Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masyarakat Butuh Perlindungan dari Virus Mematikan


Oleh: Yuni Damayanti (Pemerhati Sosial Konawe)

Wabah virus corona yang menyerang warga Negara Cina dan sejumlah negara lain, membuat pemerintah Indonesia khususnya di Sulawesi Tenggara (Sultra) langsung meningkatkan kewaspadaan, mulai dari pemasangan alat pendeteksi suhu, hingga pembentukan tim khusus (Zonasultra.com, 27/01/2020).

Sebagai daerah tujuan ratusan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Cina, Pemerintah Daerah (Pemda) Konawe sudah membentuk tim terpadu untuk mengantisipasi masuknya virus tersebut yang diduga bisa saja dibawa oleh pekerja di PT Virtue Dragon Nilel Industri (VDNI) yang terletak di Kecamatan Morosi.

Selain membentuk tim, Pemda Konawe juga mengusulkan agar pemerintah pusat segera mengeluarkan kebijakan penghentian TKA asal Cina selama ancaman virus Corona masih ada.

Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa, mengatakan jalur masuknya TKA di Konawe tidak hanya melalui jalur transportasi udara saja, melainkan juga melalui jalur laut dengan rute Cina-Morosi menggunakan kapal pengangkut material dari Cina.

Jumlah kematian akibat virus corona di China terus meningkat. Hingga kini, sebanyak 56 orang tercatat telah meninggal. Hal tersebut dilaporkan China Central Televison (CCTV) dan dilansir Reuters pada Ahad (26/1). Saat ini jumlah warga China yang terinfeksi virus corona mencapai 1.975 orang.

Presiden China Xi Jinping menyatakan bahwa negaranya dalam kondisi genting. Pada Sabtu (25/1), Xi mengadakan pertemuan politbiro guna membahas langkah-langkah penanganan wabah.Virus corona baru atau dikenal dengan istilah Novel 201 coronavirus (2019 n-Cov) mula terdeteksi di Kota Wuhan pada Desember 2019. Sejumlah warga di sana tiba-tiba menderita penyakit pneumonia misterius (Republika.co.id, 26/01/2020).

Merebaknya wabah virus Virus corona 2019-nCoV membuat sejumlah negara was was. Apalagi, virus yang disebut mirip sindrom pernapasan akut berat (SARS) itu telah menjangkit 1.448 orang dan menyebar di 12 negara. Termasuk, negara tetangga Indonesia seperti Singapura, Malaysia, dan Australia.  

Informasi yang dihimpun, virus corona baru atau 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) ini berasal dari sebuah pasar hewan di kota Wuhan, di mana hewan-hewan eksotik dan daging hewan liar diperdagangkan. Virus ini juga disebut sebagai virus corona Wuhan, (Rmol.id, 26/01/2020).

Cepatnya proses penularan Corona menyebabkan beberapa negara panik. Prancis berencana untuk mengevakuasi warganya dari kota Wuhan di Cina, pusat epidemi virus corona yang mematikan. Sebuah pernyataan di laman web resmi konsulat Prancis di Wuhan mengatakan bahwa Prancis sedang mempertimbangkan dan menyiapkan layanan bis yang memungkinkan warga Prancis, pasangan dan anak-anak mereka meninggalkan Wuhan.

Kementerian Luar Negeri Perancis pada Sabtu (25/1) mengatakan telah membuat saluran telepon darurat. Pada Sabtu, seorang pejabat yang menjawab saluran itu mengatakan bahwa rincian angkutan bus masih dikerjakan. Tetapi rencananya adalah membawa warga Prancis yang terperangkap di Wuhan ke kota lain di Cina, tempat mereka akan menjalani karantina 14 hari sebelum diizinkan untuk pindah lagi, dilansir di France24, Ahad (26/1) (Republika.co.id, 26/01/2020).

Selain Prancis, Amerika Serikat merencanakan penerbangan carter pada Minggu (26/1/2020) untuk membawa warga negara dan diplomatnya kembali dari kota Wuhan di China, pusat penyebaran virus corona, surat kabar Wall Street melaporkan pada Sabtu (25/1/2020).

Pesawat, dengan kapasitas sekitar 230 orang, akan membawa diplomat dari konsulat AS serta warga negara AS dan keluarga mereka, Journal melaporkan, mengutip seseorang yang dekat dengan sumber tersebut.

Washington sudah mendapat persetujuan untuk rencana tersebut dari Kementerian Luar Negeri China dan lembaga pemerintah lainnya setelah negosiasi dalam beberapa hari terakhir, kata surat kabar itu. AS juga berencana untuk sementara waktu menutup konsulat di Wuhan (Surabaya.net, 25/01/2020).

Namun sangat berbeda dengan Indonesia, Mewabahnya virus corona di Cina tidak membuat Pemerintah Indonesia membatasi warga negara Indonesia melakukan perjalanan ke negeri panda tersebut. Hingga Kamis (23/1/2020), Kementerian Kesehatan tidak akan menutup akses atau melakukan pembatasan  perjalanan dari dan ke Daratan China melalui jalur udara, laut dan darat.

Bahkan  Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang menerima 174 turis asal Kunming, China, di Bandara Internasional Minangkabau di Padang pada Minggu (26/1). Ratusan turis tersebut disambut langsung oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Sekda Sumbar Alwis (Haluan.com, 26/01/2020).

Tentu hal itu berbeda dengan beberapa negara yang melakukan penolakan terhadap kedatangan turis yang berasal dari Cina. Sedangkan pemerintah Indonesia justru menerimanya dengan tangan terbuka. Seolah tidak ada kekhawatiran terhadap rakyatnya jika virus mematikan itu menyebar di Indonesia. Kalau seperti itu, apa yang membuat pemerintah saat ini tidak lagi mempertimbangkan keselamatan rakyatnya? 

Anehnya justru kekhawatiran terhadap kerugian bisnis dan terhentinya ekonomi yang menjadi pusat perhatian pemerintah. Mungkinkah tumpukan hutang yang membuat pemerintah takut untuk mengambil sikap tegas menolak kedatangan turis dan pekerja dari Cina?

Jika Indonesia tidak luput dari ancaman virus mematikan itu, harusnya pemerintah saat ini segera mengambil langkah-langkah nyata seperti, mengeluarkan larangan masuk ke Indonesia baik pekerja maupun wisatawan asal Cina. Adapun yang sudah terlanjur di Indonesia segera didata dan dilakukan pemeriksaan untuk memastikan mereka terbebas dari virus corona. Mengubah cara pandang untung rugi dalam menghadapai sebuah masalah. Sebab ini menyangkut masalah nyawa rakyat.

Sementara itu, jika belajar dari strategi sistem pemerintahan Islam yang dipimpin oleh Rasulullah dan khalifah setelahnya dalam menghadapi merebaknya wabah penyakit. Maka Islam tidak hanya mengajarkan doa saja untuk menangkal sebuah penyakit. Sebagaimana pernyataan Menkes beberapa waktu yang lalu. Namun sebagaimana sabda Rasulullah saw., Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kelian meninggalkan tempat itu. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

Ini merupakan metode karantina yang telah diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk mencegah wabah tersebut menjalar ke negara-negara lain. Untuk memastikan perintah tersebut dilaksanakan, Rasulullah mendirikan tembok di sekitar daerah yang terjangkit wabah dan menjanjikan bahwa mereka yang bersabar dan tinggal akan mendapatkan pahala sebagai mujahid di jalan Allah, sedangkan mereka yang melarikan diri dari daerah tersebut diancam malapetaka dan kebinasaan.

Peringatan kehati-hatian pada penyakit lepra juga dikenal luas pada masa hidup Rasulullah saw. Rasulullah menasihati masyarakat agar menghindari penyakit lepra. Dari hadis Abu Hurairah, Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, Jauhilah orang yang terkena lepra, seperti kamu menjauhi singa.

Di masa ke Khalifah Umar bin Khattab, wabah kolera menyerang Negeri Syam. Khalifah Umar bersama rombongan yang saat itu dalam perjalanan menuju Syam, terpaksa menghentikan perjalanannya. Umar pun meminta pendapat kaum muhajirin dan kaum anshar untuk memilih melanjutkan perjalanan atau kembali ke Madinah. Sebagian dari mereka berpendapat untuk tetap melanjutkan perjalanan dan sebagian lagi berpendapat untuk membatalkan perjalanan

Umar pun kemudian meminta pendapat sesepuh Quraisy yang kemudian menyarankan agar khalifah tidak melanjutkan perjalanan menuju kota yang sedang diserang wabah penyakit. Menurut kami, engkau beserta orang-orang yang bersamamu sebaiknya kembali ke Madinah dan janganlah engkau bawa mereka ke tempat yang terjangkit penyakit itu, ujar sesepuh Quraisy sebagaimana dikutip dalam buku Pesona Akhlak Nabi (Ahmad Rofi Usmani, 2015).

Begitulah Islam mengajarkan upaya-upaya preventif dan kuratif menghadapi wabah atau virus penyakit.

Oleh karena itu, semakin jelas bahwa Islam bukanlah agama langit yang hanya mengajarkan aturan beribadah pada pencipta saja, akan tetapi Islam adalah agama yang menjadi pegangan dalam menyelesaikan seluruh persoalan hidup manusia. Termasuk mengatasi merebaknya wabah penyakit. Wallahu a'lam bisshowab.

Posting Komentar untuk "Masyarakat Butuh Perlindungan dari Virus Mematikan"

close