Menyongsong Kemenangan yang Dijanjikan (Refleksi Akhir Tahun 2019)
Oleh: M. Azzam al-Fatih (Penulis, Tinggal di Gunung Kidul)
Di penghujung tahun 2019 seakligus memasuki tahun 2020, kaum muslimin masih diselimuti berbagai masalah. Dari masalah ekonomi hingga masalah persekusi, penganiayaan, penindasan sampai pada pembantaian. Hingga menyebabkan tidak berdaya dan terpuruk paling dasar serta tak satupun negeri muslim yang bangkit dari penjajahan baik fisik maupun sistem.
Umat Islam Kashmir India, di mana saat ini mereka sedang mengalami ujian yang berat. Rezim anti Islam telah memutuskan secara resmi tentang pelarangan atau penghapusan agama Islam di negeri tersebut. Ngerinya lagi salah satu tokoh dari militer membuat ancaman bahwa wanita muslim diperbolehkan diperkosa. Tentunya keputusan ini mengundang protes dan kecaman dari kaum muslimin. Akhirnya umat Islam melakukan aksi demonstrasi besar - besaran memprotes kebijakan dzolim ini. Namun namanya rezim anti Islam, aksi ini tidak mempengaruhi kebijakan brutal bahkan rezim berbuat lebih brutal dengan menangkapi para peserta aksi demonstrasi. Ngeri, kejam dan bengis apa yang dilakukan rezim anti Islam India.
Rohingya, kaum etnis Muslim ini juga mengalami penindasan yang cukup keji, meraka dikejar - kejar aparat, dibantai hingga mereka terusir dari kampung halamannya. Sudah beribu bahkan jutaan jiwa kaum muslimin meninggal dibantai dengan sadisnya.
Tak jauh beda dengan umat muslim di timur tengah. mereka juga mengalami penjajahan oleh Amerika serikat dan sekutunya. Dengan dalih memerangi terorisme, hampir seluruh negeri muslim di acak - acak. Mulai dari Irak dengan dalih melawan Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden yang dituduhan melakukan teror BOM WTC. Namun pada akhirnya Amerika sendirilah pelakunya. yang semua itu hanya sebagai kedok penjajahan terhadap negeri - negeri muslim. Suriah dan Syiria pun, tak lepas dari penjajah Amerika serikat dan sekutunya untuk menguasai kekayaan alam dan membantai umat Islam.
Masih hangat dalam benak kita, di mana kasus ini masih terjadi bahkan terkesan pembiaran agar penindasan dan pembantaian terus terjadi. Kaum muslim etnis Uighur yang ditindas oleh rezim cina komunis secara keji. Mereka ditangkap dan ditahan di camp - camp tahanan cina, disiksa, cuci otak dan dipaksa meninggalkan agama Islam untuk mengikuti ideologi komunis yang dijalankan pemerintah Cina. Para aparat terus memasuki rumah - rumah muslim memisahkan ibu dengan anaknya. para gadis dipaksa menikah dengan cina komunis jika tidak mau mereka diperkosa secara massal. Mereka hidup dihantui rasa was - was dan kekhwatiran. Hidup dirumah terasa mencekam.
Kaum muslim Uighur adalah negeri jajahan cina, yang tadinya negeri merdeka dengan umat muslim mayoritas hidup dengan nyaman, damai, dan tentram melaksanakan syariat agama Islam namun kini dalam ancaman komunis yang kejam, jahat dan bengis.
Ironisnya, hampir seluruh negeri muslim tak berdaya untuk memberi pertolongan kejahatan manusia yang dilakukan oleh rezim cina komunis. Negeri muslim terbesar dunia pun tak berkutik, mereka lebih nyaman bersembunyi dibawah ketiak rezim cina
komunis demi hutang yang menggunung.
Tak lepas dari penjajahan fisik, umat Islam juga di dera penjajahan sistem. Sebut saja negeri +62, umat muslim terbesar di dunia ini tak berkutik saat ajaran Islam Khilafah dan jihad di hapus, ulama dikriminalisasi, ormas Islam dihabisi, masjid diawasi, dan seabrek problem umat Islam di negeri ini. Begitu lemah dan tak berdayanya kuam mulsim negeri ini walau terbesar dalam jumlah umatnya.
Lalu apa yang menyebabkan semua problem umat Islam seluruh dunia hingga mengalami sedemikian rupa?
Tentunya yang menjadi sebab utamanya adalah tiadanya pemimpin yang mampu menggerakkan dan membangkitkan umat Islam seluruh dunia. Pemimpin yang menjalankan syariat Islam secara kaffah dalam institusi Daulah khilafah Islamiyyah sebagaiman yang telah Rosululloh SAW dirikan serta diterapkan para sahabat - sahabatnya hingga sampai kekhilafahan Turki ustmani yang dihancurkan oleh Mustofa kemal Attaturk laknatullah alaihi, antek penjajah Inggris.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kekhilafahan islam menjadi perisai bagi pemeluk agama Islam dalam menjalankan syariat dari Allah SWT. Negara yang memberikan rasa kenyamanan, ketentraman, kesejahteraan dan kedamaian bagi seluruh umat manusia. Di mana semua ini tercatat sebagai sejarah tak terlupakan yang juga dirasakan oleh umat selain islam. Hinga mereka juga merindukan kesejahteraan dalam naungan khilafah.
Dan InsyaAllah kemuliaan Islam ini segera kembali dengan tegaknya kekhilafahan Islam. karena hal ini sudah di janjikan oleh Allah SWT dan janjinya tidak pernah ingkar. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat An - Nur ayat 55
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."
Rosululloh SAW pun mengabarkan hal ini.
Di tengah - tengah kalian terdapat zaman kennabian, Atas izin Allah SWT ia tetap ada. Lalu ia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan datang kekhilafahan yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada tas izin Allah dan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika ia mengangkatnya. Kemudian akan datang kekuasaan yang zholim, ia ada atas izin Allah SWT, dan ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Ia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan datang kekuasaan diktator yang menyengsarakan, ia ada atas izin Allah SWT tetap ada. Selanjutnya akan datang kembali khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. ( H R Ahmad dalam musnadnya (no 184.30 ).Abu Dawud Al thoyalisi dalam musnadnya (no 439). Al bazar. Dalam sunnahnya (no 2796)
Akan kembalinya Kemenangan islam juga dipertegas oleh pakar barat yang memprediksi akan tegak diantara 2020 sampai 2024. Namun bagi umat Islam hal ini adalah ketetapan Allah SWT, yakin pasti tegak entah tahun berapa. Tetapi janji dan kabar gembira Rosululloh SAW tidak lama lagi, dilihat kondisi politik global maupun politik dalam negeri ini. Yang mana di beberapa negeri muslim tertindas dan terdzolimi membuat mereka berfikir bahwa kelemahan ini adalah tiadanya seorang pemimpin umat. Hingga mereka sangat yakin atas pentingnya kekhilafahan Islam.
Yang sangat menonjol adalah persatuan umat Islam di negeri ini yang sudah tidak terbendung lagi dengan adanya alumni 212. Di mana mereka juga menyuarakan pentingnya khilafah Islamiyyah. Bahkan menganggapnya sebagai bagian tak terpisahkan dari ajaran Islam. Hal ini juga diperjelas dengan masifnya opini khilafah ditengah - tengah umat hingga khilafah sudah menjadi milik umat Islam. Seperti kita ketahui meskipun rezim anti Islam ini menghapus sejarah ajaran Khilafah dan jihad namun umat Islam tak bergeming, tetaplah khilafah sudah menjadi milik umat. Dan semoga kemenangan yang dijanjikan dengan tegaknya khilafah Islamiyyah segera tegak sehingga tidak adalagi penindasan dan pembantaian umat Islam seperti Uighur, Rohingya, Palestina, irak, Syiria, dan Syiria.
Wallahu'Alam Bhishowwab.
Pagi hari, Kota Sleman 28 -12 -2019
Posting Komentar untuk "Menyongsong Kemenangan yang Dijanjikan (Refleksi Akhir Tahun 2019)"