Papua Merdeka Bukan Solusi
Oleh : Isnawati
Mendengar kata merdeka banyak kalangan yang mengaitkan dengan negara atau bangsa. Merdeka adalah hal yang sangat penting untuk membangun sebuah peradaban berbangsa. Hakekat sebuah kemerdekaan adalah hilangnya segala bentuk penjajahan, penindasan, kezaliman, keterbelakangan dan kebodohan.
Kemerdekaan adalah hak seluruh umat dan bangsa manapun. Dimana kehormatan, harga diri harus kuat agar tidak mudah diombang-ambingkan kepentingan dan kekuasaan. Negara yang kuat dari semua sisi pastinya akan disegani dan dihormati oleh negara-negara lain. Papua adalah salah satu dari beberapa daerah yang menginginkan merdeka.
Banyak alasan yang melatarbelakangi keinginan papua memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mulai dari ketimpangan ekonomi, pelanggaran HAM hingga perbedaan idiologi, seperti yang disampaikan Benny Wenda.
Benny Wenda merupakan salah satu tokoh yang sejak lama memperjuangkan kemerdekaan Papua. Dia tinggal di luar negeri, tepatnya di oxford, Inggris. Benny Wenda aktif menggalang dukungan Internasional dalam menyokong perjuangannya.
Benny Wenda dsebut sebagai dalang kerusuhan di Papua dan Papua Barat. Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko pada senin (2/9/2019) memaparkan peranan Benny Wenda dalam ribut-ribut di Papua dan Papua Barat di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Selatan. CNBC Imdonesia (3 September 2019).
Kerusuhan yang terjadi muncul seakan menunggu waktu dan momentum yang tepat, tentu anggapan itu tak dapat dielakkan. Kerusuhan demi kerusuhan terjadi dalam waktu berdekatan antara kerusuhan Manokwari dan sejumlah titik di wilayah Papua. Tindakan kekerasan dan pengusiran mahasiswa di Malang dan Surabaya bukanlah hal yang kebetulan. Banyak kalangan menilai kejadian yang terjadi pada tanggal 6 Agustus 2019 yang berbuntut panjang sampai ke Jayapura, Papua dan Manokwari adalah kejadian yang sengaja diciptakan.
Berbagai macam rasa ketidakadilan yang di back up kekuatan asing menjadi angin segar dan memberikan dorongan untuk Papua merdeka. Asing melihat Papua bagaikan gula manis yang harus direbut dan diperjuangkan kepemilikannya agar bisa leluasa meraup keuntungan sebesar-besarnya. Inilah konsep gaya baru dengan segala konspirasi penjajahan ala kapitalisme neoliberalisme.
Kapitalisme liberalisme telah menghilangkan kedaulatan negara dalam mengatur negerinya. Kekayaan alam yang menjadi salah satu kekuatan bangsa terus digerogoti dari semua sisi hingga tinggal nama belaka. Secara de facto memang kekayaan alam milik Indonesia tetapi secara de jure dan pengaturannya milik para kapitalis.
Kapitalisme berhasil memporak porandakan kedaulatan negara karena fungsi dan peran negara yang tidak becus. Ketidak becusan itu memunculkan kondisi-kondisi tidak ideal dan menyengsarakan rakyat Papua khususnya. Kelemahan fungsi dan peran negara telah membuka peluang selebar-lebarnya pada asing untuk mendesain kondisi Papua atas dasar politik dan ekonomi guna melanggengkan hegemoninya.
Papua merdeka bukan solusi, kemerdekaan yang didapatkan dari para kapitalis hanyalah kemerdekaan semu. Tidak ada makan siang gratis mungkin itulah peribahasa yang tepat jika berhadapan dengan kapitalis asing, aseng dan asong.
Kapitalisme harus dilenyapkan, rakyat Papua sudah sangat lama menderita. Papua membutuhkan solusi yang sangat serius, membutuhkan penerapan peraturan yang mampu mengembalikan kekayaan alamnya kepangkuan rakyat. Mengelolanya sendiri dan mendistribusikan secara adil tanpa membedakan ras, agama dan suku bangsa.
Solusi itu harus dimulai dari perubahan landasan dalam mengelola dan mengatur negara. Landasan pengaturan itu harus berisi pemikiran terangkai dengan metode pelaksanaannya atas dasar iman dan takwa untuk mencapai sebuah tujuan. Landasan yang sempurna itu adalah Islam, hanya Islam yang mampu menghentikan eksploitasi kekayaan alam oleh asing dan swasta. Islam mengharamkan kepemilikan dan penguasaan kekayaan alam yang depositnya besar oleh individu, swasta apa lagi asing. Islam juga mengharamkan utang ribawi yang menimbulkan dharar (bahaya) bagi negeri ini.
Mewujudkan kemerdekaan yang hakiki merupakan misi utama Islam. Islam sangat menjunjung tinggi kemerdekaan dari segala bentuk penjajahan, eksploitasi, penindasan, kezaliman dan penghambaan pada sesama manusia. Islam agama dari yang Maha bijak dimana desain pengaturannya pasti sesuai dengan fitrah manusia, menenangkan hati dan memuaskan akal.
Tegaknya Islam berupa Syariah dan Khilafah adalah solusi untuk menghentikan segala macam bentuk penjajahan para kapitalisme global dan mengenyahkannya dari bumi Papua dan dari seluruh dunia. Mewujudkan tegaknya Syariah dan Khilafah berarti menciptakan Rahmatan Lil Alamin bagi seluruh alam.
"Alif laam raa. ( inilah ) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita menuju cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka. (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji (TQS. Ibrahim 1). Wallahu a`lam bi ash-swab. [www.visimuslim.org]
Posting Komentar untuk "Papua Merdeka Bukan Solusi"