Hari Raya, Takwa dan Solusi Wabah



Oleh: Nisa Andini Putri

Beberapa hari yang lalu, umat muslim didunia merayakan hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah dalam suasana pandemi Corona. Dikutip dari TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberi sambutan dalam acara Takbir Virtual Nasional dan Pesan Idul Fitri dari Masjid Istiqlal. Beliau mengingatkan umat muslim agar tetap dapat merayakan hari kemenangan dengan tetap berpegang pada protokol kesehatan. Idul Fitri kali ini kita rayakan dalam suasana pandemi.

Para pejabat Negara memberi ucapan selamat Idul Fitri dengan mendorong terwujudnya Takwa di tengah masyarakat. Kata taqwa memang banyak diucapkan saat bulan ramadhan, karena kita ketahui bahwa berpuasa mewujudkan insani yang bertaqwa. Presiden Jokowi menyampaikan bahwa dengan Takwa masyarakat akan disiplin mengikuti protokol penanganan wabah dan bisa saling menopang kebutuhan melalui Zakat dan Infak. Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan bahwa momen ini tentu harus dimanfaatkan umat muslim untuk memperkuat Iman dan Takwa. Beliau megatakan "Kalau beriman dan bertakwa pasti Allah turunkan kesuburan, kemakmuran, keamanan, keselamatan dan dihilangkan berbagai kesulitan. Itu adalah janji Allah di dalam Al-Quran," Wasiat takwa telah disampaikan oleh para pejabat Negara. kini publik sedang menanti agar terwujud tindakan berupa kebijakan yang selaras Takwa agar kalimat mulia itu tidak hanya menjadi teori belaka.

Dalam suasana pandemi Corona berdisiplin untuk mengikuti protokol penanganan wabah bukanlah wujud Takwa yang haqiqi. Namun Takwa tersebut akan terwujud jika menjakankan semua perintah Allah dan menjuhi larangannya. Artinya ketakwaan harus diwujudkan dalam segala aspek kehidupan. Takwa tidak hanya ada pada tatanan individu saja, namun harus ada dalam kehidupan masyarakat dan bernegara bahkan dalam hubungan luar negeri. 

Untuk mewujudkan ketakwaan yang haqiqi tentu perlu aturan dari negara dalam penerapkannya. Jika pemimpinnya bertakwa, tapi negaranya tidak berlandaskan akidah Islam, maka sia-sia. Begitu pula sebaliknya, tak cukup menggunakan negara berlandaskan akidah Islam tanpa pemimpin yang bertakwa. Meskipun aturannya benar, bisa saja ada penerapan yang diselewengkan.

Maka, ketakwaan negara hanya dapat dicapai jika pemimpinnya bertakwa dan aturan negara juga berdasarkan Aqidah Islam. Pemimpin yang bertakwa hanya akan menjalankan aturan sesuai dengan perintah Alquran dan As-Sunnah, ia akan melaksanakan dengan sungguh-sungguh, karena paham bahwa kepemimpinan yang ada dipundaknya adalah amanah yang kelak akan diminta pertanggung jawaban.
Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW wujud Takwa yang haqiqi dengan keberhasilan mendirikan negara Islam di Madinah. Negara inilah yang dapat mengubah peradaban Jahiliyyah menjadi peradaban yang unggul, bahkan mengalahkan Peradapan dua negara adidaya pada saat itu, Persia dan Romawi.

 Negara yang diwariskan beliau dilanjutkan oleh para khalifah setalah kepemimpinan beliau. Maka, pemimpin pada saat itu serta saat ini tinggal mengikuti contoh yang Rasulullah lakukan dan laksanakan. Dengan landasan mengurusi urusan umat, ia harus mengeluarkan kebijakan yang sesuai dengan hukum Syara’. Bukan sesuai takaran pemikiran manusia yang terkadang mengikuti hawa Nafsu belaka. Sebagaimana membuka perdagangan dan transportasi demi jalannya pertumbuhan ekonomi yang dilakukan pemimpin Negara saat ini. Saat ini sejak runtuhnya Khilahah Turki Ustmani pada 1924 kondisi umat Islam amat menyedihkan, bak kehilangan induk dan perisai.

Runtuhnya sistem Khilafah membuat negera Islam terpecah belah menjadi lebih dari 50 negara-bangsa oleh kafir penjajah. Mereka dijajah secara ideologis dan sistemik. Sebagian dari negara tersebut menerapkan sistem kerajaan kufur serta sistem demokrasi kufur. Semua rezimnya ada yang menjadi antek adidaya kapitalis dan komunis. Sehinnga masyarakat muslim yang minoritas di negara kafir terus-menerus ditindas secara fisik maupun secara pemikiran.

Oleh karena itu untuk mewujudkan ketakwaan yang haqiqi yaitu dengan mengembalikan Islam sebagai solusi kehidupan, hingga terwujudlah ketakwaan yang sempurna. Karena hanya Islamlah yang dapat menyelesaikan problematika individu, masyarakat, negara, bahkan dunia. Wallah’uallam. []

Posting Komentar untuk "Hari Raya, Takwa dan Solusi Wabah"