Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lepas Hijab, Lepas Kehormatan!


Oleh : Ana Nazahah

Pertama denger kaum liberal bikin kampanye #nohijabday, hati aku tetiba nyesek krenyes-krenyes. kayak ter-iris miris. Pedih bin ngenes, Dear!

Ada-ada saja tingkah kaum Feminis. Berani amat nantang Allah. Padahal Muslim. Dikira di Surga dese punya orang dalam. Seenaknya bebas melenggang, ngangkangi hukum Tuhan. Etdah!

Hijab itu (Jilbab dan Khimar) adalah lambang kehormatan. Melepaskannya berarti menanggalkan kehormatan. Merendahkan diri sendiri. Emang kamu mau? Aku mah tak sudi!

Masih ingat saat awal berhijab dulu. Peristiwa di tangga kampus. Sudah kebiasaan, sebelum kuliah dimulai, anak-anak cowok suka mejeng di tangga itu. Padahal tangga itu, jalur satu-satunya ke ruang kelasku, di lantai dua. Tangga yang lebarnya satu meter lebih itu dibuat sesak mereka. 

Ada aja, aktivitas mereka di sana. Dari ngegosip, bahas kuliah, hingga bahas pacar. Yang paling sering, mereka bisa say- say hello sama cewek-cewek yang lewat. Ajang cari gebetan. Ga sedikit juga mereka jadiaan. 

Padahal mereka tengah melakukan apa- apa yang Rasul larang.  Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Janganlah kalian duduk-duduk di tepi jalan. Maka para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami perlu untuk berbincang-bincang.” Maka Rasulullah SAW menjawab : “Jika kalian tidak bisa melainkan bermajelis di pinggir jalan, maka berikanlah jalan itu haknya.” Para sahabat bertanya: “Apakah hak jalan itu ya Rasulullah?” Rasulullah SAW menjawab: “Hak jalan itu adalah menjaga pandangan, tidak menggangu orang lain, menjawab salam, dan beramar ma’ruf nahi munkar.”” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Nah, gitu Dear! Pesan Nabi kita. Makanya Aku udah cemas. Tapi ternyata, itu ga berlaku bagi yang berhijab syar'i. Mereka malah sopan dan mempersilahkan lewat. Saking sopannya mereka rela menempel di dinding pagar. 

Ck ck ck...!

Sebenarnya mereka ngerti ga sih, batasan interaksi dengan yang bukan mahram? Tapi kenapa mereka bertingkah seolah tidak tau? Dalam hati aku nanya gitu. 

Seiring waktu akhirnya aku ngerti. Itulah fungsi hijab, Dear! Sebagai pelindung. Lambang kehormatan. Orang bisa saja tidak paham agama, namun dengan berhijab, itu menjadi tanda pengenal. Bahwa kamu seorang Muslimah dan tak berhak diganggu.

Karenanya aku sangat heran, jika masih ada aja wanita Muslimah yang enggan nutup aurat. Terlebih bagi Feminis yang bangga lepas hijab. Tidak cukup dengan itu, malah ngadain kampanye segala, merayakan 'kebebasan' tanpa hijab. 'No Hijab Day' sebut mereka. Hari merayakan lepas hijab. 

Eh, mereka ga tau aja, hijab justru lambang kebebasan. Pembebas dari belenggu kejahilan. Coba perhatikan! Apa aktivity yang Muslimah gak bisa lakukan? Yea, kecuali cari uang dari modal umbar aurat. 

Tuduhan Feminis bahwa hijab mengekang, sungguh tidak berlandasan. Mereka hanya berniat mengotori ajaran Islam. Lantas mendekontruksinya sesuai paham liberal. Nanti lama-lama jadi no salat, no puasa, no zakat, sampe no kalimah syahadatain. 

Silahkan saja sih, jika memilih kembali ke zaman jahiliyah. Silahkan lepas hijab. Itu hak mereka. Selama mampu menanggung panas Neraka. Ya, Silahkan saja! 

Oh, ya! Selama ga ngajak-ngajak Muslim bermaksiat juga. Selama ga menyerang Syariat Islam. Silahkan!

Namun, jika sengaja mencemarkan nama baik Islam. Sengaja mengotak-atik ayat-ayat al-Qur'an. Mohon maaf! Sebagai Muslimah kami tidak akan diam. Pemikiran sesat, apapun itu wajib kita lawan.[]

Posting Komentar untuk "Lepas Hijab, Lepas Kehormatan!"

close