Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menteri Senior Malaysia Himbau Rakyatnya untuk Tetap Tenang Terkait Sentimen Terhadap Pengungsi Rohingya


Kuala Lumpur, Visi Muslim- Polisi Diraja Malaysia sedang menyelidiki peningkatan sentimen negatif terhadap komunitas Rohingya di tengah krisis Covid-19, kata salah satu Menteri Senior Malaysia,  Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob.

Ismail Sabri mengatakan polisi sudah mengetahui bahwa ada video, audio dan artikel yang menghasut kemarahan terhadap Rohingya, dan menunjukkan bahwa hanya pihak berwenang yang dapat memastikan keaslian video tersebut.

"Sementara itu, saya berharap rakyat Malaysia tetap tenang dan tidak mengangkat masalah yang bisa memicu kemarahan, yang akan mengarah pada sesuatu yang tidak diinginkan.

"Malaysia adalah negara yang damai dan kami menaruh perhatian pada siapa pun di tanah kami. Mari tetap tenang dan memberi polisi ruang untuk menyelidiki kasus ini," katanya dalam pengarahan hariannya di sini, Senin (27/4/2020).

Ismail Sabri juga mengatakan bahwa dirinya dan pihak berwenang sedang bingung dengan meningkatnya sentimen negatif terhadap komunitas Rohingya, ia menambahkan bahwa masalah mereka yang mencari perlindungan di Malaysia bukanlah sesuatu yang baru.

"Itu karena kami bersimpati dengan mereka setelah mendengar bahwa mereka dibunuh dengan kejam dan sebagai negara, kami menerimanya dan tidak ada masalah.

"Tiba-tiba, selama perintah kontrol gerakan (MCO), itu menjadi masalah besar dan ini membingungkan polisi, karena terlalu banyak berita di media sosial yang memicu kemarahan terhadap mereka.

Ketegangan terhadap komunitas Rohingya meningkat setelah peredaran postingan hoax di media sosial yang baru-baru ini dikaitkan dengan Organisasi Hak Asasi Manusia Etnis Rohingya, Malaysia, Zafar Ahmad Abdul Ghani.

Posting-postingan hoax di media sosial mengutip Zafar Ahmad menuntut hak yang setara dengan warga Malaysia untuk para pengungsi Rohingya, dan mempertanyakan penolakan pemerintah atas kapal yang mengangkut pengungsi Rohingya, serta menyebut orang Melayu "bodoh".

Zafar, yang saat ini menonaktifkan akun Facebook-nya, mengatakan Jumat lalu bahwa ia telah menerima ancaman kematian setelah peredaran postingan hoax di media sosial.

Sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh koalisi 17 kelompok terkait Rohingya di Myanmar dan Malaysia telah menyatakan permintaan maaf kepada pemerintah dan rakyat Malaysia atas pernyataan yang dibuat oleh Zafar, yang telah "memicu sentimen negatif yang belum pernah terjadi sebelumnya" terhadap para pengungsi Rohingya. [] Gesang

Posting Komentar untuk "Menteri Senior Malaysia Himbau Rakyatnya untuk Tetap Tenang Terkait Sentimen Terhadap Pengungsi Rohingya"

close