya pemurtadan dan juga pendangkalan aqidah dengan dalih bantuan kemanusiaan. Lemahnya akidah umat serta lambatnya penanganan korban dikhawatirkan akan mudah menggoyahkan iman mereka, ditambah lagi bantuan berupa makanan dan minuman yang memang sangat dibutuhkan ini menjadi sebuah kesempatan dalam kesempitan bagi mereka para missionaris. Selain itu, sistem yang kepemimpinannya tidak berparadigma riayah dan junnah (mengurus dan menjaga umat termasuk menjaga akidah), juga tidak kalah pentingnya.Selama ini kita tahu bagaimana pengurusan terhadap rakyatnya yang masih jauh dari kata sejahtera.
Pendangkalan akidah dan pemurtadan ini akan terus terjadi jika sistem yang digunakan dinegeri ini masih bertahan dengan kapitalisme sekulernya, yang memisahkan agama dari kehidupan. Akibatnya negara tidak dapat mengurusi rakyatnya dengan layak dan tidak bisa menjaga akidah umat dari upaya pemurtadan. Seharusnya negara cepat tanggap dan segera memberi bantuan secara maksimal sehingga tidak ada celah bagi para misionaris untuk melakukan aksi mereka. Negara juga harus bisa memberikan keamanan kepada korban gempa dan selektif terhadap kiriman bantuan yang datang, agar tidak terkecoh dengan bantuan yang datang dari kelompok misionaris yang berupaya pemurtadan.
Oleh karena itu, kita sebagai kaum muslimin seharusnya menyadari bahwa selama sistem kapitalisme masih diemban oleh negeri ini, kaum muslimin akan berada dalam kondisi serba kesulitan jauh dari pengurusan penguasa yang amanah, kekhawatiran akan selalu menghantui mereka. Karena pengurusan umat yang terbaik ada dalam sistem Islam, yang akan mensejahterakan umat dan menjaga akidah umat, melalui penerapan hukum-hukumnya. Wallahu a’lam bi ash-shawab. [vm]
Pengirim : Sri Murwati (srimurwati122@yahoo.com)
Posting Komentar untuk "Ancaman Pemurtadan Dibalik Korban Gempa Lombok"