Pemimpin yang Diam Saat Rakyatnya Diteror Dapat Dianggap 'Merestui'


Jakarta, Visi Muslim- Seorang pemimpin seharusnya menjadi pelindung bagi seluruh rakyatnya. Terlebih jika ada rakyat yang mendapat teror atau ancaman yang semestinya melindungi bukan malah diam.

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said  Didu menyatakan seharusnya pemimpin tidak diam ketika ada rakyat yang mendapat teror. Karena itu adalah bagian dari amanah dalam melindungi rakyat dengan kewenangan yang dimiliki olehnya.

"Pemimpin yang diam saat terjadi teror kepada rakyatnya secara etika kepemimpinan dapat dianggap "merestui" teror tersebut. Atau secara hukum dianggap lalai melindungi rakyatnya sesuai kewenangan yang dimiliki," tulis Said Didu dalam Twitter-nya, Minggu, (31/5/2020).

Diketahui, sebuah diskusi yang digelar Universitas Gadjah Mada mendapat teror dari sekelompok orang.

Diskusi bertajuk "Persoalan Pemecatan Presiden di Tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan" yang rencananya akan digelar secara virtual diduga telah mendapat teror dengan alasan makar, yang akhirnya tema diskusi tersebut dirubah menjadi, "Meluruskan Persoalan Pemberhentian Presiden Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan".

Perubahan tema tersebut dilakukan untuk meluruskan persepsi di tengah masyarakat agar tidak terpancing dengan informasi yang menyesatkan. [] Editor: Gesang/ Nilufar Babayiğit

Posting Komentar untuk "Pemimpin yang Diam Saat Rakyatnya Diteror Dapat Dianggap 'Merestui'"