Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ramadan Tanpa Khilafah, Israel Kembali Serang Muslim Gaza


Oleh : Rosyidah, S.H.

Bulan Ramadan telah tiba, umat Islam pun bersorak gembira dalam menyambutnya. Namun hal ini tidak berlaku kepada saudara  kita yang ada di Gaza. Ketenangan untuk menunaikan ibadah puasa padaRamadhan 1440 H tampaknyabelumbisadirasakanwargaJalur Gaza, Palestina. Mereka diliputi was-was karena gempuran rudal dari militer Israel dalam beberapa hari terakhir. Diberitakan AFP, hinggaMinggu (5/5) malam, roket Israel terus menghantam kawasan Gaza. Akibatnya 23 warga Gaza meninggaldunia.Termasuk di antaranya seorang perempuan yang sedang mengandung dan seorang bayi.

Saat ini, militer Israel mengakui sudah menembak ke 320 titik di Gaza. Sasaran tembak disebut sebagai basis milisi. Militer Negara zionis itu berdalih serangan dilakukan sebagai bentuk balasan. Sebelumnya Hamas organisasi Islam Palestina menembakkan lebih dari 250 roket ke kota-kota dan desa Israel. Kemudian pada sabtu (4/5), Israel melancarkan serangan  balasan dengan tembakan dari tank dan serangan udara yang menewaskan empat warga Palestina. Seketika Gaza porak-poranda. Warga yang saat itu tengah disibukkan dengan aktivitas membeli bahan makanan untuk menyambut Ramadan pecah oleh serangan dan ledakan. Total enam orang tewas, dua di antaranyatentara Israel. Korban jiwa akan terus bertambah jika serangan masih digencarkan. (https://m.kumparan.com/@kumparannews/derita-warga-jalur-gaza-digempur-israel-pada-awal-ramadhan )

Di saat umat muslim di Negara lain bias melakukan ibadah puasa dengan tenang dan bias melakukan ibadah-ibadah lain dengan kusyu’ tanpa gangguan. Muslim di gaza justru melewatinya dengan tangisan, ketakutan, kegelisahan, bahkan harus rela berpisah dengan anggota keluarganya. Penderitaan ini berlangsung di depan mata. Umat Islam bias mengetahui kejadian ini melalui media sosial. Semua yang menyaksikan secara tidak langsung tentu sangat marah dan mengecamserangan yang terjadi terus-menerus yang ditujukan untuk umat muslim di gaza dan daerah-daerah konflik lainnya. Namun hal ini terus terjadi tanpa ada yang mampu menolong. Hal ini terjadi karena penguasa muslim sudah terbelenggu dengan ikatan nasionalisme dan perjanjian rahasia dengan penjajah dan pendukungnya.

Dalam konsep nasionalisme ada istilah yang dikenal dengan nation  state atau Negara bangsa. Dalam nation  state, rakyat mengidentifikasikan diri mereka sebagai sebuah “bangsa” (nation), yaitu suatu komunitas manusia yang menganggap dirinya satu kesatuan karena kesamaan etnis, sejarah, bangsa, budaya, atau factor pemersatu lainnya. Identitas sebagai “bangsa” inilah yang menjadi dasar adanya hak untuk mendirikan sebuah Negara.Ketika Negara ini terwujud dalam realitas, ia disebut dengan Negara bangsa (nation state). Inilah konsep dasar nation state yang awal mulanya tumbuh di Eropa pasca Perjanjian Damai Westphalia tahun 1648.

Namun konsep nation state ini bukannya menjadi solusi, tetapi justru menjadi racun yang mematikan. Karena konsep nation state telah menimbulkan disorientasi jati diri, juga disintegrasi, dan perpecahan kaum muslimin. Gara-gara ide nasionalisme yang  terkandung di dalamnya, umat Islam mengalami disorientasi jati diri sehingga tersesat dalam mengidentifikasi dirinya. Dengan banyaknya nation state seperti sekarang ini, yaitu sekitar 50-an Negara bangsa di dunia Islam, berarti umat Islam telah terpecah belah dan menjadi lemah. Dampaknya hegemoni barat di bawah AS saat ini terus berlangsung tanpa ada perlawanan berarti dari umat Islam. Konsep nasionalis medalam system kapitalisme inilah yang menyebabkan perpecahan umat Islam dan dengan mudahnya umat Islam dapat di jajah dan di adu domba.

Khilafah adalah Pemersatu Umat Islam

Banyaknya korban jiwa yang terus berjatuhan semakin memperlihatkan lemahnya persatuan kaummuslimin di mata dunia terutama musuh-musuh Islam. Padahal jangankan ribuan jiwa, pembunuhan satu orang saja tanpa haq sama dengan membunuh seluruh manusia. Allah SWT berfirman : “Siapasaja yang membunuh satu orang, bukan karena orang itu membunuh orang lain atau membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia.”(TQS. Al-Maidah: 32)

Bahkan jika yang terbunuh adalah seorang muslim, maka itu adalah peristiwa yang jauh lebih dahsyat di bandingkan dengan kehancuran dunia ini. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Kehancuran dunia ini lebih ringan di sisi Allah SWT di bandingkan dengan pembunuhan seorang muslim.” (HR.At-Tirmidzi& An-Nasa'i)

Jika semua penderitaan umat Islam di Negara-negara konflik terjadi karena terpecahnya umat. Maka solusi yang hakiki dalam menyelesaikan permasalahan ini adalah bersatunya kembali umat Islam dalam ikatan Islam, yakni Daulah khilafah.Islam menegaskan ketunggalan Negara Khilafah. Artinya, umat Islam di seluruh dunia, apapun suku dan bangsanya hanya boleh memiliki satu Negara yang menaungi mereka di bawah kepemimpinan satu orang khalifah.

Terkait dengan hal ini, syeikh Abdurrahman al Jaziri (w.1360 H) menjelaskan bahwa para Imam yang empat (Imam Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad) telah sepakat akan wajibnya khilafah dan tidak bolehnya kaum muslim pada waktu yang sama di seleuruh dunia mempunyai dua Imam (khalifah), baik keduanya sepakat maupun bertentangan. (Abdurrahman Al Jaziri, Al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Arba’ah, V/416).

Jelas persatuan ini akan menjadi satu kekuatan yang dapat memberikan kemaslahatan yang besar bagi umat Islam. Persatuan tersebut juga akan menjadi satu kekuatan besar untuk melawan hegemoni barat dalam system kapitalisme saa tini. Semoga ini merupakan Ramadan yang terakhir tanpa Khilafah Islam.Wallahua’lam bisshawab. [vm] 

Posting Komentar untuk "Ramadan Tanpa Khilafah, Israel Kembali Serang Muslim Gaza"

close