Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sang Syahid yang Melegenda



Oleh : Ansar Elhaddadi (Muslim Timur Jauh) 

Rasulullah SAW bersabda
Sesungguhnya Allah mengutus untuk ummat ini, pada setiap akhir seratus tahun, orang yang memperbaharui untuk ummat agama mereka (HR Abu Dawud no. 4291)
Dilukiskan sabda itu oleh  Baginda Nabi Muhammad SAW bahwasanya, kelahiran para mujaddid / pembaharu tak terelakkan dari zaman ke zaman. Salah satu pembaharu, pemikir besar islam kontemporer yang melegenda itu ialah Sayyid Quthb Rahimahullah (1906-1966). Di pergerakan Ikhwanul Muslimin, ia adalah pewaris takhta pemikiran visioner Hasan Al Banna (1906-1949). Ia juga sering disejajarkan dengan Abul A'la Al-Maududi (1903-1979), tokoh gerakan Jama'at Islami di Pakistan. Sayyid Quthb telah menulis karya lebih dari dua puluh buku tentang Islam. Buku-bukunya sebagian besar kini diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan mendapat sambutan yang luas dari kalangan aktivis islam. Ia membahas mulai dari pemerintahan islam, ekonomi islam, revolusi islam, keadilan islam sampai tafsir 30 Al-Qur'an. Dalam menulis, sebagai seorang ahli sastra dan punya keilmuan islam yang mendalam, kalimat-kalimat yang dibuat oleh Sayyid Quthb menyentuh akal dan emosional pembaca sehingga pembaca mempunyai ghirah semangat dalam menegakkan islam. Senjata pena yang dimuntahkan oleh Quthb lebih banyak diharapkan dan ditunggu-tunggu oleh masyarakatnya. Ia kemudian menjawab sendiri, "Saya merasa bahwa tulisan-tulisan para pejuang yang independen tidak semuanya hilang begitu saja. Karena ia dapat membangunkan orang-orang tidur, membangkitkan semangat orang-orang yang tidak bergerak, dan menciptakan suatu arus publik yang mengarah kepada suatu tujuan tertentu, kendatipun belum mengkristal. Tapi ada sesuatu yang dapat diselesaikan dibawah pengaruh pena itu". Sayyid Quthb melanjutkan, "Tetapi kata-kata itu sendiri, walaupun bagaimana ikhlas dan penuh daya ciptanya, ia tidak dapat melakukan apa-apa, sebelum ia menempatkan diri dalam suatu gerakan, sebelum ia terlambang dalam diri manusia. Manusia-manusialah yang merupakan kata-kata yang hidup yang dapat melaksanakan pemahaman dalam bentuk yang paling lancar". Adapun gerakan-gerakan islam yang dimaksud Sayyid Quthb ialah dengan menceburkan diri pada jama'ah islam yang mempunyai metode-metode manhaj kenabian sehingga jama'ah bersatu padu dalam membentuk kerja-kerja dakwah demi tegaknya suatu institusi pemerintahan yang menerapkan syariat islam secara menyeluruh   sesuai naungan Al-Qur'an dan As Sunnah. 

Kekuatan senjata pena Sayyid Quthb telah banyak menginspirasi para aktivis islam dari Mesir, Al Jazair, Syria, Tunisia, Turki , Palestina, Indonesia, Malaysia, Amerika sampai Inggris. Salah satu pioner pemikiran jihad Sayyid Quthb ialah Dr. Abdullah Azzam sang pencetus Jihad Global di Afghanistan. Abdullah Azzam beberapa kali menghadiri ceramah-ceramah Quthb dan membaca karya-karya beliau. Dua karya Sayyid Quthb yang menjadi inspirasi pemikiran dan pergerakan jihad Afghan Abdullah Azzam ialah Tafsir Fii Dzhilalil Qur'an dan Ma'alim Fii At Thariq yang ditulis Quthb dalam ruang sel yang sempit. karya monumental inilah yang memberikan jalan bagi Quthb untuk mendapatkan gelar syahid di sisi Rabbnya. Ia dipenjara dan digantung oleh rezim Jamal Abdul Nasser setelah karya yang ia tulis memerahkan telinga penguasa ketika itu. Penderitaan yang dialami olehnya tak menyurutkan semangat Sayyid Quthb untuk menyampaikan dakwah amar ma'ruf nahi munkar kepada penguasa durjana di Mesir. Ia benar-benar tidak lelah untuk berdakwah sepanjang hidupnya. Meski ia didzhalimi, disiksa, dan dipenjara puluhan tahun, ia tidak pernah putus asa untuk mengabdi kepada Allah dan Rasulnya. Bahkan dalam penjara sekalipun, ia torehkan karya yang lebih besar lagi. Walau fisiknya dikurung, pikirannya menerobos keluar ke tembok-tembok penjara dan menembus langit untuk tetap menyampaikan risalah Ilahi. 

Salah satu kisah yang membuat siapa saja bergetar ketika membacanya adalah ketika Sayyid Quthb di penjara lalu datanglah saudarinya Aminah Quthb sembari membawa pesan dari rezim penguasa Mesir, meminta agar Sayyid Quthb sekedar mengajukan permohonan maaf secara tertulis kepada Presiden Jamal Abdul Nasser, maka ia akan diampuni dan dibebaskan. Sayyid Quthb mengucapkan kata-katanya yang terkenal, "Telunjuk yang senantiasa mempersaksikan keesaan Allah dalam setiap shalat, menolak untuk menuliskan barang satu huruf penundukan atau menyerah kepada rezim thagut. Sayyid Quthb kemudian menatap perwira itu dengan matanya yang bening. Satu senyum tersungging dibibirnya. Lalu dengan sangat berwibawa beliau berkata, "Tidak akan pernah! Aku tidak akan pernah bersedia menukar  kehiduoan dunia yang fana ini dengan akhirat yang abadi". Perwira itu berkata, dengan nada suara bergetar karena rasa sedih yang mencekam,"Tetapi Sayyid, itu artinya kematian..."
Sayyid Quthb berkata tenang, "Selamat datang kematian dijalan Allah...Sungguh Allah Maha Besar!" 

Kita menyaksikan gunung menjulang yang kokoh berdiri mempertahankan iman dan keyakinan. Dialog itu tidak dilanjutkan dan sang perwira memberi tanda eksekusi untuk dijalankan. Segera para eksekutor menekan tuas, dan tubuh Sayyid Quthb beserta kawan-kawannya menggantung. Lisan mereka semua mengucapkan La Ilaha Ilallah , Muhammad Rasulullah.

Dalam sejarah hidupnya Sayyid Quthb telah menyirami bumi dakwah dengan darahnya, merawatnya dengan pemikirannya dan menyuburkan dengan waktu dan jerih payahnya, lalu sang legenda yang menyejarah tersebut bermetamorfosis menjadi Bintang dilangit ummat ini yang menyinari jalannya, mercusuar yang menunjukinya dikegelapan daratan dan lautan, penunjuk jalan yang menggetarkan iman, menuntun kafilah-kafilah iman dan pionir dijalan fiqrah dan thariqah yang diembannya. 

Sayyid Quthb telah menjanjikan kepada kita semua bahwasanya pertempuran antara yang haq dan bathil akan terus berlanjut sampai kemudian Allah memenangkan ummatnya yang bertakwa dan beliaupun pernah ditanya oleh seseorang "Mengapa kedzhaliman masih seringkali menang dan suaranya semakin tinggi?

" Beliau menjawab,
"Agar ketika kejatuhannya nanti, dentumannya terdengar kencang dan semua orang akan mendengarnya.." Kemenangan mutlak adalah suatu keniscayaan untuk ummat islam ini, yang tidak dapat dihentikan oleh para pejuang kebathilan. Ia telah meninggalkan buku-buku dan peninggalan-peninggalannya yang akan tetap abadi sepanjang sejarah, karena Sayyid Quthb telah menuliskannya dua kali, pertama dengan tinta ulama lalu dengan darah syuhada.

Referensi:
1. Hidayat, Nuim. 2005. Sayyid Quthb : Biografi dan Kejernihan Pemikirannya. Jakarta : Gema Insani Press.
2. Sayyid Quthb. 2009.
Ma'alim Fi Ath Thariq. Yogyakarta : 
Darul Uswah. 
3. Bahnasawi, Salim. 2003. Butir-butir Pemikiran Sayyid Quthb. 
Jakarta :
Darul Wafaa.

Posting Komentar untuk " Sang Syahid yang Melegenda"

close