Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Korban Corona Bertambah, Ingatkan Mencontoh Rasulullah


Oleh: Sherly Agustina, M.Ag (Revowriter Waringin Kurung)

Pada Rabu, (25/03/20) pemerintah kembali mengumumkan adanya penambahan positif virus corona (Covid-19) dengan 105 kasus di Indonesia, total 790 kasus positif virus corona dengan kasus meninggal dunia sebanyak 58, sedangkan pasien yang berhasil sembuh 31 orang. (CNBC Indonesia, 25/03/20)

Korban Bertambah Dimana Peran Pemerintah

Lonjakan penambahan korban baik yang positif Corona dan yang meninggal kian hari kian bertambah, kondisi di negeri ini semakin mencekam. Dengan penambahan korban meninggal, artinya tingkat kematian akibat virus corona di Indonesia mencapai 8,02 % lebih besar di banding China.

Namun pemerintah lagi-lagi menegaskan tidak akan melakukan lokcdown, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas dengan 34 gubernur se-Indonesia dan memberikan pengarahan dalam menghadapi pandemik virus corona COVID-19. Jokowi menegaskan kepada para gubernur bahwa pemerintah pusat tidak akan mengambil keputusan lockdown. (detikNews, 24/03/20).

Pertanyaannya mengapa? Tidakkah bertambahnya korban setiap hari membuat pemerintah  segera melakukan kebijakan lockdown, apakah harus menunggu seperti Itali terjadi penguburan masal? Dilansir oleh Kompas.com, tentang kondisi di Itali: "jika ini terus berlangsung selama enam bulan, kami harus menyiapkan tempat untuk kuburan massal," kata Carlo Rossini, seorang pekerja di Lembaga Pemakaman La Bergamasca, dikutip dari Aljazeera. (21/03/20)

China tingkat kematiannya rendah di bawah Indonesia 2,8%  berani melakukan lockdown dan berhasil, selama 2 bulan setelah mengunci (lockdown) Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China akhirnya akan membuka kota yang menjadi pusat wabah virus corona (COVID-19) ini.  Lockdown dihapus mulai 8 April mendatang, Wuhan sendiri sudah di-lockdown atau isolasi sejak 23 Januari lalu. Kasus baru terkonfirmasi di China telah berkurang dalam beberapa hari terakhir. Kini jika ada kasus baru, biasanya muncul dari para pelancong yang kembali ke Wuhan dari luar negeri atau imported case. (CNBC, 24/03/20)

Adapun test rapid yang dilakukan pemerintah secara acak menambah data ODP, kemudian ODP ini jika hanya batuk biasa di rumah saja, seandainya ODP ini ternyata positif tapi yang bersangkutan tidak menyadari maka yang lain akan tertular secara tidak sengaja. Kemudian apakah test rapid tersebut benar-benar valid untuk mengetahui mana yang ODP dan  positif Corona. Rakyat setiap keluar rumah tidak tahu apakah berhadapan dengan orang sehat atau carier, akhirnya rakyat berinisiatif lockdown mandiri stay di rumah.

Selain itu, melihat pengorbanan tenaga medis yang sangat luar biasa di tengah fasilitas dan perlengkapan yang minim (APD)  mereka berjibaku dengan para korban yang sangat rentan tertular virus secara langsung. Beberapa tenaga medis meninggal dunia, bukan mempermasalahkan  Qodho (takdir) meninggalnya mereka karena sebagai mukmin harus yakin apapun bentuk qodho pasti yang terbaik walau buruk dalam pandangan manusia.

Namun, kaidah kausalitas yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Bayangkan, jika ahli medis ini tidak mendapat perhatian serius, tidak difasilitasi baik perlengkapan untuk menangani korban dan preventif bagi mereka untuk meningkatkan daya imun, serta pengaturan sistematika perawatan terhadap pasien sehingga tetap memperhatikan hak para medis untuk istirahat, dan sebagainya. Saat ini  satu per satu di antara mereka gugur lalu  siapa yang akan mengurus para korban? Sementara hanya mereka yang memiliki keahlian dalam merawat orang sakit apalagi di tengah musibah wabah ini. Jelas, ini bukan perkara biasa, tapi nyawa taruhannya.

Wahai Pemerintah, Segera Lockdown Contoh Rasulullah 

Covid-19 atau Corona ini makhluk ciptaan Allah Swt, datang ke negeri ini tidak lepas dari kehendakNya, jika manusia yakin bahwa makhluk kecil ini ciptaan Allah Swt maka sejatinya harus yakin cara menyelesaikannya hanya dengan aturan Allah Swt bukan yang lain. Allah Swt mengutus rasulNya membawa risalah dan teladan untuk diikuti oleh manusia termasuk dalam menangani wabah. Untuk meneladaninya hal utama yang harus dimiliki seorang muslim adalah percaya dan beriman pada rasul dengan apa yang dibawa karena faktor keimanan ini yang otomatis menggerakkan manusia untuk mengikutinya.

Perkara lain mengikuti karena jika keimanan sudah tertancap dan aplikasinya mantap, Allah Swt mudahkan segalanya. Rasul telah mencontohkan saat terjadi wabah, "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari)

Di zaman Rasululullah SAW pernah terjadi wabah kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui obatnya. Kala itu, Rasulullah SAW memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat orang yang mengalami kusta atau lepra. "Jangan kamu terus menerus melihat orang yang menghidap penyakit kusta." (HR Bukhari).

Nabi Muhammad SAW juga pernah memperingatkan umatnya untuk tidak dekat dengan wilayah yang sedang terkena wabah. Dan sebaliknya jika berada di dalam tempat yang terkena wabah dilarang untuk keluar. Di  zaman Rasulullah SAW jikalau ada sebuah daerah atau komunitas terjangkit penyakit Tha'un, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam memerintahkan untuk mengisolasi atau mengkarantina para penderitanya di tempat isolasi khusus, jauh dari pemukiman penduduk.

Tha'un sebagaimana disabdakan Rasulullah saw adalah wabah penyakit menular yang mematikan, penyebabnya berasal dari bakteri Pasterella Pestis yang menyerang tubuh manusia. Jika umat muslim menghadapi hal ini, dalam sebuah hadits disebutkan janji surga dan pahala yang besar bagi siapa saja yang bersabar ketika menghadapi wabah penyakit. "Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang meninggal karenanya)."  (HR Bukhari).


Saat ini tidak ada pilihan lain selain lockdown apalagi  Covid-19 sudah menjadi pandemi di dunia, Rasul sudah mencontohkan dan para ahli medis menyatakan hal yang sama. Jika keimanan sudah tertancap, keselamatan rakyat yang utama sebagai amanah, penghambaan total hanya padaNya, benar-benar berserah diri sambil berusaha dan berdoa, bertaubat dengan segera melaksanakan aturanNya, bukan hal yang mustahil Allah Swt akan menolong hambaNya. Karena sejatinya pertolongan Allah Swt amat dekat, hanya manusia tersebut mau atau tidak? Lockdown bukan hanya perkara kesiapan dari berbagai sisi terutama ekonomi, tapi yang utama kesiapan  keimanan kepada Allah Swt dan rasulNya. Jadi bagaimana keimanan pemerintah saat ini?


Allahu A'lam Bi Ash Shawab.

Posting Komentar untuk "Korban Corona Bertambah, Ingatkan Mencontoh Rasulullah"

close