Akankah Perusahaan Pro Kaum Pelangi Rontok karena Aksi Boikot?



Oleh: Ragil Rahayu, SE

Akibat mendukung L68T, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dikabarkan ambles 2,17%. Diberitakan oleh cnbcindonesia (25/6/2020), investor asing tercatat melakukan jual bersih Rp 47,34 miliar. Hal ini terjadi akibat unggahan di akun Instagram induk usahanya, @Unilever. Perusahaan yang berbasis di Belanda ini pada 19 Juni lalu resmi menyatakan diri berkomitmen mendukung gerakan Lesbian Gay Biseksual Transgender Queer (L68TQ+).

Pasca pengumuman, sontak netizen Indonesia menyerbu unggahan tersebut. Mereka menolak sikap Unilever dan aksi boikot pun diserukan. Bahkan muncul seruan mengganti kecap produk Unilever dengan kecap tradisional produksi lokal seperti kecap cap Laron, Sawi dan sebagainya. Tak hanya masyarakat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Ikatan Dai Indonesia (IKADI) juga menyerukan boikot terhadap produk perusahaan yang pro L68T. 

Beratnya Boikot
Aksi boikot tersebut merupakan hal yang positif karena menunjukkan keberpihakan umat Islam. Namun efektivitas aksi boikot patut menjadi renungan kita bersama. Ada beberapa kendala yang bisa mengancam efektivitas aksi boikot. 

Yang pertama, produk Unilever sangat banyak. Mulai dari sabun mandi, sabun cuci, sikat gigi, pasta gigi, sampo, pewangi pakaian, kecap, eskrim, dan masih banyak lagi. Namun ini bukanlah perkara besar bagi para emak militan. 

Para emak sudah terbiasa belanja di pasar, supermarket hingga toko online. Mudah saja mencari produk pengganti. Maka seruan ganti kecap akan merambat menjadi ajakan ganti sabun, ganti sikat, ganti sampo dan seterusnya. Itu semua mudah diatasi. 

Kendala yang kedua adalah jumlah pelaku boikot. Jika yang memboikot hanya sedikit, tentu aksi ini tidak akan efektif. Di sinilah jiwa netizen Indonesia terpanggil. Dengan jumlah penduduk yang besar, mayoritas muslim dan kebanyakan pengguna media sosial, aksi boikot bisa diviralkan. 

Kendala yang ketiga adalah dampak boikot terhadap karyawan Unilever di Indonesia. Nah, disini netizen mulai galau. Jika aksi boikot berhasil, pihak yang paling dirugikan adalah karyawan perusahaan yang notabene buruh alias wong cilik. 

Sementara pengusaha bisa saja hengkang dan mencari negara yang lebih terbuka. Karena Unilever adalah sebuah perusahaan global yang gurita bisnisnya ada di banyak negara. Jika dia gagal di satu negara, bisa pindah ke negara lain.

Sedangkan para karyawan tak punya banyak pilihan. Pandemi corona sudah menggerus dompet rakyat. Jika terjadi PHK oleh Unilever, ribuan karyawan kehilangan pekerjaan. Tak hanya mereka yang terdampak, keluarganya pun ikut menjerit pilu. Jika sudah terkait perut, urusannya jadi berat. 

Kendala keempat tak kalah berat. Unilever bukanlah satu-satunya perusahaan yang mendukung L68T. Laman huffingtonpost pada 2017 telah mengeluarkan daftar 200 perusahaan global yang terang-terangan mendukung L68T. Beberapa perusahaan tersebut sangat familiar dengan warga Indonesia. 

Perusahaan-perusahaan tersebut adalah : Apple Inc, Microsoft Corp, Google Inc, Coca-Cola.co, Walt Disney.co, Visa, Mastercard, Yahoo! Inc, Chevron Corp, Ford Motor co., Nike Inc, Motorola Inc, Mattel Inc, Hyatt Jotals Corp, Levi Strauss & Co, eBay Inc, Dell Inc, Symantec Corp dan Xerox Corp. 

Memboikot perusahaan-perusahaan tersebut bisa dikatakan tidak mungkin. Karena dominasi mereka yang luar biasa sehingga perusahaan seperti Google dan Microsoft seolah-olah menjadi pemain tunggal. Seruan ganti kecap mungkin mudah dilakukan. Namun ganti "mesin pencari" tentu tak semudah itu. Memang ada perusahaan lain yang menyediakan produk sejenis, tapi kurang populer. 

Lantas, mau dibawa kemana aksi boikot ini? Sudahlah tersandung urusan perut, terganjal lagi dengan dominasi perusahaan global. Bisa-bisa seruan boikot ini menguap seiring dengan waktu. Tahun depan, mungkin publik sudah lupa dengan aksi ini. Dan keadaan kembali normal. Produk Unilever tetap merajai pasar Indonesia. Dan kita tetap membelinya sambil (tanpa sadar) mendanai aktivitas keji yang dilarang dalam Al Qur'an. Astagfirullah... 

Boikotlah Secara Kaffah
Aksi boikot produk perusahaan pro L68T bisa efektif jika dilakukan dalam skala besar. Misalnya aksi dilakukan oleh miliaran orang. Siapakah miliaran orang tersebut? Mereka adalah umat Islam. Yakni semua umat Islam yang ada di dunia ini. Di Indonesia, China, India, Pakistan, Afrika, Eropa, Amerika dan Australia. Semua muslim harus ambil peran dalam aksi ini. 

Untuk bisa menggerakkan miliaran umat Islam ini tak bisa hanya mengandalkan pada militansi emak-emak dan ceriwisnya netizen. Butuh komando dari pemimpin politik yang menaungi seluruh negeri muslim. Dia adalah khalifah, sang pemimpin khilafah. Amirul mukminin akan menggerakkan seluruh potensi umat untuk menjadikan khilafah swasembada dalam semua perkara strategis. 

Para ahli teknik informatika juga didorong untuk membangun dan mengembangkan layanan semacam google, microsoft, yahoo dan sebagainya. Para pengusaha muslim didorong untuk memproduksi barang-barang yang dibutuhkan umat. Jika swasembada ini sudah terwujud, khilafah menyerukan boikot sebagai aksi global. Dampaknya akan signifikan. 

Perusahaan global tersebut akan sulit untuk pindah operasi ke negeri muslim lainnya. Karena semua negeri tersebut berada dalam satu kepemimpinan yakni khilafah. Tidak ada opsi lain bagi perusahaan selain mereka tunduk patuh pada regulasi yang ditetapkan khilafah.

Melihat fakta kekuatan perusahaan global pro L68T, maka yang kita butuhkan untuk merontokkan mereka bukan hanya aksi boikot individual. Yang kita butuhkan adalah aksi global boikot sistem kapitalisme yang menghalalkan L68T. 

L68T tumbuh subur dalam habitat kebebasan ala kapitalisme. Perusahaan global kompak mendukung kaum terlaknat ini karena pertimbangan keuntungan yang menjadi ciri khas kapitalisme. Ini berbeda dengan Islam yang mengajarkan keimanan dan ketaatan pada Allah SWT. 

Selama sistem kapitalisme masih mendominasi dunia, selama itu pula kaum "lagibuthek" ini didukung dan dipuja. Mari serukan aksi global boikot kapitalisme dan tegakkan Islam dalam negara Khilafah. Dengan ikhtiar ini, perusahaan pro L68T akan rontok, bukan hanya sahamnya, tapi eksistensinya. Jadi boikotlah secara kaffah, agar hasilnya juga kaffah. Wallahua'lam bishshawab (*)

Posting Komentar untuk "Akankah Perusahaan Pro Kaum Pelangi Rontok karena Aksi Boikot? "