Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Seluruh Napi Diberdayakan Produksi APD Hingga Hand Sanitizer


Jakarta-Visi Muslim- Narapidana penghuni lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan negara di seluruh Indonesia diberdayakan untuk memproduksi alat pelindung diri (APD). 
Berbekal keterampilan dari program pembinaan kemandirian, para napi mampu memproduksi berbagai APD seperti masker, pelindung wajah (face shield), penutup kepala, gown, dan apron. 
Hal ini membantu tenaga medis dalam menangani virus corona (Covid-19) di tengah keterbatasan APD. 
"Kebutuhan di dalam lapas/rutan saja sudah sangat tinggi. Jika mengandalkan pembelian dari luar saja tidak cukup dan barangnya langka. Apalagi sekarang WHO menganjurkan semua orang sehat atau sakit untuk memakai masker," ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Nugroho, Rabu (8/4).
Tidak hanya memproduksi APD, para napi juga memproduksi perlengkapan pencegahan virus corona lainnya seperti cairan antiseptik, hand sanitizer, bilik sterilisasi, tiang infus hingga tandu.
"Kami produksi setiap hari dan memang diutamakan untuk di dalam lapas/rutan yang sangat rentan terjadi penularan. Namun bagi lapas/rutan yang mampu berproduksi dalam skala besar tidak menutup kemungkinan untuk didistribusikan ke luar. Kita semua bersatu untuk melawan corona," tambah Nugroho. 
Seperti halnya hasil produksi napi Lapas Lhoksukon kini telah mendistribusikan masker ke beberapa wilayah di Aceh serta Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Pangkalpinang yang kemudian membagikannya ke tenaga medis setempat.
Selain itu, dengan kapasitas produksi besar, Lapas Binjai juga mampu memproduksi 100 buah face shield dan 50 buah penutup kepala per hari. Adapun Lapas Perempuan Semarang mampu produksi 500 buah masker kain per hari serta Lapas Perempuan Pekanbaru memproduksi 75 lusin gown dan apron per hari.
Sementara itu, Lapas Malang memproduksi cairan antiseptik dan hand sanitizer masing-masing 100 liter per hari, Lapas Tasikmalaya produksi dua bilik sterilisasi per minggu, serta Lapas Polewali yang mampu produksi tiga tiang infus dan satu tandu per hari.
Sekretaris Ditjen Pemasyarakatan Ibnu Chuldun menambahkan, dalam hal produksi termasuk pencegahan virua corona di lapas juga dilengkapi bilik sterilisasi hingga layanan kunjungan video call sudah tersedia di lapas/rutan seluruh Indonesia.
"Setiap orang yang keluar masuk lapas/rutan sekarang wajib cuci tangan dan masuk bilik sterilisasi. Fasilitasnya sudah tersedia di seluruh lapas/rutan. Bahkan kendaraan pembawa bahan makanan pun kami semprot disinfektan. Kunjungan langsung diganti video call dan wartel khusus, termasuk proses persidangan juga melalui video conference," papar Ibnu Chuldun.
Saat ini di setiap wilayah telah terdapat blok isolasi khusus bagi warga binaan yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP). 
"Jika ada warga binaan yang menjadi ODP atau PDP setelah dilakukan pemeriksaan oleh tenaga medis segera kami pindahkan ke blok isolasi khusus. Kami juga bekerja sama dengan dinas kesehatan dan rumah sakit setempat serta menyiapkan rumah sakit pengayoman sebagai rumah sakit rujukan bagi warga binaan," jelas Ibnu Chuldun.
Berikut daftar lapas/rutan produsen APD;
A. Pelindung wajah (face shield) 
1. Lapas Binjai, 
2. Lapas Lubuk Linggau, 
3. Lapas Perempuan Semarang, dan 
4. Lapas Narkotika Jakarta.

B. Masker
1. Lapas Lhokseumawe, 
2. Lapas Sigli, 
3. Lapas Binjai, 
4. Lapas Palembang, 
5. Lapas Kayu Agung, 
6. Lapas Lubuk Linggau, 
7. Lapas Perempuan Pekanbaru, 
8. Lapas Pekanbaru, 
9. Lapas Kotabumi, 
10. Lapas Bengkulu, 
11. Lapas Narkotika Pangkal Pinang, 
12. Lapas Perempuan Pangkal Pinang, 
13. Rutan Muntok, 
14. Lapas Cipinang, 
15. Lapas Salemba, 
16. Lapas Perempuan Jakarta, 
17. Rutan Salemba, 
18. Rutan Perempuan Jakarta, 
19. Lapas Narkotika Jakarta, 
20. Lapas Kelas I Tangerang, 
21. Lapas Kelas IIA Tangerang, 
22. Lapas Rangkasbitung, 
23. Lapas Perempuan Tangerang, 
24. Rutan Tangerang, 
25. Lapas Pemuda Tangerang, 
26. Lapas Warung Kiara, 
27. Lapas Tasikmalaya,
28. Lapas Narkotika Bandung, 
29. Lapas Gunung Sindur, 
30. Lapas Perempuan Bandung, 
31. Lapas Purwakarta, 
32. Lapas Indramayu, 
33. Lapas Cikarang, 
34. Lapas Bekasi, 
35. Lapas Cianjur, 
36. Lapas Banceuy, 
37. Lapas Garut, 
38. Lapas Bogor, 
39. Lapas Semarang, 
40. Lapas Magelang, 
41. Lapas Pekalongan, 
42. Lapas Perempuan Semarang, 
43. Lapas Cilacap, 
44. Lapas Slawi, 
45. Rutan Surakarta, 
46. Rutan Purbalingga, 
47. Rutan Purworejo, 
48. Rutan Wonogiri, 
49. Lapas Yogyakarta, 
50. Rutan Wonosari, 
51. Lapas Bojonegoro, 
52. Lapas Pamekasan, 
53. Lapas Lamongan, 
54. Lapas Ngawi, 
55. Rutan Perempuan Surabaya, 
56. Lapas Malang, 
57. Lapas Pontianak, 
58. Lapas Palangkaraya, 
59. Lapas Balikpapan, 
60. Lapas Tenggarong, 
61. Lapas Samarinda, 
62. Rutan Tanah Grogot, 
63. Lapas Perempuan Palu, 
64. Lapas Makassar, 
65. Lapas Palopo, 
66. Lapas Polewali, 
67. Lapas Perempuan Mamuju, 
68. Lapas Perempuan Gorontalo, 
69. Rutan Praya, dan 
70. Lapas Perempuan Jayapura.

C. Penutup kepala
1. Lapas Binjai
2. Lapas Polewali

D. Gown dan apron
1. Lapas Pekanbaru, 
2. Lapas Perempan Pekanbaru, 
3. Rupbasan Pangkal Pinang, 
4. Lapas Perempuan Semarang, dan 
5. Lapas Polewali.

E. Cairan disinfektan
1. Lapas Binjai, 
2. Lapas Kayu Agung, 
3. Lapas Lubuklinggau, 
4. Rutan Balikpapan, 
5. Lapas Bontang, 
6. Lapas Perempuan Samarinda, 
7. Lapas Polewali, dan 
8. Lapas Malang.

F. Cairan antiseptik
1. Lapas Binjai, 
2. Lapas Lubuklinggau dan 
3. Lapas Malang.

E. Hand sanitizer
1. Lapas Binjai, 
2. Lapas Lubuklinggau, 
3. Lapas Semarang, 
4. Rutan Balikpapan, dan 
5. Lapas Malang.

F. Bilik sterilisasi 
1. Rupbasan Pangkal Pinang, 
2. Lapas Tasikmalaya, 
3. Lapas Pontianak, 
4. Lembaga Pembinaan Khusus Anak Pontianak, 
5. Lapas Bontang
6. Lapas Tenggarong. 

G. Tiang infus dan tandu 
1. Lapas Polewali.

Sumber: Askara.co

Posting Komentar untuk "Seluruh Napi Diberdayakan Produksi APD Hingga Hand Sanitizer"

close