Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Meraih Dua Junnah di Bulan Ramadhan


Oleh : Yuni (Praktisi Pendidikan) 

Ramadhan adalah bulan istimewa. Bulan yang di dalamnya diwajibkan puasa, yang bisa mengantarkan orang yang berpuasa meraih derajat takwa. Bulan beribadah dan mendekat kepada Allah. Hari-hari untuk beramal sholeh karena pahala yg dilipat gandakan. 

Bulan ketika Allah buka pintu ampunan selebar-lebarnya pada hamba yang banyak melakukan dosa dan kesalahan. 

Puasa di bulan Ramadhan memang memiliki banyak keistimewaan. Salah satunya puasa menjadi  junnah (perisai). Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  

الصِّيَامُ جُنَّة 

“Puasa adalah perisai” (HR. Bukhari dan Muslim). 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, 

قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ : الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِه 

“Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman, puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya” (H.R. Ahmad). 

Perisai adalah yang melindungi seorang hamba, sebagaimana perisai yang digunakan untuk melindungi ketika perang. Adapun yang dimaksud puasa sebagai junnah (perisai) adalah puasa akan menjadi pelindung yang akan melindungi bagi pelakunya di dunia dan jg di akhirat. 

Di dunia akan menjadi pelindung yang akan menghalanginya untuk mengikuti godaan syahwat yang terlarang disaat puasa. Adapun di akhirat maka puasa menjadi perisai dari api neraka, yang akan melindungi dan menghalangi dirinya dari api neraka pada hari kiamat. 

Imam adalah Perisai

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

إنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ، فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدَلَ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ، وَإِنْ يَأْمُرْ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ 

“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya. Jika seorang imam (Khalifah) memerintahkan supaya takwa kepada Allah ’azza wajalla dan berlaku adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala karenanya, dan jika dia memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapatkan siksa.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad). 

Makna ungkapan kalimat “al-imamu junnah” adalah perumpamaan sebagai bentuk pujian terhadap imam yang memiliki tugas mulia untuk melindungi orang-orang yang ada di bawah kekuasaannya sebagaimana dijelaskan oleh al-Imam an-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, “(Imam itu perisai) yakni seperti as-sitr (pelindung), karena imam (khalifah) menghalangi/mencegah musuh dari mencelakai kaum muslimin, dan mencegah antar manusia satu dengan yang lain untuk saling mencelakai, memelihara kemurnian ajaran Islam, dan manusia berlindung di belakangnya dan mereka tunduk di bawah kekuasaannya.” Dengan indikasi pujian, berita dalam hadits ini bermakna tuntutan (thalab), tuntutan yang pasti, dan berfaidah wajib. 

Semoga Ramadhan tahun ini kedua junnah ini diraih oleh kaum muslimin. Dimana puasa akan menjadi perisai bagi individu muslim di dunia (dari syahwat) dan di akhirat (dari api neraka). Adapun imam (khalifah) sebagai perisai adalah bahwa tugas seorang imam atau khalifah itu harus bisa memberikan rasa aman atas urusan dunia dan agamanya (atas penyimpangan) akibat dari serangan musuh-musuh islam baik itu dari kalangan kafir ataupun dari kalangan orang-orang munafik. Aamiin. Wallahu a’lam bi as showaab. [vm]

Posting Komentar untuk "Meraih Dua Junnah di Bulan Ramadhan"

close