Partai Sekuler Mulai Ditinggalkan Rakyat



Oleh: Abu Mush'ab Al Fatih Bala (Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)

Partai sekuler alergi dengan agama. Menganggap agama biang kemunduran dan tak cocok diterapkan di negaranya.

Ketika berkuasa partai sekuler merasa menjadi pemenang tunggal dan kuat karena jauh dari agama. Akibatnya, berbagai kebijakan yang tak pro rakyat pun diundangkan.

Ketika salahsatu RUU diidentikkan dengan Komunisme, ramai-ramai partai sekuler terkejut dan kembali mendukung rakyat. Ternyata rakyat telah sadar bahwa mereka masih mencintai ajaran agamanya. 

Mereka tak rela komunis berkuasa dan mengganti agama dengan sikap anti Tuhan. Di sinilah masyarakat mulai belajar ternyata partai sekuler pun bisa diinfiltrasi oleh paham komunis.

Karena sekulernya, paham apa pun bisa masuk. Tak ada resistensi terhadap ideologi yang membahayakan.

Mudah terpapar komunisme dan juga rentan terhadap kapitalisme. Parpol sekuler akhirnya jadi kendaraan politik untuk kelompok kekuatan besar memuluskan UU anti rakyat.

Parpol sekuler tetap maju jika tak ada penolakan yang luas dari masyarakat. Ternyata ada kesan "test the water" untuk menguji seberapa peka dan penting agama bagi rakyat.

Agama adalah harga mati. Agama adalah musuh alami Kapitalisme dan Komunisme. Agama dalam bentuk ideologi adalah musuh yang mengerikan bagi parpol sekuler.

Parpol sekuler pun sadar ternyata Ulama dan ormas Islam masih didukung rakyat pada umumnya. Rakyat tak memihak parpol sekuler.

Parpol sekuler pun takut kehilangan suara dan takut dianggap pro komunis. Di sini lah harus nya parpol belajar bahwa sekulerisme bukan segala-galanya.

Sekularisme adalah pangkal hilangnya kepercayaan rakyat kepada parpol. Rakyat bahkan siap berjihad jika parpol sekuler tak berhenti menyuarakan RUU yang beraroma komunis.

Harusnya parpol sekuler sadar bahwa perubahan itu bukan lewat jalan sekularisme apalagi komunisme. Kekuasaan itu ada di tangan rakyat dan seharusnya kedaulatan itu ada di tangan Tuhan (baca: Allah SWT).

Rakyat mulai cerdas dalam memahami politik. Dan rakyat mulai mencintai politik yang berbasis Islam.

Jika parpol tetap sekuler jangan sesalkan rakyat bila mereka mengambil kepemimpinan dan menyerahkannya kepada Islam. Harusnya parpol sekuler belajar bagaimana menjadi partai yang pro rakyat.

Partai yang tak mudah tunduk akan kepentingan asing (baca:kapitalis). Partai yang memilih Islam sebagai sistem kepemiminannya. 

Sehingga parpol itu dapat memimpin rakyat dengan sistem  yang pro terhadap keadilan. Sehingga parpol bersama rakyat mampu memajukan negeri ke arah peradaban emas yang gilang gemilang. []

Bumi Allah SWT, 25 Juni 2020

Posting Komentar untuk "Partai Sekuler Mulai Ditinggalkan Rakyat"